Dok. Getty Images
Jakarta - Menangis, marah, depresi telah menjadi gambaran klasik bagi wanita yang mengalami patah hati. Para peneliti pun sependapat bahwa wanita akan lebih emosional daripa pria ketika putus cinta, namun kabar baiknya mereka lebih cepat untuk move on.
Berbeda dengan para pria yang yang langsung saja bisa berdamai dengan kondisinya yang kembali sendiri. Meskipun terlihat tenang dari luar, namun terkadang situasi tersebut membuat mereka memendam kemarahan dalam jangka waktu yang sangat lama bahkan bertahun-tahun.
Peneliti dari Amerika menambahkan, para wanita akan merasa lebih kehilangan ketika ia bersama seseorang yang salah--apalagi jika si wanita sudah bermimpi untuk memiliki keluarga bersama pria tersebut. Meski begitu, mereka bisa menyembuhkan patah hati lebih baik dan lebih terbuka dengan yang mereka rasakan.
Para peneliti itu telah melakukan survei kepada 5.705 orang di 96 negara, termasuk Inggris. Mereka meminta para responden untuk menilai dengan rasio satu sampai sepuluh, seberapa besar mereka merasakan sakitnya patah hati. Angka 0 untuk tak merasakan efek apapun dan 10 digambarkan dengan kata 'tak tertahankan'.
Para wanita rata-rata memasang nilai 6,84 ketika membahas tentang penderitaan secara emosional, sedangkan pria 6,58. Mereka juga merasa menderita secara fisik dengan rata-rata 4,21 dibanding laki-laki yang berjumlah 3,75.
Di luar itu, kaum wanita dilaporkan lebih banyak yang merasa tertekan, marah, cemas, takut dan hilang fokus dibanding pria. Wanita lebih cenderung panik, menderita insomnia atau sulit tidur dan membuat makanan sebagai zona nyamannya; yang pada akhirnya memicu berat badan lebih besar jika dibandingkan dengan pria.
Craig Morris, seorang profesor antropologi di Binghamton University di New York dan penulis utama studi tersebut, mengatakan jika wanita mengatasi masalah mereka dengan mengandalkan dukungan dari jaringan sosial mereka. Sedangkan pria menuangkan emosi dengan cara merusak diri sendiri.