FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Misteri, Horror, Supranatural Yuk baca cerita horor, lihat dan share penampakan mahluk gaib disini. Boleh juga membuka konsultasi ramalan,tarot dan sejenisnya |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Sekitar tahun 1970, hiduplah seorang yang bernama Maunah dan seorang putrinya bernama cicih. Ibu Maunah dan keluarganya tinggal di daerah Cianjur selatan Jawa Barat, tepatnya di Jampang Kulon. Pedesaan yang berpanorama Indah dengan barisan bukit yang membujur dan melintasinya, bagaikan permata munumanikam yang sangat indah.
Suatu ketika Cicih kecil menderita sakit yang berkepanjangan. Sudah beberapa tabib dan orang pintar didatanginya, namun penyakitnya tidak kunjung sembuh. Karena sudah berputus asa, Ibu Maunah bermunajat kepada Allah SWT dengan disertai nazarnya. Alhamdullilah setelah itu perlahan tapi pasti, Cicih kecil sembuh dari sakitnya dengan izin Allah. Tak terasa Cicih kecil ini tumbuh menjadi Cicih dewasa dan berumur 14 tahun. Sudah menjadi kebiasaan orang zaman itu, untuk anak perempuan berumur 14 tahun sudah cukup dianggap dewasa dan sudah layak untuk berkeluarga. Pucuk dicinta ulampun tiba, seorang pemuda tertarik akan kecantikan dari paras Cicih muda ini. Gayungpun bersambut, kedua belah pihak akhirnya setuju untuk menikahkan keduanya. Berbagai persiapan menjelang pernikahan Cicih dan pemuda idamannya itu, dilakukan dengan berbagai keceriaan. Masa ijab kobul tinggal 7 hari lagi, ketika tiba-tiba Cicih muda kembali jatuh sakit. Suasana kalang kabut menerpa kedua keluarga calon mempelai tadi. Meskipun telah diupayakan agar Cicih segera sembuh sebelum datang hari bahagia itu, namun sejauh ini sakitnya Cicih, belum terlihat tanda-tanda kearah tersebut. Ibu Maunah dan keluarga calon mempelai pria berembuk dengan tetua kampung setempat guna mencari solusi atas sakitnya Cicih muda ini. Ada seorang ulama yang terpandang dengan ilmunya yang cukup tinggi, mengatakan bahwa ibu Maunah mempunyai hutang yang belum terbayarkan. Apakah itu hutang yang belum terbayar. Ternyata sewaktu Cicih kecil sakit dan setelah itu sembuh, ibu maunah telah bernazar kepada Allah SWT, namun belum dilaksanakan nazar tersebut. Teringatlah kembali ibu Maunah akan nazarnya. Apakah nazar dari ibu Maunah ? Ternyata nazar dari ibu Maunah adalah : apabila kelak Cicih kecil sembuh dari sakitnya, maka ia akan bernazar untuk dikubur hidup-hidup selama 7 hari. Akhirnya ibu Maunah sadar akan kewajiban membayar hutang yang belum dilunasinya di hadapan Allah SWT. Tanpa ragu-ragu ibu Maunah melakukan nazarnya untuk dipendam selama 7 hari dengan sedikit saluran udara daripadanya untuk bernafas. Prosesi pemendaman seperti layaknya memperlakukan terhadap seorang mayit. Mulai dari dimandikan, dikafani, dishalatkan, lalu di kubur hidup-hidup. Maunah yang ketika itu sudah pasrah, melihat prosesi tersebut satu demi satu hingga terakhir masuk liang lahat dan ditimbuni tanah, hingga menutupi seluruh pandangannya. Begitu lubang tertutup tanah padat, penglihatan Maunah menjadi gelap gulita. Sunyi, senyap dan pengap, begitulah yang dirasakannya. Mendadak tidak lama kemudian, pandangan didepan Maunah terang benderang, bak sebuah kaca transparan yang membatasinya dengan orang-orang di atasnya. Masih terlihat jelas orang-orang yang mengiringi prosesi penguburan ibu Maunah ini, hingga berlalunya mereka untuk pulang kerumahnya masing-masing. Kejadian berikutnya, tiba-tiba saja telah muncul dihadapannya seorang laki-laki tua berjubah serba putih, menjulurkan tangannya ke ibu Maunah untuk bangkit dari kubur. Belum hilang keterheranannya, dihadapannya kini terbentang pemandangan yang sangat indah, yang keindahannya belum pernah ia lihat sebelumnya. Di depannya terlihat bangunan mirip Istana yang sangat indah. Dikanan-kirinya dibatasi seperti pagar tembok yang terbuat dari emas, permata dan berlian. Begitu terpesonanya ibu Maunah hingga tanpa sadar ia melangkah menuju Istana tersebut. "Belum waktunya anakku, nanti engkau akan menepati istana itu pada akhirnya namun tidak sekarang" Kata si orang tua tersebut dengan bijaknya. "Sekarang ini pulanglah engkau ke alammu, keluarga dan handai tolan sedang menunggumu. Nah ... itu ada 3 pintu di belakang sana ....buka dan pulanglah segera !!!!". Seperti kerbau dicocok hidungnya, Maunah menuruti kata-kata orang tua berjubah putih tadi. Kebimbangan sesaat menghadang didepannya. Pintu mana yang harus dibuka agar ia bisa pulang kembali. Kemudian diputuskan untuk membuka pintu satu persatu. Saat pintu pertama dibuka, ibu maunah dikejutkan dengan pemandangan di depannya. Di depannya ia melihat seorang wanita yang sedang digantung, dengan posisi kedua tangan dan kakinya digantung ke atas. Sementara