Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Food Beverage > Resep

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th September 2010
GadoGado's Avatar
GadoGado GadoGado is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Sep 2010
Posts: 13,165
Rep Power: 32
GadoGado memiliki kawan yg banyakGadoGado memiliki kawan yg banyakGadoGado memiliki kawan yg banyak
Default Menikmati Soto Betawi tanpa Penyedap Rasa

Jakarta - Banyak macam soto. Makanan lezat nan gurih itu biasanya disertai dengan nama asal daerahnya, seperti soto Betawi, soto Padang, soto Madura, ataupun coto Makassar.

Meskipun nama dan cita rasanya berbeda. Tetapi bahan-bahan dasarnya hampir sama, yaitu daging sapi, hati dan jeroan. Bahan-bahan itu direbus sampai empuk. Lalu dicampur dengan kaldu dan bumbu yang sudah disiapkan. Jika ingin lebih lezat biasanya ditambah dengan penyedap rasa yang belakangan ini banyak dijual bebas.

Tetapi berbeda dengan soto Betawi H Ma'ruf. Soto yang dapat dijumpai di areal Taman Ismail Marzuki itu justru tidak menggunakan bumbu penyedap rasa.

"Kami tidak pakai penyedap rasa. Kami hanya menggunakan santan," kata Tugino, pelayan rumah makan soto Betawi H Ma'ruf.

Tugino adalah salah satu pelayan yang sudah 30 tahun lebih bekerja di warung soto Betawi H Ma'ruf ini. Soto ini sudah terkenal sejak puluhan tahun silam. Namun karena tempatnya yang sering berpindah-pindah, banyak pelanggannya yang tidak mengetahui lagi keberadaan soto Betawi Ma'ruf ini.

"Saya sudah 30 tahun lebih jadi langganan soto ini. Dulu waktu masih di Jalan Jambu dan Cikini, kami kadang antri baru bisa dapat jatah," kata Herman, salah satu langganan tetap soto Betawi H Ma'ruf itu.

Pada Senin siang, Herman bersama istrinya kembali mencicipi hidangan spesial karya Ma'ruf ini.

"Pokoknya mantap. Dagingnya empuk, cocok dengan leher saya," kata Herman.

Demikian halnya dengan Ibu Indra, juga salah satu langganan soto Betwai Ma'ruf yang sudah tiga tahun lebih tidak mencicipi hidangan khas nonpenyedap rasa itu. Ibu berkacamata ini baru menemukan kembali warung soto Betawi Ma'ruf pada Senin siang.

"Saya dulu langganan waktu masih di Ragunan, tapi di sana sudah tutup dan pindah, ternyata di sini (Taman Ismail Marzuki)," kata Ibu Indra yang siang itu hadir bersama suaminya dan seorang anaknya yang tengah mengenakan kursi roda.

Sebelum menetap di kompleks Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Ma'ruf menjual soto khasnya itu dengan cara berpindah-pindah. Pernah di Jalan Jambu dan Cikini juga di Ragunan. Sekarang sudah menetap di Kompleks Taman Ismail Marzuki sejak tahun 1983.

"Karena Pak Haji Ma'ruf sudah meninggal 10 tahun lalu, sekarang usaha ini dikembangkan anaknya, Muhlis Ma'ruf," kata Tugino.

Soto Betawi Ma'ruf kini sudah membuka cabang di Blok M dan Bimantara Kebon Sirih dengan karyawan lebih dari 10 orang.

Agar soto ini berbeda dengan soto kebanyakan, Ma'ruf membuatnya secara khusus, tanpa menggunakan penyedap rasa. Konsep ini terus dipertahankan hingga sekarang. Sebagai pengganti penyedap rasa dan pembeda, soto ini menggunakan santan kelapa.

"Penyedap rasanya pakai kuah santan saja. Banyak juga tamu yang baru, minta penyedap rasa tapi kami tidak sediakan," kata Tugino.

Mereka yang datang katanya, juga sebagian tamu asing. Namun umumnya dari kalangan menengah karena harganya di atas dari soto kebanyakan. Satu mangkok harganya Rp25 ribu.

Agar tamu tetap nyaman dan santai menikmati daging empuk yang sudah direbus lebih dulu itu, pengelola sangat menjaga kebersihan warung.

Selain menjual soto, di sini pelanggan juga dapat menikmati sate ayam, kambing dan sate sapi. Harganya juga relatif yakni Rp18 ribu untuk 10 tusuk.

Warung ini dibuka setiap hari, termasuk hari Minggu. Justru hari libur itulah kata Tugino warung ini banyak pelanggannya yang datang.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 08:54 PM.


no new posts