FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (Suara Pembaruan/Deti Mega) Jakarta - Meski pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI 2017 masih dua tahun lagi, tapi suasana politik memperebutkan posisi Gubernur DKI Jakarta mulai menghangat. Untuk itu, Pusat Data Bersatu (PDB) melakukan survey telepolling atau wawancara melalui telepon mulai tanggal 26 Mei – 1 Juni 2015. Hasil survei yang dilakukan, terdapat tiga “pendekar” yang termasuk tokoh pemimpin dinilai mampu bersaing dalam Pemilukada DKI 2017. Ketiga pendekar tersebut adalah petahana Basuki Tjahaja Purnama, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Peneliti Senior PDB, Agus Herta mengatakan dari sisi popularitas dan akseptabilitas, terdapat 13 belas tokoh masyarakat yang masuk dalam survey. Rata-rata tokoh yang potensial mencalonkan dirinya menjadi Gubernur DKI pada Pemilukada DKI 2017 telah memiliki popularitas yang tinggi. Seperti Basuki, Fauzi Bowo, Tantowi Yahya, Abraham “Lulung” Lunggana, Rieke Diah Pitaloka, Tri Rismaharini, Ridwan Kamil, Najwa Shihab, Djarot Saiful Hidayat dan Anis Matta. “Kecuali Ganjar Pranowo, Bima Aria dan Sandiaga S Uno. Mereka kurang popular di mata masyarakat,” kata Agus dalam acara jumpa pers di Park Royale, Jakarta, Jumat (26/6). Namun, meski tingkat popularitas tinggi, lanjutnya, belum tentu, tokoh-tokoh pemimpin tersebut memiliki tingkat akseptabilitas yang tinggi. Seperti Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memiliki tingkat popularitas 83,9 persen lebih rendah dari Fauzi Bowo (Foke) yang tingkat popularitasnya mencapai 95 persen. Tetapi tingkat akseptabilitas Risma lebih tinggi dibandingkan Foke yang hanya mencapai 38,6 persen. Sedangkan Ridwan Kamil , memiliki tingkat popularitas 80,8 persen, kalah dengan tingkat popularitas Lulung yang mencapai 85,8 persen. Tetapi tingkat akseptabilitas Ridwan lebih tinggi yaitu 66,1 persen dibandingkan Lulung yang hanya mencapai 11,9 persen. Sementara, Basuki menduduki peringkat pertama dalam tingkat popularitas dan akseptabilitas, yakni 99,3 persen dan 77,5 persen. “Tidak semua tokoh yang popular disukai warga Jakarta. Tokoh popular saat ini adalah Basuki, diikuti Foke dan Tantowi Yahya. Tapi kalau peluang terpilih kembali ya Basuki, Risma dan Ridwan. Ini tiga pendekar yang siap merebut Kota Jakarta pada pemilukada DKI 2017,” ujarnya. Begitu juga bila dilihat dari tingkat elektabilitas, Agus mengungkapkan berdasarkan hasil survey, Basuki memiliki tingkat elektabilitas tertinggi mencapai 35,8 persen. Disusul oleh Risma sebesar 18,5 persen dan Ridwan Kamil 11,1 persen. “Sampai saat ini, hanya ada tiga tokoh yang layak bertarung di Pemilukada DKI 2017, yaitu Basuki, Risma dan Ridwan Kamil. Namun, Basuki masih menjadi tokoh yang memiliki tingkat elektabilitas paling tinggi. Belum ada tokoh yang sanggup mengalahkan Basuki,” jelasnya. Kendati demikian, meski saat ini posisi Basuki cukup kuat dengan tingkat elektabilitas mencapai 35,8 persen, bukan berarti mantan Bupati Belitung Timur ini berada di zona aman. Apalagi apabila dia memutuskan untuk maju sebagai petahana independen. “Memang tidak bisa dibilang zona aman, karena masih 35,8 persen. Tetapi angka ini sudah menjadi starting poin yang bagus. Hanya tinggal mengumpulkan 15 persen suara lagi untuk menang. Tidak harus terlalu bekerja keras seperti Risma atau Ridwan Kamil,” jelasnya. Survei dilakukan dengan metode wawancara dilakukan melalui telepon dari tanggal 26 Mei hingga 1 Juni 2015 di seluruh wilayah DKI Jakarta. Responden dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku telepon residensial yang diterbitkan PT Telkom. Jumlah sampel sebanyak 422 orang mewakili masyarakat pengguna telepon di DKI Jakarta. Margin of error lebih kurang 4,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. |
![]() |
|
|