KSAD Baru Harus Berantas Praktik Beking TNI

maximillianw

Jakarta - Pergantian pucuk pimpinan di tubuh TNI AD tingal menunggu hari. KSAD baru yang menggantikan Jenderal George Toisutta diminta untuk memberantas praktik beking dan bisnis perseorangan anggota TNI.

"Secara de jure memang bisnis milik TNI sudah ditertibkan. Tapi secara de facto banyak anggota TNI yang menjalankan bisnis perorangan," ujar pengamat militer Mufti Makarim kepada detikcom, Sabtu (11/6/2011) malam.

Mufti menjelaskan masih banyak ditemui oknum-oknum TNI AD yang menjadi beking perusahaan. Bahkan ada juga yang menjadi beking bisnis ilegal.

"Seperti di Pekanbaru, dilaporkan sampai ada penyerangan pada kantor Polsek dan meminta agar tahanan yang terlibat illegal logging dibebaskan," ujarnya prihatin.

Menurut Mufti, tidak bisa alasan kurang kesejahteraan dijadikan alasan untuk praktik beking. Apalagi sudah ada remunerasi yang diberikan pada anggota TNI.

"Alasan itu tidak bisa diterima. Kalau mau kaya jangan jadi TNI. Tidak hanya TNI yang mungkin masih kurang kesejahteraannya, PNS redahan atau pegawai pemerintahan lainnya pun mungkin kesulitan. Jadi tidak pantas jika itu dijadikan alasan," katanya.

Selain itu KSAD baru juga diminta untuk memperbaiki citra TNI AD yang akhir-akhir ini merosot akibat bentrokan dengan warga. Peristiwa seperti bentrok di Kebumen jangan sampai terulang kembali.

"Perlu ada perbaikan citra dan penanaman aturan HAM pada prajurit. Mungkin lewat pendidikan HAM, atau dimasukan dalam pelatihan," jelasnya.

Sebelumnya dalam kasus Malinda Dee, ramai juga disebut soal Marsdya Rio Mendung Thalieb sebagai Komisaris Utama di PT Sarwahita Group Management. Saat itu Rio masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Lemhanas. Pihak perusahaan mengaku posisi Rio dalam perusahaan adalah sebagai penasihat, bukan sebagai beking.

Panglima TNI akhirnya mencopot Rio Mendung dari posisi Wagub Lemhanas setelah polemik ini terus bergulir.

sumber :detik

Terkait: