DAUN SIRIH memang mempunyai banyak khasiat untuk kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut. Tanaman ini pun mudah tumbuh di mana-mana dan sangat dikenal baik oleh masyarakat lebih-lebih di pedesaan.
Bagi orang-orang tua kita - para kakek nenek- masih bertahan menggunakan daun sirih untuk membersihkan gigi. Di Bali dikenal dengan 'nginang', di mana daun sirih dicampur kapur dan gambir kemudian dikunyah.
Selain kasiat obat, dibeberapa daerah termasuk Bali banyak menggunakan daun sirih sebagai sarana upakara 'banten'.
Tanaman sirih ternyata bisa mencapai tinggi 15 m dan merambat. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas.
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur.
Daun sirih juga punya khasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
Selain untuk untuk kesehatan gigi, mulut dan juga baik untuk mengurangi batuk dan demam. Pemakaian luar juga ampuh yakni untuk menghilangkan eksim, luka bakar, koreng (pyodermi), kurap kaki, bisul, mimisan, sakit mata, perdarahan gusi, mengurangi produksi ASI dan menghilangkan gatal.
Khusus untuk mimisan yakni obat hidung berdarah, bisa diambil dua lembar daun segar, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung.
Walau demikian, bagi yang suka mengunyah sirih perlu waspada. Bila terlalu banyak dan dalam rentang waktu yang lama, telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan tenggorokan squamous cell carcinoma.(net/pur*BP)