FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Film & Musik Diskusi dan review mengenai film televisi atau film bioskop yang terbaru ada disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Iran baru saja membuat film paling mahal di negaranya dengan judul Muhammad: The Messenger of God. Diberitakan Bussiness Insider, film yang menceritakan masa kecil Nabi Muhammad itu mendapatkan banyak sanjungan dari penontonnya saat dirilis secara nasional pada hari Kamis, 30 Agustus 2015 lalu. Namun masalahnya, ada golongan yang melarang pemutaran film tersebut di Iran. Disutradarai oleh nomine Oscar Majid Majidi, film berdurasi 171 menit itu telah diproduksi dengan anggaran yang menakjubkan, yakni sebesar 40 juta. Tak main-main, film yang disponsori oleh negara itu ternyata juga membutuhkan waktu lebih dari 7 tahun untuk menyelesaikannya. Majidi mengatakan tujuan karyanya ini adalah untuk merebut kembali citra Islam yang telah terdistorsi. "Sayangnya saat ini kesan Islam adalah agama yang radikal, fanatik dan kekerasan," katanya saat premier film Muhammad: The Messenger of God di Montreal. "Tindakan barbar dari terorisme yang dilakukan oleh kelompok teroris berkedok Islam itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Islam. Islam adalah agama damai, persahabatan dan cinta, dan saya mencoba untuk menunjukkan ini dalam film," katanya, mengungkit tentang ISIS dan konflik di Irak. Muhammad: The Messenger of God mengambil setting Arab Saudi pada 1.400 tahun yang lalu dan menawarkan kisah kehidupan masa kecil nabi Mohammad dari lahir hingga remaja. Dalam salah satu adegan, terlihat pasukan suku gajah mnyerang kota suci Mekah namun kemudian dihancurkan oleh sekawanan burung gagak yang melemparkan batu. Adegan lainnya, diceritakan seorang anak yang mampu menyembuhkan pengasuhnya dengan sentuhan tangannya. "Itu sangat menggetar jiwa kami," kata Mahsa Rasoulzadeh, 40, yang ditemani ibu dan putrinya menonton film Muhammad: The Messenger of God di Kourosh Cinema di barat Teheran. Saat dibuka di Teheran, film tersebut memang mendapatkan antusias yang tinggi dari penonton. Hari pertama pembukaan, tiket terjual habis bahkan harus dipasok ulang untuk jadwal penayangan tengah malam. Abolfazl Fatehi, 21, yang datang untuk menonton film tersebut dengan tujuh anggota keluarganya ikut berkomentar usai menonton film tersebut. "Saya pikir film ini bisa menjadi titik awal dari penelitian bagi mereka yang tidak tahu Islam," katanya. Komentar positif juga dilontarkan oleh Mehdi Azar, seorang pekerja 25 tahun. Ia mengatakan "itu film yang panjang dan cukup menarik untuk menarik penonton. Itu sangat menarik secara visual." Film tersebut dibidani oleh orang-orang yang telah mumpuni di bidangnya. Selain Majid Majidi yang pernah masuk nominasi Oscar, film ini juga menggandeng pemegang 3 piala Oscar untuk sinematografer terbaik, Vittorio Storaro. Film ini merupakan film kedua tentang nabi Muhammad. Yang pertama, "The Message", dibuat pada tahun 1976 oleh sineas Suriah-Amerika, Moustapha Akkad. Empat puluh tahun setelahnya, barulah Muhammad: Messenger of God lahir di dunia perfilmandengan biaya sekitar 20 kali lebih tinggi dari biaya produksi film-film Iran lain. Majidi menaruh harapan yang tinggi pada karya terbarunya itu. Film itu diprediksi mampu memecahkan rekor box office domestik, namun kelompok Sunni melarang penayangan film tersebut di Iran. "Masalahnya sudah jelas. Syariah melarang mewujdkan Nabi," ujar Profesor Abdel Fattah Alawari, dekan Fakultas Teologi Islam di Al-Azhar. "Masalahnya sudah jelas. Syariah melarang mewujdkan Nabi," ujar Profesor Abdel Fattah Alawari, dekan Fakultas Teologi Islam di Al-Azhar. Hal itu juga berkaitan dengan kehidupan sang aktor yang memerankan Muhammad. Dikhawatirkan, sang aktor ternyata adalah pemabuk atau pemain perempuan. Mengutip Reuters, wajah Nabi Muhammad sama sekali tidak diperlihatkan dalam film itu. Sekali waktu Nabi Muhammad hanya diperlihatkan sebatas bayangan. Adegan lain, kamera digunakan sebagai pengganti pandangan Nabi Muhammad. |
![]() |
|
|