FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Wakil Presiden Jusuf Kalla (Antara/Akbar Nugroho Gumay) Jakarta - Situasi yang kembali memanas antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) belakangan ini, tidak menyurutkan niat Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) untuk terbang ke Korea Selatan (Korsel). JK dijadwalkan terbang ke Korsel, pada Selasa (25/8) malam ini, untuk menghadiri konferensi perdamaian internasional yang digelar di negeri gingseng tersebut. "Saya diminta bicara di pembukaan konferensi perdamaian internasinal yang diatur oleh lembaga dewan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (25/8). Menurut JK, negara-negara internasional ingin mendengarkan pengalaman Indonesia sebagai negara yang sangat majemuk dalam menjaga perdamaian. Sehingga, mengundang dirinya untuk berbagi pengalaman. Selain itu, dalam kesempatannya ke Korsel, JK juga akan menyempatkan bertemu dengan sejumlah pengusaha dan masyarakat Indonesia di sana. Pada bulan Juli lalu, Sekretaris Jenderal Federasi Perdamaian Universal New York, Taj Hamad, memang menemui JK di kantor Wapres, Jakarta. Kedatangan yang bersangkutan bertujuan mengundang JK untuk menghadiri konferensi perdamaian dan keamanan yang akan digelar di Korea pada 27-31 Agustus 2015. Disamping JK, Hamad mengatakan sejumlah tokoh internasional akan turut hadir, termasuk Presiden Nigeria Goodluck Jonathan. Situasi Korea Utara (Korut) dan Korsel sendiri memang diberitakan memanas belakangan ini. Jual-beli tembakan tak terelakan antar keduanya, pada Kamis (20/8) pekan lalu. Bahkan, konflik yang dipicu pengeras suara ini membuat pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un mendeklarasikan situasi keadaan perang. Apabila sampai Sabtu (22/8) sore, Korsel tidak membongkar pengeras suara yang dituding menebarkan propaganda anti Pyongyang selama 11 tahun. Namun, Korsel justru menanggapi dingin ancaman Korut tersebut, dengan juga mempersiapkan para tentaranya untuk berperang. Tetapi, pada akhirnya kedua negara memutuskan melakukan pembicaraan tingkat tinggi sebelum batas ancaman Korut berakhir, pada Sabtu (22/8). Meskipun, pembicaraan tertutup di desa perbatasan Panmunjom yang merupakan lokasi disepakatinya gencatan senjata pada tahun 1953 lalu, tidak mencapai kesepakatan hingga Minggu (23/8) dini hari. Upaya damai tetap ditempuh, dengan melakukan lanjutan pembicaraan yang dimulai pada Minggu (23/8) sore waktu setempat. Situasi antara Korut dan Korsel kerap memang memanas, pasca keduanya memutuskan melakukan gencatan senjata untuk menyudahi sementara pertempuran periode 1950-1953. |
![]() |
|
|