FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Halaman 1 dari 2
![]() Saat ini misalnya, berturut-turut dirinya harus menanggung banyak pengeluaran untuk biaya rumah sakit. Anak asuhnya yang baru berusia 11 bulan, lebih dulu dirawat karena cerebral palsy. Tak lama berselang, Joko sendiri tumbang karena Demam Berdarah Dengue (DBD) dan hepatitis. "Untuk hepatitisnya, BPJS cuma cover obat generik. Nah itu saya nggak mempan pakai generik," tutur Joko, ditemui di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara (YBKN) Al Hasyim, Jl Warung Silah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (21/4/2015). Baca juga: Kisah Sopir di Jakarta Merawat 27 Anak Yatim, Salah Satunya Cerebral Palsy Setelah beberapa hari dirawat di RS Marinir Cilandak, ia bisa pulang dan menjalani masa pemulihan di rumah. Namun saat itu juga, anak asuhnya yang lain yakni Farhana (8 bulan) juga masuk rumah sakit karena terserang DBD dan bronkopneumonia. Menurut Joko, seharusnya Farhana dirawat di PICU (Paediatric Intensive Care Unit). Dokter di RSIA Andhika Ciganjur menyarankan untuk dirawat di RS Hermina, tetapi Joko mengaku tidak sanggup menanggung biaya yang diperkirakan mencapai Rp 10 juta/hari. "Di sini (RS Marinir Cilandak) 4 hari, biayanya berapa belum dihitung. Kalau selama di RSIA Andhika kemarin 3 hari habis Rp 4.150.000," tutur Musyarofah (48) alias Tati, istri Joko yang menjaga Farhana di rumah sakit.Next Halaman 1 2 Next (up/vit) Terkait:
|
![]() |
|
|