Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Sports > Moto GP

Moto GP Para pecinta MOTO GP berkumpul dan membicarakan hobbynya disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 2nd July 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Rossi vs Marquez, Badai Setelah Badai





Marc Marquez (kiri) dan Valentino Rossi. (MotoGP.com)


Bagian terakhir dari tiga tulisan.
Bentrok di chicane terakhir Sirkuit Assen antara Valentino Rossi dan Marc Marquez mungkin merupakan salah satu momen penentu kejuaraan dunia MotoGP 2015. Yang nyaris bisa dipastikan, peristiwa itu bisa menjadi titik balik hubungan dua pembalap tersebut.
Terlepas dari semua bantahan mereka bahwa hubungan pertemanan tidak terganggu, akan sulit dipercaya bahwa mereka akan tetap saling ramah jika pertempuran yang sama sengitnya seperti di Assen terus berlanjut.
Salah satu pembalap MotoGP yang saya jumpai waktu sarapan Minggu pagi mengatakan tidak ragu soal itu. "Well, itulah akhir hubungan indah mereka," ujarnya.
Retakan kecil dalam hubungan mereka yang terjadi sejak tabrakan di Argentina telah meluas menjadi lubang menganga dalam jumpa pers pasca balapan yang panas di Assen.
Minimal yang bisa dikatakan, jumpa pers itu tegang dan canggung, dan suasana hanya bisa cair oleh guyonan yang dilontarkan juara tiga Jorge Lorenzo, orang yang tahu persis apa jadinya kalau Anda beradu mulut dengan Rossi.
Selama bertahun-tahun, kelihatannya telah terjalin hubungan spesial antara Rossi dan Marquez.
Marquez tumbuh dengan mengidolakan Rossi sebegitu hebatnya sampai kamar tidur dia bisa dibilang mirip kuil pemujaan atas pembalap Italia itu. Ketika Marquez mulai mengamuk di kelas 125cc dan Moto2, dia muncul sebagai calon pengganti alami Rossi untuk menjadi tokoh poster MotoGP.
Rossi bahkan mengamini hal itu dengan berulangkali bicara tentang kekagumannya atas Marquez sebagai pembalap yang kencang, tidak kompromi dalam pertempuran dan mentalnya "anti peluru" ketika situasi sedang sulit.
Ketika Marquez pertama kali terjun di MotoGP, fakta bahwa mereka sekarang bersaing langsung hanya makin meningkatkan rasa saling hormat di antara mereka.
Saat bersama di trek, Rossi bisa melihat dari jarak dekat bakat luar biasa yang dimiliki Marquez. Sementara Marquez terdorong oleh motivasi, ambisi dan kecepatan Rossi yang membuatnya tetap bertahan di papan atas selama dua dekade.
Namun dinamika hubungan Rossi dan Marquez berubah secara dramatis musim 2015 ini.
Saat Marquez secara perkasa menjadi juara dunia dua kali secara beruntun musim 2013 dan 2014, Rossi tak pernah muncul sebagai saingan serius baginya.
Marquez selalu lebih unggul, dan dua kemenangan Rossi musim lalu di Misano (Italia) dan Phillip Island (Australia) terjadi dalam balapan di mana Marquez jatuh.
Namun saat mereka bertarung head-to-head musim 2015, Rossi adalah orang yang menyebabkan kekalahan Marquez di Argentina dan Assen.
Dan jumpa pers di Assen memberi petunjuk bagaimana hubungan di antara mereka tidak akan pernah sama lagi. Paling tidak, ketika mereka berada di jalur aspal yang sama.
Dalam jumpa pers itu ada senyum yang dipaksakan, beberapa tatapan sekilas dan lebih dari satu kalimat menohok.
Apakah ini awal dari akhir hubungan mereka? Hal inilah yang dirasakan mereka yang hadir dalam jumpa pers itu. Tentu sikap saling menghormati akan tetap ada di antara mereka. Namun, Anda tak harus menyukai orang yang Anda hormati.
Dan kalau Anda melawan Rossi, silakan risiko tanggung sendiri. Semua orang yang mengancam untuk menutup jalannya menuju sukses di masa lalu telah berakhir sebagai tokoh antagonis. Tanya saja Max Biaggi, Sete Gibernau, Marco Melandri, Casey Stoner dan Lorenzo.
Rossi mungkin merasa lega karena Marquez masih terpaut 74 poin di klasemen.
Dia tahu betapa jengkelnya Marquez soal insiden di Assen itu. Ini seperti membangunkan singa tidur dengan gebukan tongkat besar. Dan sekarang dipersenjatai dengan Honda RC213V yang kini membuatnya sangat percaya diri dan nyaman, Marquez akan berusaha membalas dengan telak.
Emosi meningkat tinggi segera setelah balapan di Assen, dan beberapa komentar Marquez membuat marah bukan hanya fans Rossi, tapi juga kelompok netral.
Baca juga: Belajar Motocross dari Rossi, Sindir Marquez
Bagi banyak orang, Marquez bukan jenis orang yang bisa legowo menerima kekalahan. Namun kita bicara tentang pembalap yang punya slogan "juara kedua adalah pecundang pertama."
Kalau bicara tentang supremasi di trek balap, Marquez adalah orang yang mampu menang mudah atas Rossi.
Namun kalau bicara soal pertempuran di luar trek, saya khawatir hanya akan ada satu pemenang saja.
Bagian I: Rossi vs Marquez, Tenang Sebelum Badai
Bagian II: Rossi vs Marquez, Badai Datang
Catatan redaksi: Matthew Birt adalah kolumnis MotoGP.com yang telah berpengalaman meliput grand prix selama 19 tahun.
Heru Andriyanto/HA

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 08:20 AM.


no new posts