|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Khadafy Gagal Pertahankan Kursi Ketua
Senin, 1 Februari 2010 | 09:51 WIB ![]() Pemimpin Libya Moammar Khadafi ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Gagal mempertahankan kursi ketua Uni Afrika, pemimpin Libya, Moammar Khadafy, Minggu (31/1/2010) di Addis Ababa, malah mengkritik organisasi yang setahun terakhir dipimpinnya. Duduk berlama-lama sampai malam hari memimpin organisasi 53 negara Afrika ini, menurut Khadafy, sungguh membuang waktu dan tak ada gunanya. Lantaran pengelompokan negara pan-Afrika ini tak memenuhi tuntutan global. �Mesin dunia saat ini menjadi 7 atau 10 negara saja dan kita tak menyadari hal itu,� ungkap Khadafy dalam pidato pelepasan jabatan yang setahun digenggamnya, semenjak tahun lalu. �Bahkan, Uni Eropa kini malah menjadi satu negara saja dan kita tidak pula menyadarinya. Semestinya kita harus lebih bersatu lagi saat ini,� ungkap Khadafy, yang seperti biasa, berpakaian khas jubah putih serta tutup kepala warna hitam dari kulit binatang. Meskipun diketahui bahwa Khadafy berniat duduk kembali untuk menjadi ketua lagi dalam sidang tahunan Uni Afrika (UA) kali ini, sidang rupanya sejak awal pembukaan hari Minggu telah memilih Presiden Malawi Bungu wa Mutharika sebagai ketua baru UA menggantikan Khadafy. Kursi ketua UA biasanya didasarkan atas wilayah dengan basis bergiliran. Dan, kali ini, ditetapkan giliran wilayah Afrika Selatan yang mengetuainya. Ketika dipilih sebagai ketua UA tahun lalu, Khadafy yang mendapat perlawanan keras dari kubu oposisi telah mencanangkan visinya untuk membentuk Uni Afrika ini sebagai Uni Persatuan Afrika (United States of Africa). Sebuah proyek yang kedengarannya besar, tetapi nyatanya tak ada juga kemajuannya selama 12 tahun terakhir. Sementara program pemimpin baru Uni Afrika, Bingu wa Mutharika, justru lebih mementingkan mengatasi kelaparan di Afrika sebagai prioritas programnya. �Afrika sebenarnya bukan benua yang miskin, hanya rakyat nya saja yang miskin,� kata Mutharika. �Dengan meningkatkan ketahanan pangan di tingkat Afrika, semestinya persoalan itu akan terjawab,� ungkapnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Malawi memang meningkat panenannya akibat diperkenalkannya program subsidi pupuk dan bibit. Dan, hal seperti itu yang ingin ia kembangkan selama memimpin Uni Afrika.(AP/AFP/Reuters/SHA) Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|