Menurut penelitian, ponsel Android ternyata gemar melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi sehingga memboroskan baterai. Apa tepatnya?

Ilustrasi.
Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS mengungkap bahwa ternyata selama ini perangkat Android banyak mengirim data yang sebenarnya tidak penting.
Koneksi data yang terjadi di
background ini juga disinyalir menjadi biang keladi mengapa baterai perangkat Android cepat sekali habisnya.
Para peneliti di MIT menyimpulkan bahwa data yang dikirim dan diterima secara sembunyi-sembunyi oleh sekitar 500 aplikasi populer di Android ternyata bukan data penting dan tidak ada hubungannya dengan fungsionalitas.
Sebagai contoh, aplikasi toko Walmart akan berkomunikasi dengan eBay manakala pengguna memindai suatu barcode produk tertentu. Tidak ada efeknya bagi pengguna jika koneksi antara aplikasi Walmart dengan eBay tadi terputus.
Dari 47 aplikasi yang dimodifikasi oleh peneliti MIT untuk membuktikan teorinya, 30 di antaranya berjalan normal. Sementara sisanya hanya mengalami kendala minor, seperti iklan yang tidak muncul.
Namun dikutip
Nextren dari
Engadget, Senin (23/11/2015), semua data yang dikirim oleh Android tidak semuanya merugikan, atau kendala tersebut hanya terjadi pada jenis
smartphone Android tertentu.
Separuh dari data yang dikirim secara sembunyi-sembunyi itu adalah data terkait analitik, seperti
crash dan laporan performa perangkat ke
server Android, yang juga terjadi di platform iOS.
Contoh lain, beberapa data juga dibutuhkan agar aplikasi berjalan efektif, seperti menyimpan konten sehingga aplikasi tetap berjalan saat koneksi sedang
offline.
Jika banyak pengembang yang membuat aplikasinya sering mengirim data yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan sistem, maka besar kemungkinannya data pengguna berisiko tersebar.