Reporter Alam Gaib
Agan dan Aganwati, saya ingin curhat di board Supranatural ini dan bukan di board H2H, karena curhat saya berhubungan dengan persoalan supranatural. barangkali nanti agan dan aganwati bisa memberi masukan buat saya.
sudah 3 tahun yang bekerja sebagai wartawan di sebuah surat kabar umum di Bandung. tapi saya Pemimpin Redaksi (Pemred) menganggap saya kurang berprestasi, karena jarang melaporkan bahan berita ke redaksi. memang, hal itu saya akui. dari seluruh wartawan yang ada, saya adalah wartawan yang paling sedikit melaporlan bahan berita kepada redaksi. hal itu karena saya mempunya persoalan yang tidak pernah bisa saya ungkapkan ke rekan-rekan wartawan lain dan juga ke Pemred.
sebenarnya saya sangat aktif menulis. Dalam 3 tahun, saya telah menulis sekitar 1050 artikel. tapi hanya sedikit menulis berita. Hal itu karena saya lebih suka bersemedi dan mencari informasi dari alam gaib, dari pada berkeliling dunia meliput berita-berita seperti berita politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
Hari ini, saya ada tugas untuk mewancara 100 orang dari berbagai profesi dan usia, tentang "kebutuhan informasi". uh, ternyata tidak mudah menemukan 100 responden yang mau di wawancara. tidak sedikit yang menolak diwawancara. salah satunya adalah Rina, salah satu mahasiswi Mahasiswi IKIP/UPI, jurusan Bahasa Inggris. saya menyodorkan selembar kertas berisi pertanyaan yang harus dijawab Rina. tapi Rina menolak dengan alasan "sedang malas". padahal sebenarnya menjawab pertanyaan yang ada di kertas tersebut, tidak akan memakan waktu 5 menit. tapi tentu saya tidak boleh memaksa. hanya saja, setelah itu saya mengajak Rina berbicara, tentang siapa nama dia, mahasiswi mana, asal dari kota mana, dan lain sbagainya. dialog terjadi cukup lama. tapi anehnya, saat diminta untuk menjawab pertanyaan "informasi apa yang paling anda butuhkan saat ini?" Mahasiswi ini menolak menjawab, dengan alasan "males". bagi saya, itu hal yang tidak masuk akal. tapi bagaimanapun saya harus menghormati penolakan responden.
sampai sore hari ini, saya baru berhasil mewawancarai sekitar 37 orang, masih jauh dari yang ditargetkan. karena lelah, sayapun pulang, dalam hati saya berkata "ternyata bagi saya menjadi reporter alam dunia, lebih sulit dari pada menjadi reporter alam gaib." Bila saya bersemedi, tak lama kemudian pintu-pintu alam gaib terbuka, saya melihat kehidupan alam kubur, kehidupan sorga, dan neraka. lalu saya mencatat semua yang saya lihat ke dalam buku harian saya. mudah dan simple. tidak ada penolakan dari responden, tidak menghabiskan premium motor saya, tidak membuat berkeringat, tapi berita-berita menarik dari alam gaib dapat saya serap. sayangnya, tidak ada kamera yang bisa di bawa ke alam neraka, sehingga sudah barang tentu pihak redaksi tidak akan bisa menerima berita-berita yang saya liput dari alam gaib. Informasi berita alam gaib tidak laku di jual di koran. Jadi saya menulisnya sndiri, menyimpannya sendiri dan membacanya sendiri sewaktu-waktu saya ingin meningat kembali peristiwa-peristiwa alam gaib yang pernah saya tulis.
bersambung.....
|