FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Ilustrasi Quote:
Quote:
__________________
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
miris denger beritanya..
kapan tindakan nya bener2 nyata ![]() |
#3
|
|||
|
|||
![]()
Polisi tidak salah, tapi polisi juga belum mampu merebut kepercayaan masyarakat. Dalam beberapa kasus yang pernah saya ikuti, terkadang polisi sudah cukup bijaksana dengan mengambil diskresi utk penyitaan barang bukti bisa diwakili dengan potret dan dibuatkan Berita Acaranya. Akan tetapi begitu sampai di kejaksaan, lebih banyak pihak jaksa tidak mau menerima alat bukti berupa photo atau sebagian barang bukti yang diberikan oleh pihak kepolisian. Kita harus membaca dan mempelajari juga tentang sistem peradilan pidana yang ada di indonesia. Semuanya serba mengkait, bukan hanya pihak kepolisian saja, akan tetapi ada kejaksaan, dan pengadilan. Sebuah proses penyidikan tindak pidana dalam sistem peradilan pidana kita di awali dari kepolisian, begitu berkas sudah dinyatakan lengkap oleh kejaksaan, bergulirlah proses pidana itu ke kejaksaan dengan polisi harus menyerahkan berkas perkara, tersangka, dan barang bukti. Disinilah kendalanya, apabila belum ada persamaan persepsi oleh ketiga organ sistem peradilan pidana ini, maka akan sia-sia kebijakan/diskresi yang diambil diawalnya oleh pihak kepolisian tentang barang bukti yang diramaikan tersebut. Ini sudag pernah saya alami sendiri waktu di sebuah propinsi (sebut saja propinsi "X"). Dari pihak polda sudah memberikan keringanan dengan hanya memfoto barang bukti yang berguna bagi kelangsungan hidup si korban, akan tetapi sampai dikejaksaan, pihak kepolisian harus menghadirkan barang bukti tersebut. Nah, kalau sampai kejadian seperti ini, tentunya pihak kepolisian tidak mau repot bin pusing karena ditagih-tagih terus oleh pihak kejaksaan. Untung kalau barang buktinya masih utuh seperti sedia kala waktu terjadi tindak pidana. Bagaimana apabila barang bukti tersebut sudah berpindah tangan, atau sudah berubah bentuk? Alamat akan menggantung kasus tersebut di kepolisian dan menjadi tunggakan, karena jaksa pasti tidak akan menerima kasus/perkara yang tidak lengkap. Alhasil polisi akan dinilai lebih tidak profesional.
Tentang adanya bayar membayar dalam perkara pinjam pakai alat bukti, ini nih yang saya nggak setuju... karena memang tidak ada aturan tertulisnya. Akan tetapi apabila uang tersebut diminta sebesar harga barang bukti yang dipinjam, kemudian disimpan dikas negara, sebagai uang jaminan apabila barang bukti yang dipinjam tersebut hilang, rusak, atau berpindah tangan, saya rasa saya setuju-setuju saja. itu di atas, opini dangkal saya yaaa... |
#4
|
|||
|
|||
![]()
loh...
memang kenyataan nya bgini... itu kalo ada kendaraan yg uda jd barang bukti dibawa ke kantor...siap2 aj barangnya di preteli semua... motor teman saya yg jd barang bukti karena di serempet mobil..baru nginap semalam aj..bsok paginya baterenya da soak..knalpot uda di ganti ama yg sec.. |
#5
|
|||
|
|||
![]()
yah beginilah indonesia
|
#6
|
|||
|
|||
![]()
mantav idenya pak har,,,,
|
#7
|
|||
|
|||
![]()
jangan sampai udah jatuh ketiban tangga dech,,,
tp ada jg yg udah jatuh malah ditiban tangga!! ![]() #carut marut potret penegakan hukum kita ![]() ![]() ![]() |
#8
|
||||
|
||||
![]() Quote:
![]() |
#9
|
||||
|
||||
![]()
haha, sudah begitu buruknya kah citra polisi dimata masyarakat???
polisi kudu pada taubat nih, brhenti nerima uang haram, berhenti brsikap acuh sm masyarakat, berhenti nilang sesukanya. barulah kami bisa mulai percaya anda ![]() |
![]() |
|
|