FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() MEMILIKI anak-anak yang sehat dan cerdas tentu menjadi impian setiap orang. Namun, tidak semua orangtua beruntung bisa memiliki anak yang sehat dan cerdas seperti yang diimpikan. Cacat bawaan hingga penyakit yang menimpa anak-anak yang dilahirkan, tentu saja membuat resah para orangtua. Sangat banyak jenis penyakit yang bisa menyerang anak-anak. Mulai demam ringan, hingga autis yang terkadang tidak terdeteksi. Banyak orangtua merasa frustrasi ketika mengetahui kalau anak-anak mereka mengalami penyakit yang dianggap masih aneh di tengah masyarakat termasuk epilepsi. Bayangan kejang mendadak yang menakutkan dan masa depan suram sepertinya otomatis hinggap pada pikiran orangtua. Padahal kenyataannya banyak penderita epilepsi sukses menjalani karier pada pekerjaan yang ditekuni. Walaupun tidak ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan epilepsi, dengan bantuan pengobatan yang benar dan tepat, sebesar 80% anak yang mengidap penyakit ini mampu hidup normal. Hingga saat ini, penyebab epilepsi pada bayi masih sulit ditentukan. Para dokter yang menangani epilepsi pada bayi atau lazim disebut idiopatik, juga masih kesulitan menemukan gejalanya. Namun, tidak ditemukan kaitan antara orangtua pengidap epilepsi dan anak-anak mereka yang juga menyandang epilepsi. "Sejauh ini belum ada obat untuk menyembuhkan epilepsi, dan sayangnya terapi serangan mendadak praktis juga belum ada. Hanya ada cara bagaimana mengelola serangan itu," kata Kepala Divisi Neurology di Nemours Children?s? Clinic, Jacksonville, Florida, William R Turk MD. Sekitar 400.000 anak di Amerika mengidap epilepsi, dan mereka dapat mengendalikan serangan mendadak itu serta mampu hidup normal. Jika kemudian terjadi serangan mendadak, biasanya serangan itu berlangsung sangat cepat, dan tidak banyak waktu untuk berbuat sesuatu. Peristiwa kejang-kejang, dengan mulut mengeluarkan busa, sering kali menjadi saat yang menakutkan bagi yang melihat. Sedangkan kebanyakan kasus epilepsi di Indonesia yang terjadi adalah pandangan masyarakat yang sangat buruk terhadap penyakit tersebut. Bahkan, banyak penderita epilepsi yang dikucilkan dan dijauhi dari pergaulan sehari-hari. "Sebenarnya epilepsi itu bisa disembuhkan. Apalagi pada anak-anak, dengan perawatan dan terapi yang intensif dan benar bisa membuat anak-anak penderita epilepsi hidup normal seperti anak-anak biasa," kata ahli bedah saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr Budi Waluyo. Menurut Budi yang harus dilakukan orangtua adalah segeralah memeriksakan kesehatan anak-anak atau bayi sejak dini. Selain itu salah satu cara paling ampuh adalah dengan memperhatikan gerakan-gerakan yang dilakukan anak sejak lahir. Kalau saja balita atau bayi sering melakukan gerakan-gerakan yang aneh tanpa sebab dan berulang-ulang, maka segera hubungi dokter anak untuk menanyakannya. Kemudian perhatikan juga jika dia mulai sering terkejut (kaget) tanpa sebab yang jelas dan mengulanginya hingga beberapa kali. Itu merupakan gejala epilepsi yang bisa dideteksi dengan kasat mata. |
![]() |
|
|