FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]() Seorang pengusaha yang kaya raya masuk ke sebuah gereja. Di depan Bunda Maria ia berdoa: "Bunda, aku sudah mengadakan misa enam kali berturut-turut sejak bulan Mei sampai bulan Oktober sekarang ini. Semua misa itu kupersembahkan untukmu. Aku mendirikan gua Maria di setiap cabang perusahaanku. Terakhir, aku menyumbangkan sebuah patung Bunda Maria terbuat dari marmer. Semuanya untuk menunjukkan rasa terima kasihku atas berkat dan penyertaanmu padaku" Pengusaha itu masih melanjutkan doanya, ketika tiba-tiba dilihatnya Bunda Maria meneteskan air mata. "Mengapa engkau menangis, Bunda?" Lalu, didengarnya sebuah suara yang sangat lembut; "Anakku, persis selama enam bulan ini aku juga menerima persembahan yang kurang lebih sama dari istri, anak, bahkan anak buahmu" Pengusaha kaya itu terkejut. "Persembahan? Tidak mungkin! Dari mana mereka mendapatkan uangnya?" "Mereka tidak menggunakan uang. Sebagai gantinya mereka menghantarkan penderitaan mereka kepadaku: penderitaan dan kesusahan yang mereka alami disebabkan oleh perlakuanmu. Ketidakpedulianmu pada anak dan istrimu, kekejaman dan kelalimanmu pada karyawanmu, perlakuan tidak adil yang mereka terima darimu telah mereka persembahkan setiap hari selama enam bulan ini. Semua mereka hantarkan padaku dalam doa tiada henti. Anakku, mengertikah engkau sekarang, mengapa aku menangis?" (Pekanbaru, 15 Oktober 2010)
__________________
ﷲ ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ ☭ ✌
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
aduh miris gini
![]() ambil hikmahnya dr perumpamaan d atas ![]() |
![]() |
|
|