Kinerja Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Idham Azis dalam hal penegakan hukum di wilayah Sulteng terutama mengejar dan menangkap hidup atau mati kelompok teroris Daeng Koro alias Sabar Subagio dan Santoso alias Abu Wardah, benar-benar teruji. Belum setahun bertugas sebagai Kapolda Sulteng menggantikan Brigjen Ari Dono Sukmanto, mantan Direktur Tipikor Bareskrim Polri ini bisa membuktikan kinerjanya.
Tertembaknya Daeng Koro alias Sabar Subagio alias Abu Autad saat terlibat aksi baku tembak dengan aparat gabungan Polda Sulteng dan Densus 88 Jumat (3/4) di pegununungan Sakina Jaya Kecamatan Parigi Utara Kabupaten Parimo, merupakan suatu kegembiraan bagi aparat Polri. Sebab Daeng Koro dan Santoso adalah DPO yang merupakan target aparat untuk ditangkap hidup atau mati. Karena tindakan aksi teror telah banyak makan korban baik aparat Brimob maupun masyarakat di wilayah Poso Pesisir maupun di wilayah Kabupaten Poso.
Brigjen Idham Aziz yakin, 99,9 persen korban yang tertembak adalah Daeng Koro alias Sabar Subagio kelahiran Bantul D.I Yogyakarta tanggal 15 Januari 1963, meskipun tes DNA baru akan mendapatkan hasil pada hari Rabu (8/4) dari Laboratorium Forensik (Labfor) Polri.
Bahkan Wakapolri Komjen Badrodin Haiti Sabtu (4/4) malam tiba di Palu dengan menggunakan pesawat komersia. Calon tunggal Kapolri itu sengaja datang ke Palu hanya untuk memberikan apresiasi kinerja Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Idham Azis dalam memimpin tugas Operasi Camar Maleo di Poso. Selain itu juga kedatangan Komjen Badrodin Haiti untuk melihat secara langsung mayat pemimpin kelompok teroris Poso Daeng Koro, alias Sabar Subagio alias Abu Autad yang sudah cukup lama jadi target pengejaran aparat kepolisian.
"Selaku pimpinan Polri saya menyampaikan apresiasii yang setingginya atas kinerja aparat Densus 88 Anti Teror dan Kesatuan Brimob dipimpin Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polsi Idham Azis yang telah berhasil bekerja dengan baik menangkap hidup atau mati kelompok teroris Poso, Daeng Koro. Meskipun masih ada kelompok lain Santoso dengan anak buahnya yang akan terus kita kejar untuk menangkap hidup atau mati," kata Komjen Badrodin Haiti kepada wartawan di Torabelo Polda Sulteng dalam kunjungan ke Palu.
Meskipun demikian Brigjen Idham Azis belum merasa puas atas kinerjanya sebelum Santoso pemimpin kelompok teroris Poso dan pengikutnya tertangkap hidup atau mati. Menurutnya pengejaran terhadap kelompok teroris Poso Santoso Cs akan terus dilakukan tanpa mengenal waktu.
Kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Brigjen Idham Azis menyatakan bahwa hasil dari operasi Camar Maleo di Kabupaten Poso dengan tertembaknya Daeng Koro alias Sabar Subagio merupakan hasil kerja sama aparat gabungan Polda Sulteng dan Densus 88 Polri.
"Suatu kerja sama yang baik akan menghasilkan sesuatu yang jadi target dalam tugas dan kebetulan saya sebagai Kapolda Sulawesi Tengah yang memimpin langsung operasi ini," tandas Brigjen Idham Azis kepada redaksi Senin (6/4) melalui telepon selulernya.
[rus]