FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lifestyle Diskusi mengenai gaya hidup, quality time, tempat dan spot yang sedang booming semua di dalam sini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Yang patut diketahui, digarisbawahi, atau dicamkan, sebelum kamu berhubungan seks dengan seseorang, alangkah baiknya ada persetujuan dari kedua belah pihak. Ini menyangkut hak asasi seorang manusia. Bila kamu manusia yang hendak menyalurkan hasrat kepada manusia lainnya maka hargailah dia sebagai manusia. Bahkan jika kamu membayarnya agar mau berhubungan denganmu haruslah ada persetujuan terlebih dahulu, kesepakatan atau izin. Kalo enggak bisa-bisa kamu berhadapan dengan pasal perkosaan. Kenapa ini jadi sesuatu yang penting? Berikut sejumlah faktor penyebab. 1. Biar Sama-sama Enak ![]() Kamu enak, dia pun Kamu tentu menginginkan hubungan seks yang pantas dan senonoh, bukan? Dianya enak, kamu pun. Dua-duanya sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Gak ada paksaan dan tekanan jelas lebih baik ketimbang memaksa. Kamu pun bakal lebih ngerasa dihargai jika ada izin dari dia. Cara aman buat memastikan ya tinggal nanya dan persetujuan itu keluar dari mulutnya. Jangan karena kelihatannya dia udah enak kamu main lanjut aja. Sekedar "Kamu yakin?" atau "Lanjut gak nih?" bisa jadi alternatif untuk bersepakat. Kamu juga bisa merhatiin gestur tubuhnya, apakah dia menikmati atau enggak. Dia ngerespon atau enggak. Tangannya terkesan melindungi tubuhnya atau enggak. Apakah dia meluk kamu atau malah ngedorong kamu, menjauh dari kamu. Kalo kamu ngerasa ada yang salah dengannya, dia gak nyaman, gestur tubuhnya nunjukin dirinya seperti gak suka berhubungan dengan kamu, maka sebaiknya jangan dilanjutin. Obrolin dululah biar jelas. 2. Karena Itu adalah Badan Dia ![]() Hak empunya Kamu menikmati tubuh yang adalah milik yang bersangkutan. Itu bukan kepunyaanmu. Ada alasannya kenapa perbudakan dihapuskan. Masing-masing tubuh adalah hak dan tanggung jawab empunya. Maka minta persetujuan dulu sebelum menikmati. 3. Aman dari Masalah Hukum ![]() Mending bijak Bilanglah kamu berhubungan seks dengan seseorang yang udah mabok. Mungkin pas masih sadar dia emang mau ngelakuin itu sama kamu. Eh tapi pas mabok mulutnya doi malah ngelantur. Kamu nanya lagi ke dia apa masih mau berhubungan, jawabannya udah ngasal, ngambang abis. Di sinilah kebijaksanaan kamu sebagai manusia diuji. Kalo kamu cuma ngikuti hasrat dan 'adik' kamu yang udah keras, maka kamu bakal ngelakuin persetubuhan yang gak hakiki tersebut. Tapi harus terima konsekuensi pula jika pas udah sadar nanti dia ngerasa kamu memerkosa dia karena dia ngerasa gak setuju berhubungan dengan kamu. Ribet kan jadinya. Bisa panjang urusannya. Walau kemudian kamu bilangnya gak merkosa, tapi kamu gak akan semudah itu lolos dari jeratan hukum. Udahlah, daripada kenapa-kenapa mending berpikir jernih dulu sebelum melakukan. 4. Emang Udah Seharusnya ![]() Sebagai manusia berakhlak Sesuatu yang ideal itu mungkin seringnya cuma dalam pikiran aja. Mungkin sulit banget mewujudkannya. Tapi kita manusia yang diberi akal pikiran untuk setidaknya mendekati keadaan ideal tersebut. Kita hidup pada masa kemajuan zaman. Teknologi berkembang gila-gilaan. Demikian pula dengan pola pikir. Kita bukan jenis manusia terkungkung yang dikendalikan dan diperbudak oleh seorang diktator. Bukan manusia yang cuma punya sebuah saluran informasi. Mungkin menghakimi lebih gampang daripada memahami. Tapi ciri manusia berpikiran terbuka adalah mau mencoba mengerti sesuatu yang mungkin ditolaknya sama sekali. Masing-masing individu diberi kebebasan untuk menyuarakan haknya. Tiap-tiap orang pun diberi kebebasan untuk memilih dan menerima berhubungan seks dengan siapa. Itulah tanda manusia yang bukan lagi hidup dalam budaya purba. Jadi, persetujuan penting karena emang udah seharusnya. Kamu punya pandangan soal ini? Sejauh mana kamu melihat pentingnya persetujuan dalam berhubungan seks? Langsung aja yuk tambahin di kolom komentar. |
![]() |
|
|