Polisi Prancis melakukan pemeriksaan dan pengamanan setelah sebuah truk menabrak kerumunan orang di Nice yang menewaskan sedikitnya 80 orang. (AFP)
Nice, Prancis - Menteri Dalam negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan korban jiwa serangan teroris yang menabrakkan truk ke kerumunan di Nice Kamis (14/7) malam meningkat menjadi 80 orang, dan 18 korban lainnya dalam kondisi kritis.
Cazeneuve yang berkunjung ke lokasi mengatakan pelaku serangan yang akhirnya tewas di tangan polisi masih diselidiki.
"Proses identifikasi penjahat itu masih berlangsung," ujarnya, sembari menolak untuk mengkonfirmasi bahwa telah ditemukan kartu identitas setelah polisi menembak mati sopir truk tersebut.
"Kami sedang dalam perang dengan teroris yang ingin menyerang kami apa pun risikonya dan dengan cara yang sangat kejam."
Terpisah, Presiden Francois Hollande mengatakan dia akan mengadakan pertemuan dengan dewan pertahanan yang merupakan gabungan dari kementerian pertahanan, dalam negeri dan institusi terkait lainnya hari Jumat ini sebelum bertolak ke Nice.
Selain melanjutkan status darurat dan Operasi Sentinel yang diperkuat 10.000 prajurit siaga, dia juga hendak mengerahkan pasukan cadangan untuk membantu polisi, khususnya di wilayah-wilayah perbatasan.
Beberapa jam sebelumnya dalam peringatan Bastille Day, Hollande mengumumkan rencana untuk mengakhiri masa darurat yang diberlakukan sejak serangan 13 November 2015, di mana 130 orang tewas.
Dengan perkembangan terbaru ini, status darurat akan diperpanjang tiga bulan, namun Hollande membutuhkan persetujuan parlemen.