Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 14th November 2011
priatampan's Avatar
priatampan
Senior Ceriwiser
 
Join Date: Nov 2011
Posts: 5,852
Rep Power: 21
priatampan mempunyai hidup yang Normal
Default Asal Mula nama DENSUS 88

Salah satu unit khusus dari Polri yang memiliki nama populer saat ini adalah Densus 88 atau Detasemen Khusus 88. Seperti halnya Kopassus dan Satgultor (Satuan Penanggulangan Teror) di TNI AD, Detasemen Jala Mengkara TNI AL serta Detasemen Bravo Paskhas TNI AU, Densus 88 merupakan detasemen anti teror yang diarahkan sebagai ujung tombak Polri dalam menindak terorisme dan gangguan keamanan yang sifatnya mendesak. Sebenarnya, darimana sih nama Densus 88 diambil ? Paling tidak ada 2 versi mengenai hal ini. Yang pertama adalah versi yang menyatakan bahwa nama 88 diambil dari jumlah korban terbesar peristiwa Bom Bali tahun 2002, yaitu jumlah korban tewas dari Australia sebanyak 88 orang. Meski peristiwa Bom Bali menjadi titik awal pembentukan Densus 88, versi ini agak sumir karena tidak jelas alasan mengapa menggunakan angka 88 sebagai representasi korban dari Australia dan mengapa tidak menggunakan angka 202 sebagai representasi jumlah keseluruhan korban. Versi kedua saya baca dari buku kisah Intelijen Indonesia : Medan Perang Kedua hasil karya Ken Conboy. Menurut Ken Conboy dalam bukunya, nama Densus 88 didapat dari kesalah pahaman antara instruktur detasemen khusus yang notabene orang asing dengan pasukan yang dilatih. Selama masa pelatihan sering terdengar nama ATA (Anti Terror Assault) yang ejaannya dalam bahasa Inggris mirip dengan Eighty Eight (Ei Tee Ei). Karena hal ini nama 88 lantas disematkan pada detasemen khusus yang baru dibentuk ini. Angka 88 ini menjadi istimewa karena selain sering disebut sebagai angka hoki, filosofinya dapat diterjemahkan sebagai �pekerjaan yang tidak terputus dan terus menyambung, tidak kenal berhenti�. Selain itu, angka 88 juga mirip borgol yang memiliki relasi dengan tugas polisi sehingga bisa dimaknai bahwa polisi serius menangani berbagai kasus dan tugas yang diemban. Ada tambahan menarik dalam bukunya Ken Conboy, yaitu bahwa sebelum Densus 88 mendapat wewenang khusus anti teror sebenarnya sudah ada satuan tugas khusus anti teror yang dipimpin oleh Gorries Mere, salah satu petinggi Polri yang cukup cemerlang dalam mengungkap kasus terorisme. Gorries Mere mengalami sorotan saat mengajak salah satu tersangka bom Bali, Ali Imron untuk bertemu di Starbuck Coffee di Jakarta. Sejak pertemuan ini tersiar pada wartawan, polemik yang berkembang berakhir dengan dibubarkannya satuan tugas khusus.� Wewenang yang tadinya dilakukan oleh satuan tugas khusus kemudian diserahkan pada Densus 88.







Sponsored Links
Space available
Post Reply




Switch to Mobile Mode

no new posts