Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 15th November 2011
Copetuitter's Avatar
Copetuitter
Moderator
 
Join Date: Oct 2011
Location: לח&
Posts: 2,291
Rep Power: 40
Copetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis Guru
Default Mengenal Sepintas Kitab Para Rasul 2

Injil Lukas dan kitab Kisah Para Rasul ditulis oleh orang yang sama, yaitu Lukas. Kedua kitab ini merupakan catatan sejarah yang ditulis berdasarkan penelitian yang dicatat secara seksama oleh Lukas (Lukas 1:3; Kisah Para Rasul 1:1-2). Ada beberapa ciri yang menunjukkan bahwa kedua kitab itu merupakan buah tangan satu orang:

Pertama, keduanya ditujukan kepada orang yang sama, yaitu �Teofilus yang mulia� (Lukas 1:1; Kisah Para Rasul 1:1).

Kedua, pada permulaan kitab Kisah Para Rasul, penulis mengingatkan Teofilus akan tulisannya yang pertama, yaitu Injil Lukas.

Ketiga, kedua kitab ini memiliki persamaan dari segi gaya bahasa, alur dan cara penyajian cerita, maupun ungkapan-ungkapannya.

Keempat, permulaan Kisah Para Rasul dengan sengaja memperlihatkan kesinambungan dengan catatan Injil Lukas. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa penulis kitab ini adalah Tabib Lukas yang kelak menjadi teman seperjalanan Rasul Paulus dalam perjalanan pemberitaan Injil (mulai pasal 16 dan seterusnya).




