Large Image Link (480 kB)
Ada juga yang menyebut Sunan Giri dengan Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, dan Joko Samudra.
Sunan Giri merupakan salah satu dari Wali Songo yang menyiarkan Islam di daerah Jawa Timur, tepatnya di daerah Gresik. Sunan Giri memiliki nama panggilan Raden Paku dan Raden 'Ainul Yaqin. Ada juga yang menyebut Sunan Giri dengan Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, dan Joko Samudra. Sunan Giri dilahirkan dari pasangan orangtua Maulana Ishaq dan dengan Dewi Sekardadu.
Dikutip
brilio.net dari buku Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas, Jumat (26/6), dalam Serat Centhini dikisahkan tentang Maulana Ishaq yang tertarik untuk mengunjungi Jawa Timur untuk menyebarkan Islam. Setelah bertemu dengan Sunan Ampel, sepupunya, ia disarankan untuk berdakwah di daerah Blambangan yang ketika itu sedang terkena wabah penyakit.
Wabah penyakit yang menyerang Blambangan ternyata juga mengenai putri Raja Blambangan, Dewi Sekardadu. Karena sayembara yang sudah dilakukan Raja Blambangan tak menemukan tabib yang bisa mengobati putrinya, Raja Blambangan meminta patihnya untuk menemui Resi Kandayana, seorang pertapa sakti. Resi inilah yang kemudian memberitahu keberadaan Maulana Ishaq yang diharapkan bisa mengobati sakit Dewi Sekardadu.
Maulana Ishaq mau mengobati asal Raja Blambangan, Prabu Menak Sembu dan keluarga mau masuk Islam jika berhasil. Setelah Dewi Sekardadu sembuh, akhirnya Prabu Menak Sembu memenuhi permintaan Maulana Ishaq untuk masuk Islam sekaligus menepati janjinya untuk menikahkan penyembuh Dewi Sekardadu dengan putrinya itu.
Rupanya Prabu Menak Sembu tak sepenuhnya masuk Islam. Ia iri dengan keberhasilan Maulana Ishaq mengislamkan banyak rakyatnya hingga ia berencana membunuh menantunya itu. Merasa jiwanya terancam, Maulana Ishaq memilih kembali ke Pasai. Sebelum berangkat ia berpesan kepada istrinya yang sedang mengandung 7 bulan untuk memberikan nama Raden Paku kepada anaknya kelak.
Setelah bayi itu lahir, kekesalan Prabu Menak Sembu dilampiaskan ke bayi tersebut dengan membuangnya ke laut dalam sebuah peti. Untung saja bayi tersebut ditemukan awak kapal dari Gresik yang kemudian menyerahkan bayi itu ke majikannya, Nyi Ageng Pinatih. Sejak saat itu, Raden Paku diberi nama Joko Samudra yang kemudian dititipkan ke Sunan Ampel untuk belajar agama di pesantrennya.