Film Turis Romantis yang dibintangi Shaheer Sheikh dan Kirana Larasati angkat romansa dua insan beda bangsa.
Sosok aktor India,
Shaheer Sheikh dikenal sebagai pendekar rupawan Arjuna dalam serial Mahabharata yang jadi fenomena di TV Indonesia. Apa jadinya bila sang Arjuna mencari cinta di Indonesia? Mungkin film
Turis Romantis bisa memberikan gambaran lebih kurangnya. Film komedi romantis ini merupakan debut akting
Shaheer di layar lebar Indonesia, dan di sini dipasangkan dengan aktris
Kirana Larasati (
Claudia/Jasmine, serial
Azizah). Tak sembarangan, film ini turut diproduseri sineas populer Indonesia,
Hanung Bramantyo.
Turis Romantis berawal dari gadis tomboi asal Yogyakarta, Nabil (
Kirana Larasati) yang mengalami kesulitan ekonomi keluarga. Ayahnya berutang 100 juta rupiah pada rentenir keturunan India, Takur (
Mike Lucock), dan sekarang sedang koma karena jantungan setelah menang judi dan uangnya diserobot kawannya. Nabil pun mencari cara agar bisa membayar utang, dan karena itulah ia mengambil pekerjaan sebagai pemandu wisata, untuk grup tiga orang dari Dubai dan seorang dari India yang datang ke Yogyakarta. Sekalipun Nabil tak berpengalaman, ia sangat berharap mendapat tip besar dari grup ini, apalagi rombongan dari Dubai yang disebut-sebut raja minyak.
Sialnya, rombongan Dubai batal berangkat, sehingga Nabil harus menemani satu orang saja, yaitu fotografer asal India, Azan Khan
(Shaheer Sheikh), yang justru dianggap paling tidak punya duit. Mau tidak mau, Nabil harus menemani Azan berkeliling Yogyakarta, dan timbullah kedekatan antara Nabil dan Azan. Tetapi, di sisi lain, batas waktu pembayaran utang ayah Nabil makin menipis. Apakah kedatangan Azan dapat jadi malaikat penolong Nabil?

Film produksi Mahaka Pictures bersama Spectrum Film dan Dapur Film ini termasuk produksi yang cepat. Disebutkan bahwa syuting film ini memakan waktu 16 hari di Yogyakarya, ditambah beberapa waktu yang diperlukan untuk persiapan. Produser
Celerina Judisari sendiri tak mengelak bahwa film ini dibuat menyambut momentum Shaheer yang tengah digemari oleh masyarakat Indonesia,walau diakui bahwa pada perjalanannya Shaheer terbukti punya kemampuan untuk jadi bintang, sebuah modal yang baik dalam menghasilkan film ini. Celerina juga mengungkapkan bahwa sejak produksi berjalan, popularitas Shaheer memang tak terbendung.
"Pas syuting, membawa
Shaheer itu berbeda dengan biasanya saya membawa bintang film. Ini seperti konser. Masyarakat sekitar berkerumun. Bahkan ada satu sekolah yang libur, beserta guru-gurunya untuk melihat Shaheer syuting. Kita mau ambil angle-angle yang luas itu jadi susah, karena di situ pasti banyak kerumunan orang," ungkap produser
Celerina.
Turis Romantis juga menandai pertama kalinya sutradara berbasis di Yogyakarta, Senoaji Julius menggarap film panjang. Seno sebelumnya dikenal sebagai sutradara film-film pendek yang banyak masuk ajang festival dan penghargaan nasional. Salah satunya adalah film Gazebo yang pernah meraih penghargaan khusus juri film pendek di Festival Film Indonesia 2013. Karya Seno kebanyakan berhubungan dengan cerita untuk anak-anak, dan semangat itu tidak ditinggalkannya ketika menggarap
Turis Romantis.

"Dia punya visi, dan itu penting sebagai seorang sutradara. Setahu saya dia sering membuat film dengan anak-anak. Dia punya hati yang gembira, jadi ia mau membuat film yang demikian. Film yang kita buat selalu mencerminkan pembuatnya," puji
Shaheer tentang sang sutradara.
"Aku suka banget kita bisa berbagi, sharing dari awal sampai akhir dalam perjalanan nggak ditinggalin, kita sama-sama mencoba, terus memperbaiki," ujar
Seno tentang film panjang perdananya ini. "Sampai akhirnya, film ini kita lepas secara ikhlas ke penonton. Dan, kami berharap penonton bisa menikmatinya. Yang suka drama bisa nikmati dramanya, yang suka lucu-lucu bisa nikmati lucunya, yang suka
Shaheer bisa nikmati
Shaheer-nya, demikian yang suka Kirana bisa nikmati Kirana di sini," lanjutnya.