FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Warga Pulau Enggano, Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara masih mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak di pulau itu karena lebih dari sebulan tidak ada pengiriman. "Pasokan BBM terakhir masuk ke Enggano pada awal Juli, setelah itu tidak ada pasokan BBM sampai hari ini," kata Koordinator enam kepala suku di Pulau Enggano yang biasa disebut 'Pabuki' Rafli Zen Kaitora, Senin (30/8). Kondisi ini mengakibatkan sekitar 2.7000 jiwa masyarakat yang bermukim di pulau terluar itu kesulitan mendapatkan pasokan BBM. Bahkan BBM untuk penerangan saat sholat Tarawih tidak tersedia dan biasanya masyarakat akan membakar ban di depan Masjid untuk menghasilkan penerangan. "Harga premium saat ini Rp15 ribu per liter, solar Rp7.000 per liter dan minyak tanah Rp7.000 per liter, tapi masalahnya barangnya tidak ada, kosong," katanya. Sementara itu Ketua Koperasi usaha Bersama yang memasok BBM ke Pulau Enggano, Tabrani Undu mengatakan pengiriman BBM terkendala transportasi karena kapal feri Raja Enggano sedang melakukan perbaikan rutin di Jakarta. "Kami masih menunggu perbaikan kapal feri Raja Enggano karena angkutan BBM biasanya menggunakan kapal itu," katanya. Tabrani mengatakan setiap bulan mengirim 20 ton BBM ke pulau yang berjarak 106 mil dari Kota Bengkulu itu, dengan rincian premium 10 ton, minyak tanah 5 ton dan solar 5 ton. "Jadi saat mengangkut BBM, kapal feri tidak bisa membawa penumpang, khusus hanya BBM, sesuai peraturan pelayaran," katanya. Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Provinsi Bengkulu Ali Berti mengatakan selama kapal Raja Enggano melakukan perbaikan rutin atau docking, jadwal kapal perintis ditambah dari sekali dalam 10 hari menjadi dua kali. "Sebenarnya pengangkutan BBM juga bisa melalui kapal perintis dengan cara memasukkan dalam drum," jelasnya. sumber Terkait:
|
#2
|
|||
|
|||
![]()
:rengek::rengek:
|
![]() |
|
|