|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Gegap Gempita 'Skuad Garuda' Berakhir dengan Rasa Kecewa
Kris Fathoni W - dtikSport Kamis, 01/03/2012 07:00 WIB Browser ![]() Jakarta - Lolosnya timnas Indonesia ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2014 zona AFC disambut gegap gempita. Tak sampai setahun kemudian, keceriaan berakhir dengan kekecewaan mendalam. Juli 2011, Indonesia memastikan satu tempat di fase ketiga setelah menyudahi perlawanan Turkmenistan. Bermain imbang 1-1 di laga pertama, tiket lolos diamankan di depan puluhan ribu penonton di Stadion Gelora Bung Karno dengan kemenangan 4-3. Kesuksesan ini disambut riang gembira publik pencinta sepakbola Tanah Air yang memang sudah sangat haus prestasi. Apresiasi untuk timnas pun diberikan PSSI yang saat itu langsung bersiap menggelontorkan bonus Rp 30 juta per pemain. Pun begitu, timnas yang saat itu ditangani Wim Rijsbergen tetap diwanti-wanti untuk mengerjakan setumpuk Pekerjaan Rumah karena adanya sejumlah hal yang mesti dibenahi. Fakta bahwa Indonesia tergabung di grup yang cukup berat membuat pembenahan pun kian krusial. Langkah pertama mengejar impian lolos ke Piala Dunia 2014 itu lantas diawali dengan lawatan ke markas Iran pada awal September 2011. Meski 'Skuad Garuda' pulang dengan kekalahan 0-3, tak sedikit yang menanggapinya dengan rasa maklum karena lawan yang dihadapi adalah tim yang pernah tiga kali lolos ke babak utama Piala Dunia. Harapan lantas kembali diusung di laga kedua kontra Bahrain, yang dijalani di Indonesia. Tapi lagi-lagi kekalahan harus diterima, kali ini dengan skor 0-2. Sejak itu kekalahan terus mengakrabi perjalanan timnas Indonesia. Setelah berturut-turut dibekuk Qatar 2-3 dan 0-4, dan Iran dengan 1-4, peluang Indonesia lolos pun sama sekali tidak ada menjelang laga terakhir lawan Bahrain, Rabu (29/2/2011). Itulah salah satu pertimbangan mengapa kemudian skuad yang dikirim ke Stadion Nasional Bahrain disarati pemain muda. Kali ini target untuk timnas, yang sekarang ditangani mantan pemain timnas Aji Santoso, adalah mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Sialnya, pengalaman yang didapat justru adalah kekalahan telak. Timnas Indonesia, yang bermain minus satu pemain sejak menit-menit awal setelah kiper Samsidar dikartu merah, luluh lantak 0-10 di tangan Bahrain. Ini bukan saja menjadi kekalahan paling telak yang pernah dialami timnas Indonesia di partai resmi, tetapi juga sebuah hasil terburuk di antara partai-partai lain sepanjang fase kualifikasi babak ketiga Piala Dunia 2014 zona AFC. Sebelum ini kekalahan paling telak yang hadir adalah saat Jepang menang 8-0 atas Tajikistan di partai Grup C pada 11 Oktober 2011 lalu. Selain itu juga ada kemenangan 7-1 Irak atas Singapura, kemenangan 6-0 Korea Selatan atas Libanon, dan kemenangan 6-0 Iran atas Bahrain. Total Indonesia menyudahi fase ini dengan enam kekalahan di seluruh pertandingannya, dengan kemasukan 26 gol dan hanya bisa bikin 3 gol saja. Dengan produktivitas -23, Indonesia juga mencatatkan hasil terburuk di antara tim-tim lain di fase ini, termasuk sesama wakil dari Asia Tenggara yang lolos, yakni Singapura (-18), dan Thailand (-4), yang juga tersingkir dengan status juru kunci. Thailand setidaknya patut sedikit berbangga diri ketimbang Singapura dan Indonesia karena menjadi satu-satunya yang bisa menorehkan poin berkat satu kemenangan dan satu hasil imbang--Indonesia dan Singapura memiliki poin 0. Mengecewakan? Pasti. Tetapi semoga hasil ini tak lantas bikin masyarakat pencinta sepakbola di Indonesia berhenti berharap. Perjalanan Timnas Indonesia di Fase Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona AFC
Quote:
Grup E
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|