Menerobos Malaysia, Tentara dan Polisi Indonesia Ditahan

**Gusnan**

Dua prajurit Satgas Pamtas batalion lintas udara 433/Julu Siri Kostrad menyusuri tapal batas saat berada pada sebuah rawa di hutan mangrove di desa Bambangan, Sebatik Barat, Nunukan, Kaltara, pada Desember lalu. (Antara/M Rusman)
Sebanyak 17 WNI, termasuk 14 polisi dan TNI, dan warga sipil ditahan oleh Malaysia.

Menurut pihak keamanan Malaysia, mereka ditahan dan sedang diselidiki setelah menerobos masuk ke sebuah pos polisi karena mengejar seseorang yang diduga menjadi pelaku pembunuhan di Pulau Sebatik.

Wakil Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia, Datuk Seri Noor Rashid Ibrahim mengatakan bahwa dua orang itu masuk ke Malaysia secara tidak sah dan tidak bertindak atas perintah otoritas Indonesia.

“Mereka berpangkat rendah dan dalam upaya mereka sendiri. Mereka tidak diperintahkan untuk membawa terduga kembali ke Indonesia atas perintah atasan mereka,” ujar Noor, dikutip dari media Malaysia, The Star.

“Kami tidak tahu apa motivasi mereka, namun kami yakin mereka tak punya niat jahat ketika masuk secara ilegal,” katanya, mengatakan bahwa terduga pembunuh yag dicari terlibat dalam pembunuhan tentara Indonesia.

Noor mengatakan WNI yang ditangkap, yang terdiri 10 polisi, empat tentara dan tiga warga sipil, kini sedang ditahan di bawah UU tentang imigrasi dan kepemilikan senjata.

“Mungkin mereka tak punya maksud jaha. Mereka mau membawa terduga (yang lari ke Malaysia) namun tak menggunakan jalur resmi. Mereka datang dengan senjata dan tanpa dokumen perjalanan. Berdasarkan hal itu, mereka melanggar undang-undang kita,” ujar Noor.

Menurut The Star, WNI yang ditaha itu melintasi perbatasan dengan menggunakan motor dan speedboat pada Jumat, pukul 14.45 waktu setempat.

Sebatik, pulau dengan area 452,2 km persegi, merupakan wilayah perbatasan antara provinsi Kalimantan Utara Sabah, Malaysia.

Dibebaskan

Menurut Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia, Hermono, 10 polisi dan empat tentara sudah dibebaskan pada Sabtu (14/3).

"Sepuluh polisi dan empat TNI sudah dibebaskan, namun satu orang terduga pelaku (yang dikejar) dan tiga warga sipil yang ikut serta dalam pengejaran polisi masih ditahan dan akan ditindak berdasar UU Imigrasi Malaysia. Ada kerja sama antar kepolisian, namun saat ditahan mungkin ada kurang koordinasi," ujar Hermono saat dihubungi CNN Indonesia pada Minggu (15/3

Terkait: