Rasul saw. di saat Idul Fitri tiba biasanya mengucapkan
taqabbalallahu minna wa minkum kepada para sahabat. Kalimat ini merupakan sebuah doa yang berarti semoga Allah menerima aku dan kalian. Bisa dipahami bahwa, ini merupakan doa atas amalan-amalan sholeh yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan.
Beberapa hari lalu, saya mendengar statement salah satu ustadzah di radio. Ustadzah tersebut tidak mengartikan bahwa fitrah di Idul Fitri itu laksana bayi yang baru lahir, tapi lebih dari itu. Fitrah manusia yang kembali di sini adalah fitrah berupa taqwa. Ya, ini sebagaimana disebutkan dalam dalil perintah untuk berpuasa Ramadhan. Dan juga hubungannya dengan dalil lain saat manusia akan dilahirkan, yang mengakui ke-Tuhan-an Allah.
Kembali ke ucapan lebaran. Ada beberapa sahabat yang menambahkan ucapan tersebut dengan kalimat s
hiyamana wa shiyamakum. Kalimat ini, artinya puasaku dan puasa kalian. Dan penambahan kalimat ini, juga merupakan doa atas ibadah di bulan Ramadhan.
Jadi itulah, ucapan yang biasa diucapkan Rasulullah saw. saat Idul Fitri. Juga kalimat tambahan yang diberikan oleh sahabat. Lalu, bagaimana dengan minal �
aidin wal faizin? Kalimat ini tidak pernah dicontohkan.
Kalimat
minal �aidin wal faizin ini berarti semoga kita termasuk golongan yang kembali dan semoga kita termasuk golongan yang meraih kemenangan. Entah dari mana asal-usul kalimat ini. Dan biasanya, kalimat ini diikuti dengan mohon maaf lahir dan batin. Jadinya, Jika keduanya digabung, seolah-oleh minal �aidin wal faizin itu mohon maaf lahir dan batin.