FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Depdiknas Mencabik Jantung Pemuda Indonesia ![]() Tulisan kali ini merupakan tantangan kepada Departemen Pendidikan Indonesia, KPK dan semua unsur Pemerintah yang terkait, dari PEMUDA INDONESIA. Semoga dibaca oleh beliau-beliau yang lebih sering duduk dibelakang meja. Tulisan ini karena dorongan dari tulisan sahabat Kompasiana, yang membirukan tubuh dan membuat rasa dan bekas yang memilukan. Perbaikan sistem Pendidikan Indonesia ternyata belum bisa pembersihan unsur-unsur KKN, bahkan praktek-prakteknya terus terjadi dengan sangat rapih. Dilapangan semua ini akan terlihat dengan jelas. Entah mengapa seolah semuanya tidak bisa mengambil sikap yang benar. Ujung tombak pendidikan adalah guru. Dan guru benar-benar dijadikan bulan-bulanan oleh mereka yang duduk dibelakang meja dibawah Departemen Pendidikan Indonesia. Penilik atau Kepala Dinas tingkat Kecamatan hingga tingkat atas, sepertinya memanfaatkan setiap peluang untuk memerah setiap kebijakan pemerintah yang berbau uang, bahkan kunjungan untuk memeriksa sekolahpun dijadikan bahan mencari “tambahan“, dalih yang biasa digunakan untuk uang rokok atau uang bensin. Tunjangan guru honorer yang kisaran 250 ribu perbulan, yang biasanya di rapel pun secara sangat halus diminta jatahnya, dengan dalih “uang terimakasih” dan seridlonya. Sementara para guru honorer yang mengandalkan uang 250 ribu tersebut harus bersabar dengan seringnya terlambat, dan yang pasti dibayar diakhir waktu, 3 bulan bahkan terkadang lebih, nasibnya lebih buruk dari cerita anak tiri. Apakah cukup uang 250 ribu untuk hidup selama 1 bulan ? Kalaupun dicukup-cukupkan, apakah bisa hidup dengan membayar biaya hidup diundur hingga 3 bulan ? Bagaimana bila sudah berkeluarga ? Bila dipaksakan terus, maka budaya HUTANG, secara tidak langsung ditanamkan secara paksa. Setiap orang akan berusaha untuk bertahan hidup dengan segala kemampuannya, termasuk dengan mencari peluang yang diketahuinya. Bagi guru peluang terbaik adalah sekolah itu sendiri, baik dengan merekayasa kegiatan untuk memanipulasi DANA BOS, menjual buku, memotong tabungan siswa, dan banyak lagi yang lebih diketahui seorang guru berdasar kondisi sekolah dan lingkungan anak didiknya. Secara kedinasan, peluang-peluang untuk menjadi PNS dan Sertifikasi merupakan cara lain untuk menyesatkan generasi penerus bangsa ini. Masih ada yang bermain cantik hingga detik ini, salah satunya dengan memanfaatkan jabatan orang-orang yang duduk dibelakang meja. Mereka yang dekat dengan data, secara tidak langsung mengetahui prosentasi kelulusan seseorang, dan dia bermain peluang fivety-fivety, yaitu dengan memberikan target rupiah tertentu, dan dibayar bila lulus. Begitu dia mengetahui nama seseorang lulus maka dengan segera menelpon untuk menyiapkan nominal yang telah diberitahukan sebelumnya. Sebagai manusia normal yang ingin kehidupannya lebih baik, maka ini merupakan jebakan dan penyesatan yang sangat halus dan cantik, dan secara tidak langsung perlahan sistem ini akan diteruskan kepada anak didiknya, yaitu “ngakali”. Bahkan sampai UAN saja telah ditanamkan cara mengakalinya agar lulus pada siswa, yang merupakan generasi penerus bangsa ini. Bila dibiarkan kelak bangsa ini akan menjadi bangsa Kancil yang licik, dan pandai mengakali, baik yang lebih besar ataupun lebih kecil darinya, dari raja hutan, buaya, hingga siput pun diakalinya. Dana Bantuan Pemerintah untuk pembanguna sekolah pun dicari jalannya untuk bocor, ada saja kepintaran untuk merekayasa atau mengakalinya. Sebagai penerima bantuan tentu saja para guru dan masyarakat yang menerima hanya bisa pasrah tidak tahu cara melawan, atau menentangnya. Siapapun anda, apapun Departemen yang berhubungan dengan anda, dan dimanapun berada, mari kita bangkit. Janganlah hanyut atau mengikuti arus yang jelas membawa kebusukan ini, karena anda BUKAN IKAN MATI atau SEKARAT, tapi jadilah ikan sehat yang akan dengan lincah bergerak di air. Berenang bukan mengikuti, terbawa arus ataupun melawan arus. Ikan mengerti kemana harus pergi, bahkan rela mengorbankan dirinya untuk mahluk lain yang membuatnya mati, tetapi dagingnya halal dan menyehatkan meski telah menjadi bangkai. Yang salah tetaplah salah, yang busuk akan tercium, meski serapih apapun kita menyembunyikannya, kecuali kita senang dengan kesalahan, dan terbiasa diam ditempat busuk. Jika bapak-bapak yang duduk dibelakang meja tidak dapat menemukan bukti, berarti kebusukan di level bawah sudah luar biasa, karena dikebusukanlah bunga yang harum dapat tumbuh dengan subur dan baik. Ayo Pemuda Indonesia bangkitlah, mereka yang tua sebentar lagi harus tidur didalam tanah. Meninggalkan wangi atau kebusukan. Biarkanlah mereka yang tua, bila sudah bebal hatinya. Ditangan kita masa depan negeri ini. Tajamkan Mata, Telinga, dan Pena kita. Singsingkan lengan, bulatkan hati, dan fokuskan pikiran, tuk membangun negeri ini dengan benar, bukan sekedar ucapan.
__________________
ﷲ ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ ☭ ✌
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
realitanya Dana Bos malah dipake ajang korupsi berjamaah
harusnya mereka sadar,sayang moral sudah sekarat ![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]()
kenapa negara indonesia menjadi hancur2an gini???? ....
karena sistem pendidikan dan para pendidik kita yang salah sistem pendidikan kita cuma mengajarkan ilmu tapi bukan ahlak... beda dengan pndidikan jaman dulu
__________________
![]() |
#4
|
||||
|
||||
![]() ![]() ![]() |
#5
|
||||
|
||||
![]() Quote:
1. demo ajah tuh diknas 2.Jadi LSM terus ngawasi dana BOS dan Diknas 3.Memberdayakan peran wali murid yang mengawasi pendidikan(eks Komite sekolah mgkn) 4. Menjadi Guru 5, menjadi pegawai diknas, terus mereformasi diknas 6..... ![]() ![]() ![]() |
#6
|
||||
|
||||
![]()
memang pendidikan itu ujung tombak sebuah bangsa. saya sempet kaget ketika saya dengar kalo pelajaran PMP (pendidikan moral pancasila) yang dulu saya terima di SD kok sekarang g ada, diganti dengan PPKn saja. wah, mau diapakan generasi kita. gimana mau bermoral baik, kalo di tingkat dasar saja sudah di salimur2kan begitu. belum belajar moral kok sudah dijejali pelajaran kewarganegaraan. ibarat kata, mau bepergian kok g tau arahnya. nyasarlah dia.
![]() |
#7
|
||||
|
||||
![]()
Sudah Tidak Heran.... Indonesia itu ibarat benang... udah bukan kusut lagi. tapi sudah terikat tali mati.. jadi harus di Potong.. Mungkin Indonesia harus meniru CINA yang Tegas melawan korupsi.
korupsi = Mati.
__________________
BinSlum Cattrey
|
#8
|
||||
|
||||
![]()
Ckckck... Dr dulu pendidikan it makin tpuruk. Cntoh kcilnya aja pada buku bacaan. Stiap tahun ganti buku, pd hal isinya sama. Hanya beda BAB, dr bab 5 di pindah ke bab 1. Tp isi tetap sama, dng harga buku yg smakin naik.
Teman saya seorg kepsek, dy menebus dana bos yang 60jt hrz nebus skitar 5jt spy dana it bs cair. Jd pendidikan ini perlu reformasi total, mksd saya benar2 total... |
#9
|
|||
|
|||
![]()
ijin nyimak dlu bos
![]() |
#10
|
|||
|
|||
![]()
walopun ada alokasi dana buat dana bos..
tapi uangnya gak sampai yg sesuai dengan nominal seharusnya |
![]() |
|
|