
30th June 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Jan 2011
Posts: 114
Rep Power: 0
|
|
Bangun Jalan 350 KM, Indonesia Butuh US $ 1-2 Triliun
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta -Indonesia membutuhkan dana sekitar US $ 1-2 triliun untuk membangun infrastruktur. Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, Asia akan menjadi kekuatan dominan ekonomi dan aspek strategis lain di dunia. Jepang sudah kurangi pabrik low end dan akan diikuti Cina.
Menurut Gita, Cina akan beralih ke industri high-end dan akan mengalihkan pekerjaan industri low end ke negara lain. "Relokasi ini tak bisa langsung terjadi tanpa infrastruktur,� ujarnya saat diskusi di kantornya, Selasa, 28 Juni 2011.�Akan ada 80 juta pekerjaan yang dipindah."
Menurut Gita, Indonesia harus cermat mengejar kesempatan atas pekerjaan yang ditinggalkan Cina ini. Namun Indonesia harus bersaing dengan negara negara Asia lainnya. "Mudah mudahan (Indonesia) dapat semaksimal mungkin. Industri low end yang akan ditinggalkan Cina diantaranya tekstil dan sepatu."
Infrastruktur ini merupakan salah satu target dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi 2011-2025 yang diluncurkan bulan lalu. Dalam Master Plan ini disebut perlunya meghubungkan atas 6 koridor ekonomi.
Dengan perkembangan ekonomi yang ada, Gita memprediksi 20 tahun lagi pertumbuhan GDP Indonesia mencapai US $ 6-7 triliun. Dengan PDB sebesar ini, Indonesia butuh sekitar US $ 1-2 triliun untuk membangun infrastruktur.
Menurutnya, diperkirakan dengan dana ini akan terbangun jalan sepanjang antara 350 ribu hingga 1 juta kilometer. Gita optimis pembangunan infrastruktur bisa dilakukan. �Kita sanggup melakukannya. Kita jalin kemitraan dengan swasta, melibatkan investor,� kata dia.
Kepala Ekonom Bank Dunia Justin Yifu Lin mengatakan pembiayaan itu sangat besar. �Pemerintah tak bisa sendirian,� kata dia. Menurutnya, skema PPP (public privat partnership/kerja sama swasta-pemerintah) sangat baik. �Namun pemerintah harus memulai,� katanya. Jika satu atau dua proyek sudah ada dan bermanfaat, maka akan lebih mudah memulai proyek lainnya.
Justin menyatakan, infrastruktur adalah hal yang penting terkait investasi. Menurutnya, banyak investor ketika membicarakan investasi selalu menemui masalah infrastruktur. Belajar dari Cina, kunci pembangunan infrastruktur letaknya pada level implementasi. Jika hanya berencana, tapi implementasi lama, maka akan lama tercapai. Sejak 1998 hingga 2002, Cina agresif membangun jalan. Alokasi anggaran untuk infrastruktur mencapai 23 persen hingga 35 persen. "Jadi menurut saya lebih penting bangun infrastruktur dari pada subsidi,� katanya.
Perubahan prirotas alokasi anggaran ini harus diawali dengan perubahan aturan. Jika ada alokasi untuk infrastruktur, peningkatan pendapatan akan bisa tercapai.
Karenanya, dia menyarankan agar pemerintah menciptakan iklim kompetisi dalam investasi infrastruktur agar menarik.
Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu menyatakan, Master Plan merupakan langkah untuk mempercepat pertumbuhan, dengan langkah menjamin konektifitas antar pusat ekonomi.
Menurutnya, Indonesia berbeda dengan Cina yang hanya daratan. Indonesia yang kepulauan memiliki titik lemah di transportasi laut antar pulau. �Bagian yang penting adalah membangun titik ini (konektifitas),� ujarnya.
Mari menyatakan, tranportasi antar pulau tak efektif. Akibatnya, ada perbedaan harga yang jauh antara Jawa dengan Papua. Harga harga barang di Papua bisa mencapai tiga kali lipat dibanding Jawa. �Dengan konektifitas maka, akan membuat harga yang bersaing di semua daerah,� ujarnya.
NUR ROCHMI
|
|