
10th July 2011
|
 |
Ceriwis VIP
|
|
Join Date: Mar 2011
Posts: 15,788
Rep Power: 92
|
|
Kemlu Akui Ada Kendala Usut Diplomat Saudi Penganiaya TKI
Quote:
Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga tengah menyoroti kasus seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Dewi Ratnasari (bukan nama sebenarnya) yang menjadi korban penganiayaan diplomat Arab Saudi di Jerman. Hanya saja untuk mengusut masalah ini, Kemlu mengaku menemukan kendala terkait jabatan si majikan.
"Tentunya itu juga bisa menjadi perhatian kita, namun yang menjadi kendala adalah itu terjadi di Jerman dan yang melakukan adalah diplomat," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, usai menghadira acara ASEAN Fun Bike 2011 "Pedaling our way in ASEAN Prosperity" di ASEAN Secretariat, JL Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Minggu (10/7/2011).
Tene mengatakan, sudah menjadi ketentuan bahwa seorang diplomat memiliki kekebalan diplomatik sehingga menyulitkan ketika akan dimintai keterangan. Meskipun begitu, Tene berjanji Kemlu akan mencoba berkoordinasi dengan semua pihak agar kasus ini terungkap dan selesai.
"Seperti yang kita ketahui adalah diplomat mempunyai kekebalan diplomatik, tapi perwakilan kita di Berlin sudah bekerja sama dengan pihak Jerman, yang bersangkutan sudah keluar namun kita commit untuk melakukan pendekatan dengan pemerintah Jerman maupun pihak Arab Saudi," jelasnya.
Dewi sudah berkerja kepada keluarga diplomat tersebut sejak April 2009 di Arab Saudi. Sejak itu pula Dewi menjalani hari-harinya bak neraka. Ia diharuskan bekerja 7 hari dalam sepekan, dari pagi hingga tengah malam.
Gajinya tak pernah dibayar. Dewi menuturkan keluhannya itu pada organisasi perlindungan pekerja perempuan di Jerman, Ban Ying, yang diperoleh detikcom melalui kontak Miranti Hirschmann, Sabtu (9/7/2011).
Seperti umum dialami TKI, paspor Dewi ditahan oleh majikannya. Dia tak dibekali pakaian hangat dan gajinya tak pernah dibayar. Satu-satunya pemberian yang pernah dia terima adalah hadiah Hari Raya lampau sebesar EUR150.
Dewi juga sering menerima siksaan berupa pukulan dengan tongkat atau dengan tangan dan dilarang keluar rumah. Terakhir dia dilempar dengan botol parfum yang melukai kepalanya.
Nasib getir yang dialami seorang warga negara Indonesia di Jerman ini mendapat perhatian di media massa setempat, antara lain Der Spiegel Online dan Deutsche Welle.
|
Source
|