FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Mahalnya Mati di Jakarta
Lahan Pemakaman DKI Cukup Untuk 2 Tahun M. Rizal Maslan - detikNews ![]() Foto: Deden/Detikcom Jakarta - Jarangnya lahan pemakaman di Jakarta membuat para calo tega mematok harga jutaan rupiah untuk sebuah makam. Namun, Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemprov DKI Jakarta menjamin lahan pemakaman bagi warganya masih cukup sampai 2 tahun mendatang. "Satu sampai dua tahun ke depan, sebenarnya lahan pemakaman bagi warga DKI Jakarta masih cukup. Setiap bulannya ada 120 jenazah yang dimakamkan di seluruh TPU di Jakarta ini," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemprov DKI Jakarta, Ery Basworo, kepada detikcom di Jakarta, Jumat (8/1/2009). Keluhan warga Jakarta bukannya tanpa alasan. Di TPU Menteng Pulo misalnya, pemakaman harus dilakukan tumpang tindih dengan makam keluarga atau orang lain yang sudah kadaluarsa. Kondisi serupa terjadi di TPU Karet Bivak, Petamburan, Tanah Kusir, Rawamangun, Kampung Kandang, serta Jeruk Purut. Kesulitan lahan ini dimanfaatkan para calo kepada warga yang ingin menguburkan keluarganya. Lahan makam yang terbatas bisa dijual sampai Rp 18 juta. Namun Ery mengatakan Pemprov DKI tidak berdiam diri. Saat ini terdapat 520 hektar pemakaman di DKI Jakarta yang tersebar pada sekitar 100 Tempat Pemakaman Umum (TPU). Pemprov DKI pun sudah menambah 10 hektar pemakaman di Rorotan dan Cilincing, Jakarta Utara serta Pondok Rangon, Jakarta Timur. "Memang yang penuh itu ditutup. Tapi kita punya yang baru di Pondok Rangon, Kampung Kandang dan di Semper. Ini kita sudah siapkan semua," jelasnya. Diakui Ery, dari 520 hektar lahan pemakaman di DKR, 25 persennya merupakan lahan yang masih belum matang. "Belum matang, artinya belum diuruk. Ada lahan yang miring atau becek. Nah, itu kan perlu diratakan semuanya," ungkapnya. Sebenarnya, lanjut Ery, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya telah menargetkan luas pemakaman sekitar 720 hektar. "Tapi untuk apa kita beli lahan baru. Karena kita anggap masih ada tanah kita yang masih perlu dimatangkan itu," ujarnya lagi. (zal/fay) mari pun butuh duit... ![]() |
![]() |
|
|