Kontras: Pengadilan Harus Transparan Ungkap Kasus JIS

**Gusnan**

Koordinator Kontras Haris Azhar. (Antara)

Jakarta- Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) meminta Pengadilan Tinggi (PT) lebih berhati-hati dalam memutuskan kasus dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan terjadi di Jakarta Intercultural School (JIS).
Dalam menuntaskan kasus tersebut, Pengadilan Tinggi juga harus setransparan mungkin karena putusan terhadap guru JIS di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan diduga penuh rekayasa.
"Pengadilan yang fair, transparan dan mendasarkan pada bukti-bukti yang kuat sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa kepastian hukum di negeri ini masih ada," kata Koordinator Kontras, Haris Azhar, Selasa (11/8).
Dirinya menilai, independensi pengadilan Indonesia sudah dipertanyakan selama memproses kasus JIS. Semua sebagai akibat dari perhatian yang cukup luas dari masyarakat.
Apalagi belakangan, putusan pengadilan di Singapura dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memenangkan JIS terhadap para ibu pelapor kasus kekerasan seksual menjadi bukti banyaknya kejanggalan.
"Padahal obyek perkara yang menjadi dasar gugatan sama, yaitu dugaan tindak kekerasan terhadap MAK dan AL dengan pihak tertuduh petugas kebersihan serta dua guru JIS, Neil Bantleman dan Ferdinant Tjiong," ucap Haris.
Menurutnya, munculnya fakta-fakta baru terkait kasus JIS harus menjadi pertimbangan dan pengadilan harus mendalami fakta tersebut untuk mengungkap kebenaran yang sesungguhnya dari kasus ini.
"Jangan sampai seseorang dihukum oleh perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan. Kasus seperti JIS ini sudah banyak sekali dan harusnya menjadi pelajaran penting bagi penegak hukum kita, kami apresiasi putusan tersebut," katanya.
Sebelumnya, kuasa hukum JIS dalam perkara perdata Harry Ponto bersyukur atas putusan pengadilan yang memenangkan JIS. Keputusan tersebut dapat menjadi titik cerah bagi perjuangan dalam mengungkapkan kebenaran.
"Kami melihat majelis hakim telah mengambil keputusan yang objektif dan melalui pertimbangan yang matang berdasarkan bukti-bukti yang terungkap di persidangan," kata Harry.
Dikatakan, keputusan majelis hakim yang menolak seluruh gugatan ibu TPW ini semakin membuktikan dan mempertegas bahwa kasus JIS sangat lemah dan tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat.
"Keputusan ini tentunya akan menjadi kabar yang sangat baik bagi JIS, kedua gurunya, Neil dan Ferdi serta para pekerja kebersihan dalam upaya mereka mendapatkan keadilannya. Sejak awal mereka telah menjadi korban opini publik," ucapnya.

Yeremia Sukoyo/PCN

Terkait: