FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Peta konflik dunia di masa depan akan mengalami pergeseran seiring dengan habisnya sumber energi fosil. Konflik yang terjadi di dunia lebih disebabkan oleh masalah yang berlatar belakang penguasaan energi. "Lebih dari 70 persen konflik di dunia berlatar belakang energi," kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Hotel Four Point Sheraton Makassar, Sulawesi Selatan. Menurutnya, peningkatan konsumsi energi pada kurun waktu 2007-2009 telah memicu kenaikan harga pangan dunia hingga 75 persen. "Diprediksi, seiring dengan habisnya sumber energi fosil, konflik yang terjadi akan bermotif penguasaan sumber pangan, air bersih dan energi hayati yang semuanya berada satu lokasi yaitu di daerah ekuator," ujar Gatot. Sementara itu, ujar Gatot, di belahan bumi ini, ada tiga kawasan ekuator yaitu Indonesia, Afrika Tengah dan Amerika Latin. Kawasan ini mempunyai kesuburan sepanjang tahun, sehingga bisa digunakan bercocok tanam sepanjang tahun. Dihadapkan pada kondisi geografis Indonesia yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun dan kekayaan alamnya, maka Indonesia merupakan sumber energi, sumber pangan dan sumber air bersih yang akan menjadi incaran kepentingan nasional negara-negara asing di masa depan. Kata Gatot, di masa yang akan datang bangsa Indonesia juga menghadapi tantangan berat, yaitu membludaknya jumlah penduduk dunia. "Dengan semakin membludaknya jumlah pertumbuhan penduduk dan habisnya cadangan energi minyak bumi pada tahun 2043, maka akan menyebabkan krisis pangan dunia," ujarnya. Banyak cara akan dilakukan negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia, salah satu cara yaitu dengan membuat Proxy War. Saat ini, Proxy War mulai terasa dan sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. "Caranya dengan menguasai media di Indonesia dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan," katanya. "Semua ingin menguasai Indonesia. Apakah 28 tahun lagi, pada 2043, anak dan cucu kita bisa hidup layak? Kalau kita tidak bangkit dan bela negara, maka kita tak bisa selamatkan anak cucu kita," ungkapnya. Oleh karena itu, dia mengimbau agar Indonesia ke depan tidak mudah diadu domba akibat Proxy War. "Jadi sebenarnya untuk mengatasi masalah Proxy War bangsa Indonesia sudah memiliki semuanya, yakni dengan Pancasila dan semangat gotong royong," kata dia. Terkait:
|
![]() |
|
|