Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Health

Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 15th August 2010
younoob's Avatar
younoob younoob is offline
Moderator
 
Join Date: Jul 2010
Posts: 3,790
Rep Power: 28
younoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessed
Default Catatan Harian Penderita Meningitis Demi Ingat si Anak


Karen Wilkinson-Wigham (37 tahun) memiliki 2 anak ketika mendapati dirinya terkena meningitis (radang selaput otak) pada bulan Desember 2005. Penyakit akibat infeksi itu membuat otaknya rusak dan tak mampu mengingat kedua anaknya.

Karen adalah salah satu pasien ajaib meningitis karena meski sempat koma masih tetap bertahan hidup. Tapi meski bisa bertahan hidup ingatannya benar-benar rusak untuk mengenal anaknya pun sudah tak mampu.

Tak mau kehilangan memori tentang anaknya lagi, dokter pun menyarankan Karen untuk membuat 'Mummy Diary' atau catatan harian agar ia tidak melupakan anak-anaknya, terutama anak ketiganya yang baru lahir.

Di saat berbahagia karena kelahiran anak ketiganya, infeksi dan peradangan pada otaknya justru membuatnya lupa dengan anak yang baru saja dilahirkannya. Ia pun mengikuti saran dokter untuk membuat catatan harian demi mengingat anaknya.

Satu jam setelah kelahiran anak ketiganya (George), Karen langsung mencatat di buku hariannya tentang pengalamannya melahirkan saat itu. Ia sangat takut dan sedih bila harus kehilangan ingatan dan memori indahnya ketika memiliki seorang anak.

"Saya punya penyakit lupa ingatan yang sangat parah, saya sudah tidak bisa mengingat lagi. Saya tidak akan mampu mengingat masa-masa tumbuh kembang anak saya jika hanya mengandalkan otak. Untuk itu, saya memutuskan mencatatnya di catatan harian agar bisa saya baca sewaktu-waktu. Buku ini akan membantu saya mengingat dan menjawab pertanyaan George ketika sudah dewasa kelak," ujar Karen seperti dilansir dari Telegraph, Senin (2/11/2009).

Karen terkena meningitis TB atau radang selaput otak akibat TBC pada Desember tahun 2005. Penyakit akibat infeksi itu membuat otaknya rusak dan mengalami short-term memory lost. Ia pun harus menjalani perawatan intensif karena koma yang dideritanya.

Meskipun Karen merasa sangat sedih dengan kondisinya saat ini, namun cobaan itu tidak membuatnya putus asa dan menyerah. "Justru saya merasa sangat beruntung karena masih diberi hidup bahkan diberi kesempatan punya anak lagi," tuturnya.

Ketika terkena meningitis, awalnya Karen merasa tidak enak badan dan sering migrain. Beberapa lama kemudian, ia pun terjatuh dan mengalami koma. Setelah dilarikam ke rumah sakit, para dokter ketakutan dan khawatir jika ia tidak bisa bangun lagi dan sembuh.

Namun ajaibnya, Karen bangun kembali dan membuat para staf medis terkagum-kagum. Akibat penyakit itu pula, ia divonis tidak punya anak. Setelah itu, ia memang mengalami keguguran dua kali, tapi ajaibnya lagi, ia bisa melahirkan lagi anak ketiganya.

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang.

Meningitis umumnya dibagi menjadi 3, yaitu meningitis bakterial (disebabkan bakteri), meningitis viral (disebabkan virus) serta meningitis tuberkulosa (spesifik disebabkan oleh Mycobakterium tuberkulosa, kuman yang sama yang menyebabkan penyakit TBC).

Gejala yang khas dan umum dari penderita meningitis di atas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari.

Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.

Pada prinsipnya, semua pasien meningitis butuh terapi suportif, artinya, dokter akan berusaha mengatasi gejala yang timbul seperti kejang, demam, dan rasa nyeri pada pasien dengan memberikan obat atau tindakan medis lainnya (seperti memberikan kompres) untuk memberikan kenyamanan pada pasien.

Selain terapi suportif, pemberian antibiotik juga dilakukan jika diketahui penyebab radang otak berupa bakteri. Umumnya hal ini diketahui dengan melakukan pemeriksaan fungsi lumbal, yaitu mengambil sedikit cairan otak yang diambil dengan jarum khusus melalui tulang belakang.

Pemberian imunisasi vaksin meningitis bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini, terutama di daerah yang pernah terkena wabah penyakit meningitis.

Di Indonesia, vaksin ini biasanya diberikan pada calon jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci. Namun belakangan, pemberian vaksin tersebut menimbulkan pro dan kontra karena diketahui berasal dari enzim babi.

sumber

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 07:53 PM.


no new posts