Paruru menjelaskan bahwa era ke-Rasulan Nabi Muhammad dan sejumlah Rasul sebelumnya, sudah berakhir sejak tahun 2000. Tepatnya setelah ia mendapat mandat untuk menyiarkan kepercayaanya kepada umat manusia.
Selain itu, Paruru juga mengatakan bahwa dalam kepercayaanya, salat yang awalnya lima waktu, cukup diganti dua kali saja dalam sehari semalam, termasuk cara dan bahasa yang digunakan dalam salat.
Pada kesempatan tersebut, Paruru dengan santainya memperaktekkan cara ia sembahyang.
"Cukup kedua lengan telapak tangan dipertemukan (seperti gaya bersemedi), kemudian sujud tiga kali, dengan membaca doa dalam bahasa lontara," jelasnya.
Tak ayal, sejumlah reaksi sejumlah masyarakat bermunculan saat ia menjelaskan cara ibadahnya. Beberapa warga beristigfar. (*)
Tribun Timur: Ini Dia, Inti Agama Paruru dan Cara Salatnya