Kisah Para Rasul ditulis dalam bentuk narasi sebagai lanjutan dari Injil Lukas. Dalam Injil Lukas, Yesus Kristus menjadi fokus utama, sedangkan dalam Kisah Para Rasul, Roh Kudus yang menjadi fokus. Tuhan Yesus menjanjikan bahwa Roh Kudus akan dicurahkan ke atas murid-murid-Nya, sehingga murid-murid-Nya akan memiliki kuasa untuk menjadi saksi Kristus (pasal 1). Roh Kudus datang pada hari Pentakosta dan membentuk gereja perdana melalui murid-murid Kristus (pasal 2). Roh Kudus berkarya memakai murid-murid Kristus untuk memberitakan tentang Yesus Kristus yang sudah bangkit dan menang terhadap kuasa dosa dan maut, baik kepada bangsa Yahudi maupun kepada bangsa-bangsa lain. Roh Kudus mendorong gereja untuk bermisi bukan hanya di kalangan Yahudi saja, tetapi kepada semua orang tanpa dibatasi oleh suku, bangsa dan bahasa (pasal 3-28). Mereka akan dipakai oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil Kristus sampai ke ujung bumi. Dengan demikian, perkataan terakhir Tuhan Yesus sebelum Ia naik ke surga bahwa murid-murid-Nya akan menjadi saksi dari tempat terdekat sampai tempat terjauh bisa digenapi (1:8).
Selain mencatat pengembangan kerajaan Allah melalui pemberitaan Injil, Kisah Para Rasul juga menceritakan mengenai penganiayaan yang dialami gereja mula-mula sebagai konsekuensi dari kepercayaan mereka kepada Kristus yang bangkit. Hal itu dialami baik oleh para rasul maupun oleh murid-murid Kristus yang lain. Petrus dan Yohanes diperhadapkan ke sidang Mahkamah Agama yang dengan keras mengancam mereka untuk tidak mengabarkan tentang Kristus yang bangkit (pasal 4). Rasul-rasul disesah dan dilarang mengajar dalam nama Yesus (5:40). Bahkan kitab ini juga mencatat 2 orang yang mati sebagai martir karena kesaksian iman mereka, yaitu Stefanus (7:54-60) dan Yakobus, saudara Yohanes yang mati oleh pedang Herodes (12:1-2). Sekalipun demikian, darah kaum martir itu justru mengobarkan semangat gereja untuk terus bersaksi demi nama Yesus. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila firman Tuhan semakin tersebar dan semakin banyak didengar orang (12:24).
Kisah Para Rasul menceritakan pergumulan gereja dalam rangka memenuhi panggilan untuk melaksanakan misi Kristus di bumi. Kemurnian iman mereka terancam oleh ketidaktulusan dari dalam (pasal 5) serta oleh pelayanan yang tidak terkoordinasi dengan baik (pasal 6). Masalah yang lain adalah adanya orang Yahudi Kristen dari Yudea yang menghendaki agar kaum lelaki bukan Yahudi yang menjadi pengikut Yesus disunat menurut hukum Taurat. Akhirnya, masalah itu diselesaikan melalui persidangan pertama para pemimpin jemaat di Yerusalem yang mendiskusikan persyaratan untuk menjadi anggota umat Allah (pasal 15).
Kisah Para Rasul mencatat banyak nama yang terlibat dalam pekabaran Injil, tetapi ada dua rasul utama yang mewakili pekabaran Injil di kalangan Yahudi dan non-Yahudi, yaitu Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Di awal kitab ini, secara luar biasa dan berani, Rasul Petrus memberitakan tentang Yesus Kristus dan karya-Nya di atas kayu salib (pasal 2-12). Kemudian, kitab ini dilanjutkan dengan pertobatan dan pengutusan Rasul Paulus untuk memberitakan tentang Kerajaan Allah kepada semua bangsa (pasal 9-28).
Secara khusus, Kisah Para Rasul mencatat beberapa perjalanan pemberitaan Injil oleh para rasul kepada semua bangsa. Selain perjalanan misi yang dilakukan para rasul, dicatat pula dua kali perjalanan misi Filipus (8:5-13, 26-40). Rasul Petrus juga mengadakan perjalanan misi untuk mewartakan Injil Kristus (9:32-10:48). Selebihnya, yang paling banyak mengadakan perjalanan misi kepada bangsa-bangsa lain adalah Rasul Paulus. Perjalanan misi pertama meliputi pelayanan di pulau Siprus, Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra, dan Derbe sekitar tahun 46-48 Masehi (13:4-14:28). Dalam perjalanan misi kedua, Rasul Paulus mula-mula mengunjungi tempat-tempat yang dikunjunginya pada perjalanan misi pertama (15:36). Kemudian, Rasul Paulus bergerak ke tempat yang lebih luas, bahkan merambah sampai ke kota-kota di benua Eropa seperti Filipi, Tesalonika, Berea, Atena, dan Korintus, sekitar tahun 49-52 Masehi (15:39-18:22). Sebelum melanjutkan dengan perjalanan misi ketiga, Rasul Paulus kembali ke Anthiokhia di Siria untuk melaporkan bagaimana perjalanan misinya berlangsung. Kemudian, dia mengunjungi lagi beberapa tempat yang telah ia kunjungi sebelumnya ditambah dengan beberapa tempat baru seperti Efesus, sekitar tahun 53-57 Masehi (18:23-21:17). Berbeda dengan perjalanan misi pertama dan kedua yang berawal dan berakhir di kota Antiokhia di Siria, perjalanan misi ketiga berakhir di kota Yerusalem. Di Yerusalem, Rasul Paulus ditangkap oleh orang-orang Yahudi, lalu �diamankan oleh prajurit Romawi, kemudian dibawa ke Kaisarea untuk diadili oleh wali negeri Feliks. Setelah Paulus ditahan selama dua tahun, Feliks diganti oleh Perkius Festus. Karena tidak puas terhadap jalannya pengadilan oleh Festus, Rasul Paulus mengajukan naik banding kepada kaisar. Itulah sebabnya, Rasul Paulus kemudian menempuh perjalanan ke Roma untuk menghadap kaisar (pasal 27-28), sehingga Ia bisa melayani jemaat di kota Roma (walaupun dalam status sebagai tahanan rumah).
Riwayat pelayanan Rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul tidak memiliki akhir. Kitab ini diakhiri dengan kalimat, �Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus� (28:31). Hal ini merupakan petunjuk bahwa kisah pemberitaan Injil Yesus Kristus masih berlanjut terus melalui sejarah gereja hingga hari ini. Injil terus berkembang dan diberitakan ke seluruh penjuru dunia (Matius 28:18-20; Kisah Para Rasul 1:8). Kisah Para Rasul harus terus dilanjutkan oleh gereja dengan kisah Pekabaran Injil lanjutan yang berlangsung terus sampai kedatangan Kristus yang kedua! [Souw]

Sponsored Links
Space available
Post Reply

« Previous Thread | Next Thread »



Switch to Mobile Mode

no new posts