dibawah wanita tersebut ada api yang menyala-nyala dan menghanguskan tubuh siwanita tersebut. Sungguh mengerikan pemandangan yang terlihat dihadapannya. "Apa yang sedang terjadi pada dirimu wahai saudari" kata si Maunah kepada wanita yang nampaknya sedang menerima azab kubur ini. "Tolonglah saya ibu ...tolong sampaikan maaf saya kepada suami saya, karena saya pernah lalai tidak menyediakan tempat cuci tangan, sewaktu suami saya makan. Mohonkanlah ridlanya (suaminya red.).....sekarang ini ia masih hidup dan tinggal di daerah Warung Jambu, Bogor (1) " kata siwanita dengan sangat menghiba. Kemudian setelah menerima amanat dari siwanita ini, Maunah lalu membuka pintu yang kedua dan lagi-lagi terlihat pemandangan mengerikan terlihat dihapannya. Kini Maunah melihat seorang wanita yang terikat dan dikanan kirinya dua ekor burung hitam dan putih bergantian mematuki pipi kiri dan kanan si wanita ini hingga berdarah-darah. Jerit dan raungnya sangat mendirikan bulu roma Maunah. "Apa yang sedang terjadi pada dirimu wahai saudariku ..?" Kembali ibu Maunah bertanya. "Tolonglah saya ibu ...tolonglah saya. Sampaikan permintaan maaf saya dan meminta ridlo dari suami saya yang sekarang masih hidup di dunia. Saya ini bersalah kepadanya ....karena saya sering berselingkuh, akhirnya saya menerima hukuman seperti ini. Mintalah maaf kepada suamiku yang sekarang ini bertempat tingga di Warung Jambu, Bogor. Untuk kedua kalinya si wanita ini menyebutkan alamat yang serupa dengan si wanita pertama. Selanjutnya ketika akan membuka pintu yang ketiga, si orang tua berjubah putih tadi mencegahnya : "Jangan kau buka pintunya, sekarang ini cepatlah kau pulang , keluargamu sudah lama menunggu ..ayo cepat pulanglah !!!". Yang terjadi kemudian pemandangan menjadi gelap gulita. Samar-samar ia melihat cahaya yang makin lama makin jelas. Ketika matanya terbuka, ternyata dihadapannya sudah berdiri banyak orang yang tak lain keluarga, kerabat dan para ulama di desa Jampang Kulon, Cianjur Selatan. Seorang pemuka agama mengatakan bahwa ibu Maunah sudah tak sadarkan diri selama 40 hari lamanya. Ibu maunah merasa heran, ia merasa bahwa ia hanya beberapa saat saja di alam kubur sana, tapi kenyataannya sudah 40 hari ia tidak sadarkan diri. Dari pengalaman mati surinya, ibu Maunah berubah total dalam kehidupannya sehari-hari. Hari-harinya setelah itu hanya diisi dengan ibadah dan ibadah saja serta sama sekali tidak memikirkan perihal duniawinya. Akibat ketekunannya dalam beribadah, sampai-sampai permintaan apapun juga segera terijabah dalam waktu yang relatif singkat. Kemasyuran ibu Maunah karena doanya sangat ijabah, menjadikan ia sangat sibuk didatangi banyak orang untuk meminta syareat baik untuk urusan dunia maupun akhirat. Para pejabat di Jakartapun tidak sedikit datang menemui beliau untuk meminta syareat tersebut. Ada yang ingin naik pangkat, penglarisan dan masih banyak lagi hal-hal lainnya. Hingga akhir hayatnya ibu Maunah hidup sederhana dan terus menerus beribadah tanpa henti. Ia tidak pernah lagi memikirkan masalah-masalah dunia, namun ia lebih memikirkan Istananya yang terbuat dari Emas, permata dan intan berlian, yang kelak akan diperolehnya. Inilah salah satu sauri teladan yang patut kita contoh dari seorang Maunah dalam beribadah kepada sang Khalik dan rahasia alam kubur telah terkuak sedikit dengan izin Allah SWT, memberi bukti bahwa kita harus menyakini salah satu yang terkandung dalam rukun Iman, yakni masalah yang Gaib. Tidurlah dengan tenang duhai ibuku tidurlah dengan bahagia duhai sang Wali Allah tercinta. Kami akan menyusulmu kelak dikemudian hari cepat atau lambat. Kami sangat berterima kasih dengan namumu yang harum itu yang menjadikan kami semakin yakin akan kehidupan setelah mati nanti .....Insya Allah. Wallahu A'lam Bishawab Seperti yang diceritakan Ustadz Syarief Hidayatullah (2) Catatan : (1) Warung Jambu Bogor, Sekarang ini berdiri pusat belanja yang cukup ramai dan bernama Mall Jambu Dua. Daerah ini sekarang sangat ramai dan padat oleh macetnya kendaraan dari mulai angkutan kota dan mobil pribadi. Rumah penulis hanya berjarak 5 - 10 menit saja dengan berkedaraan angkot untuk mencapai pusat belanja di Bogor Tengah ini. (2) Ustadz Syarief Hidayatullah, adalah mursyid ilmu hikmah dari penulis dan bertempat tinggal di Cibeureum � Sampai Cisarua, Kabupaten Bogor. |
#2
|
||||
|
||||
![]()
panjang juga ceritanya
ijin nyimak ndan ![]() |
#3
|
|||
|
|||
![]()
Yang lebih panjang dan bersambung (berseri, max 7 episode) juga banyak.
Tapi untuk CRW, sementara yang pendek-pendek dulu saja, khawatir ga kebaca dan membosankan ![]() |
#4
|
||||
|
||||
![]() Quote:
![]() d tunggu lagi keluaran terbarunya ![]() |
#5
|
||||
|
||||
![]()
Subhanallah
|
![]() |
|
|