Presiden Joko Widodo (kedua kanan atas) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kanan atas), Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri atas), Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi (kedua kiri atas) dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna (ketiga kiri atas) berada di kendaraan taktis sebelum Apel Kebesaran di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, 16 April 2015 (Antara/M Agung Rajasa)
Jakarta -Panglima TNI Moeldoko meresmikan Komando Operasi Khusus Gabungan TNI (Koopssusgab) di lapangan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (9/8). Peresmian dihadiri Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, para Kepala Staf Angkatan dan para prajurit yang bergabung dalam Koopssusgab. Koopssusgab adalah prajurit pilihan TNI yang diambil dari pasukan khusus di tiap angkatan yaitu dari Koppasus (Angkatan Darat), Kopaskas (Angkatan Udara) dan Marinir (Angkatan Laut).
Sebelum meresmikan Koopssusgab, Moeldoko sempat meninjau latihan penanggulangan teror (latgultor) yang dilaksanakan satuan pasukan khusus (Satpassus) TNI, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. "Latihan tersebut mengambil tema satuan penanggulangan aksi terorisme untuk melumpuhkan dan menghancurkan kelompok teroris guna memelihara stabilitas keamanan di wilayah dalam rangka operasi militer selain perang," kata Moeldoko di lokasi.
Moeldoko mengatakan, tujuan latihan guna meningkatkan kemampuan dan keterampilam tim elite TNI di tiap matra seperti, sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satbravo 90 Korphaskas TNI AU. "Ketiganya tergabung dalam satuan pasukan khusus (Satpassus) TNI," kata Moeldoko.
Ia menjelaskan latihan melibatkan 478 personel, terdiri dari 180 Satpassus TNI dan 238 personel pendukung. Adapun alat utama sistem persenjataan (alutsista) yakni 12 helikopter, 12 unit kendaraan taktis, 15 kendaraan administrasi, 8 motor, 3
bomb trailer, 3 unit
ran explosive ordance dispoal (EOD), satu unit ran
nubika, 9 unit ambulance, 6 unit ran polisi, 9 unit ran damkar, dan satu unit bus sasaran.
"Urgensi latihan untuk mengantisipasi kemungkinan kontijensi aksi teror yang mengancam kepentingan bangsa serta meningkatkan kesiapsiagaan operasional dan menjawab permasalahan terkait aksi teror," ujarnya.
Untuk materi latihan, terdiri teknik dan taktik infiltrasi darat, laut, dan udara. Teknik menembak reaksi, teknik dan taktik pertempuran jarak dekat, perebutan cepat, hingga pembebasan tawanan.