FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Gossip & Gallery Gossip, artist, images of unique and interesting all here. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Fenomena kemenangan dari timnas dibabak penyisihan dan semi-final memang begitu luar biasa. Bagaimana tidak, tim Indonesia adalah tim yang paling banyak membobol gawang lawan dan paling sedikit kebobolan. Sampai akhirnya tibalah kita di final. Wajar bila ekspektasi dan harapan seluruh rakyat Indonesia bisa mengangkat piala di AFF Suzuki Cup. Namun segalanya berubah sejak Nurdin Halid yang adalah koordinator wilayah Sulawesi DPP Partai Golkar, mengatur jadwal kegiatan Timnas. Bermula dari sambutan Timnas dirumah Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Masing2 pemain berfoto dengan Bang Ical (begitu panggilannya), bahkan tiap2 pemain diberikan bonus besar dengan akumulasi total bonus adalah 2,5 M. Saya sering membaca tentang artikel2 tentang Nurdin, khususnya dikaskus. Banyak orang tidak menyukai cara dia menangani PSSI, beruntunglah ada Alfred Reidl yang sekarang dikontrak 2 tahun dengan gaji $15.000/bulan. Semenjak kasus nya ditahun 2004, Nurdin resmi ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan korupsi penyelundupan minyak goreng. Spoiler for Biografi NH di wikipedia: ![]() Sungguh ironis, Indonesia pun semakin jelek dimata dunia, bahkan Federasi sepakbola internasional FIFA pun sudah menegur PSSI, namun teguran itu tidak diindahkan. Sampai akhirnya masyarakat pun tidak tinggal diam, banyak demo2 yang dilakukan untuk melengserkan orang nomor 1 didunia sepakbola tanah air ini. Namun apadaya, inilah Indonesia, negeri yang konyol dalam segi hukum. Bagus dalam membuat RUU / UU, namum buruk dalam prakteknya. Hingga Nurdin pun dengan kekuatan uang dan golongan orang2 di politik, hanya dianggap angin lalu baginya. Spoiler for demo yang dilakukan masyarakat: ![]() ![]() Dibawah asuhan Alfred Reidl, dunia sepakbola Indonesia sedikit naik dimata dunia, hal ini terbukti dengan naiknya peringkat FIFA timnas menjadi peringkat 127, dimana sebelumnya Indonesia memuncaki peringkat 135 dunia dalam waktu hanya sebulan diajang piala AFF. Betapa bangganya kita memiliki pelatih sekelas Reidl. Dalam hal ketegasan dan kedisiplinan pun, pelatih ini tidak memandang bulu. Seorang Boas Saloza pun, dicoret nama nya karena tindakan indisipliner dalam latihan. Yang lebih membuat terkagum lagi, seorang Presiden SBY, Reidl tidak tanggung-tanggung mengkoreksi tentang infrastruktur kondisi lapangan latihan dengan rumput sintesis. Spoiler for Ketegasan Alfred Reidl yang tidak disukai oknum-oknum PSSI: ![]() ![]() Sungguh ironis sekali lagi hanya karena ulah politisasi dari segelintir orang, lagi-lagi hal ini karena Nurdin Halid ikut turun tangan dalam memberi agenda jadwal kepada pemain timnas. Lucu ya? Ya, inilah Indonesia, dimana kita bisa melihat uang dan jabatan sangat-sangat mempengaruhi segalanya. Dimana lagi kita bisa melihat pertandingan sepakbola bisa diatur dalam hal jadwal ataupun menghentikan pertandingan seperti yang terjadi di ISL, dimana seorang Polisi bisa menghentikan pertandingan sepakbola. Bahkan menurut saya, seorang Nurdin pun selain tidak memiliki hati nurani terhadap animo rakyat Indonesia, dia menaikkan harga tiket hingga 100%. Dalam hal jiwa besar pun NH tidak punya untuk seorang pemimpin. Bisa dilihat dari capture berikut ini. Spoiler for Tidak berjiwa besarnya seorang pemimpin (Nurdin's Facebook): ![]() ![]() Sebenarnya dari review saya diatas, ada hal yang ingin sekali saya inginkan terhadap situasi sekarang. Siapakah orang yang harus bertanggung jawab? Kalau memang Nurdin sebagai ketua PSSI, dengan ketidakmaluannya sebagai residivis dan dihujat banyak orang untuk turun, bagaimana cara lain untuk menurunkannya? Saya sempat berfikir untuk mengumpulkan 1.000.000 tanda tangan seluruh rakyat Indonesia yang kecewa terhadap kinerja NH selama ini (khususnya bila Indonesia gagal meraih Piala AFF tanggal 29 nanti). Sudah terlalu lama Indonesia menantikan tim yang mumpuni dimata dunia. Karena bibit-bibit pemain Indonesia sudah terlihat dari munculnya tim Indonesia Milan Junior yang mendapat juara 1 di italy, atau Indonesia Arsenal Junior yang tampil di Inggris. Buat saya pribadi, sangat disayangkan bila bibit-bibit ini tidak ditempa dan dibina selayaknya pemain2 profesional. Jangan kita mengharapkan naturalisasi, jangan kita mengharapkan pemimpin bangsa seperti SBY bisa menurunkan NH, jangan kita mengharapkan Piala AFF bila didepan sana bahkan piala Asia Cup atau bahkan (mungkin masih mimpi, tapi tidak apa2, jika kita tidak memulai segala sesuatu dari mimpi, berarti kita tidak hidup) tampil di final Piala Dunia, ya... hanya tampil saja difinal Piala Dunia. "I have a dream." Spoiler for tidak lain dan tidak bukan, ini alasan saya menulis: ![]() Terkait:
|
![]() |
|
|