Jakarta - Osteoarthritis atau kerusakan pada tulang rawan sendi merupakan penyakit degeneratif yang banyak terjadi pada usia di atas 40 tahun. Masalah ini muncul akibat menipisnya bantalan sendi.
"Semakin bertambahnya usia, bantalan sendi akan semakin menipis. Inilah yang kemudian menimbulkan rasa nyeri atau osteoarthritis," ujar dokter spesialis bedah orthopedi dari Siloam Hospital Kebon Jeruk Karina Besinga, di Jakarta, Rabu (20/5).
Osteoarthritis, menurutnya, memiliki empat tingkatan dengan gejala dan penanganan yang berbeda-beda. Karena itu sebelum dilakukan tindakan, dokter akan melakukan pemeriksaan radiologi untuk menentukan level dari osteoarthriris yang diderita.
Grate pertama atau disebut osteoarthritis ringan memiliki gejala berupa nyeri sendi ketika banyak melakukan kegiatan. Namun rasa nyeri itu biasanya akan hilang setelah berhenti melakukan kegiatan tersebut. Sementara pada grade dua, gejalanya juga sama namun dengan durasi nyeri sendi yang lebih lama.
"Pada grade satu dan dua, penanganannya berupa obat-obatan untuk mengatasi rasa nyeri dan juga latihan untuk memperkuat otot. Bila produksi pelumas di sendinya sudah berkurang, terkadang juga dibutuhkan suntikan pelumas pada sendi," ujar Karina.
Sementara itu pada grade tiga, nyeri pada sendi juga disertai kekakuan sendi. Tandanya bisa dikenali saat terdengar bunyi "krek" ketika menaiki tangga. Kemudian grade empat atau osteoarthritis berat, bentuk lutut sudah menyerupai huruf "o" atau "x". Pada kondisi terebut, lutut sudah tidak bisa lagi ditekuk.
"Osteoarthritis berat dapat diobati dengan operasi penggantian sendi. Setelas operasi, pasien akan merasakan kualitas hidup yang lebih baik," ujar tim dokter dari Hip, Knee, and Geriatric Trauma (HKGT) Orthopaedic Center di Siloam Hospitals Kebon Jeruk.