YOGYAKARTA--MICOM: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta Menteri Agama tegas dalam menetapkan tanggal 1 Syawal 1432 H agar tidak ada lagi perbedaan perayaan Idul Fitri.
"Jadi semua unsur agama yang diundang dan disepakati untuk hari raya satu. Misalnya tahun ini mengikuti hisab, terus tahun depan rukyat," kata Ketua MUI DIY Toha Abdurrahman ketika dihubungi Media Indonesia, Sabtu (20/8).
Toha mengungkapkan hal ini karena ada kemungkinan pada Idul Fitri atau 1 Syawal 1432 Hijriyah tahun ini akan ada dua pendapat. Pertama menyatakan bahwa Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriyah jatuh pada Selasa, 30 Agusuts. "Dan yang kedua menyatakan Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriyah jatuh pada Rabu tanggal 31 Agustus 2011," jelas Toha.
Pendapat yang pertama, lanjut Toha Abdurrahman, merupakan pendapat yang percaya terhadap hisab. Padahal, kata Toha, pada 29 Agusutus, bulan baru 1,49 derajat.
"Jadi hilal belum belum bisa dilihat. Sehingga kalau belum bisa dilihat, harus istikmal, puasanya 30 hari," imbuhnya.
Namun menurutnya, MUI DIY mempersilakan kepada umat muslim di Yogyakarta untuk merayakan Idul Fitri pada 30 atau 31 Agustus. "Yang penting saling menghormati lainnya, jangan ramai dan jangan saling mengejek," paparnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Nizar Ali, belum bisa memastikan jatuhnya 1 Syawal 1432 H. Karena menurutnya, pada 29 Agusuts 2011, secara hisab bulan belum bisa dirukyah karena belum ada dua derajat. Sehingga bulan Ramadan harus dibulatkan menjadi 30 hari.
sumber :
http://www.mediaindonesia.com/read/2...-Diminta-Tegas