Seorang tentara Belgia bicara dengan polisi di Brussels, 22 Maret 2016. (AFP)
Roma - Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menyerukan dibentuknya "pakta kebebasan dan keamanan Eropa", serta investasi pada "pertahanan bersama dan proyek keamanan" di seluruh Eropa sehingga badan-badan intelijen bisa bekerjasama dengan lebih baik, Selasa (22/3) waktu setempat, menyusul terjadinya serangan bom di Brussels, Belgia.
Tiga warga Italia mengalami luka ringan dalam serangan itu, menurut Duta Besar Italia untuk Belgia, Vincenzo Grassi.
Dalam jumpa pers di Roma, Renzi mengecam serangan pada warga sipil yang tengah melakukan aktivitas rutin.
“Anda tidak bisa melupakan makna simbolis dari serangan-serangan itu -- hanya beberapa ratus meter dari institusi-institusi Eropa,” kata Renzi.
“Mereka menyerang Brussels, dan juga ibukota Eropa.”
Renzi menawarkan bantuan keahlian intelijen dan keamanan Italia yang telah dibangun bertahun-tahun saat negara itu memerangi mafia dan organisasi-organisasi kriminal lainnya, termasuk kelompok ekstremis seperti Brigade Merah.
Italia memperketat keamanan Selasa, khususnya di wilayah-wilayah penting termasuk Bandara Fiumicino di Roma dan stasiun-stasiun kereta api. Sejak serangan di Paris 13 November, polisi dan tentara bersenjata rutin melakukan patroli di kota-kota besar Italia.
Selasa malam waktu setempat, balaikota Roma dan Air Mancur Trevi Fountain diberi warna bendera Belgia -- hitam, kuning dan merah -- sebagai bentuk solidaritas.