FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Gossip & Gallery Gossip, artist, images of unique and interesting all here. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
gara - gara nih orang nih gan : ![]() si boci mangkir dari timnas : ![]() Boaz Solossa Tidak Hanya Memikirkan Sepakbola Striker Persipura Jayapura ini pernah diangkat menjadi kapten PON Papua di usia 16 tahun. Boaz Solossa termasuk tipikal pemain bertalenta khusus tetapi juga sangat didukung oleh rasa ambisius secara mental, sehingga dalam setiap pertandingan dirinya selalu berfokus untuk mencetak gol. Hal itu diungkapkan Ferdinando Fairyo, mantan asisten pelatih PON Papua, tepatnya pada Pekan Olahraga XVI, atau PON 2004 yang digelar di Palembang. "Namun di sisi lain dia juga bisa memberikan semangat kepada tim dan berperan sebagai inspirator tim," ujar Fairyo kepada GOAL.com Indonesia di Jayapura, Minggu (14/11). Dia menambahkan, dalam kondisi cedera pun masih bisa menjadi pemacu semangat bagi rekan-rekannya dalam satu tim. "Kebersamaan dan kekompakan bagi Boaz adalah segala-galanya," tambah Fairyo. Faktor lain juga yang harus diingat, lanjut mantan pelatih Persipura U-21 ini, adalah pemain yang akrab disapa Bochi ini sudah menjadi kapten Pra-PON Papua 2002 dan juga kapten PON Papua 2003. "Jadi dalam usia yang sangat muda sudah mampu memimpin rekan-rekannya yang usianya empat tahun di atasnya," tegas Fairyo. Pemain kelahiran Sorong yang sudah menginjak usia 24 tahun ini sekarang lebih banyak mengurusi keluarga dan kedua anaknya. Fairyo menganggap hal itu wajar saja, mengingat Boaz sudah menjadi PNS di kantor Dinas Pemuda dan Olahraga kota Jayapura. "Kita juga harus realistis sepakbola juga bisa memberikan penghasilan tambahan dan nama besar, tetapi keluarga serta anak-anak harus hidup sehat menjadi semangat bagi setiap pemain," tegas Fairyo. Menyinggung soal perasaan nasionalisme dan kebanggaan membela timnas, sebenarnya semua pemain bola pasti merasa bangga membela timnas. "Terkecuali pemain tersebut belum pernah sama sekali membela timnas dan pasti akan berusaha untuk memperkuatnya," papar Fairyo. Boaz sudah menjalani perjalanan yang cukup panjang membela timnas, sejak 2004 ketika masih berumur 21 tahun. Boaz sendiri mengaku cedera dan patah kaki yang dialaminya bukan karena memperkuat tim Mutiara Hitam tetapi berjuang membela kesebelasan nasional Indonesia. Boaz sudah dua kali mengalami cedera tulang fibula saat membela timnas dalam ujicoba melawan Hongkong jelang Piala Asia 2007. Gara-gara cedera yang dia alami, hampir-hampir karier sepakbolanya terputus di tengah jalan. Beruntung saat Boaz Solossa didera cedera, tim manajemen Mutiara Hitam masih bersedia memberikan perhatian dan membiayai semua ongkos perawatannya. Sedangkan PSSI tak perhatian saat perawatan Bochi, ibarat pepatah habis manis sepah dibuang. "Aku sudah banyak berkorban di timnas. Bahkan, kakiku patah saat bermain bersama timnas, bukan Persipura," begitulah ungkapan Boaz. Kalaupun Boaz ditolak masuk timnas, tak jadi soal sebab dia tetap bermain dan menjadi kapten Persipura. Bersama skuad Mutiara Hitam, dia bisa bermain dengan tenang mengurusi keluarganya dan bekerja sembari menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasih di Jayapura. Masih kata Fairyo, sepakbola memang banyak memberikan keuntungan materi dan nama besar, tetapi di Indonesia olahraga ini nasibnya sangat berbeda dengan negara maju di Eropa. Tidak semua pemain akan menggantungkan hidupnya dalam sepakbola, termasuk Boaz Solossa. sumber ; Goal.com indonesia silahkan tinggalkan comment gan Terkait:
|
![]() |
|
|