FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Warga mengungsi ke kantor Balai Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, yang difungsikan sebagai barak pengungsian pasca-kenaikan status Gunung Merapi dari siaga menjadi awas, Senin (25/10/2010). Warga yang tinggal dalam radius tujuh kilometer dari puncak Merapi diungsikan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa saat terjadi erupsi Gunung Merapi. YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah ibu rumah tangga di Perumahan Gumuk Indah, Sidoarum, Godean, Sleman, mencoba meringankan beban para pengungsi korban letusan Gunung Merapi. Tak bisa jauh-jauh meninggalkan rumah, mereka memilih membuat bantal bagi pengungsi. Kesibukan membuat bantal itu tampak di rumah Juwariyah, Minggu (7/11/2010) siang. Ia yang kebetulan memiliki mesin jahit bertugas memotong dan menjahit kain. Ibu-ibu lain bertugas memasukkan bahan bantal berupa dakron ke kain yang ketiga sisinya telah dijahit. Mereka bekerja di antara dua karung besar berisi dakron yang isinya terus menyusut. Anak-anak kecil ikut sibuk membantu pekerjaan ibu mereka sambil bermain-main. Pada waktu singkat, jadilah bantal-bantal empuk siap pakai. Ukurannya sengaja dibuat mungil, cukup untuk satu kepala. Warnanya cerah ceria, bermotif flora dan fauna. Ada jerapah, juga gajah. Kuning, biru, dan hijau muda. Membuat bantal ternyata mudah saja. Bantal-bantal itu lantas diikat dengan tali. Setelah bantal siap dipakai, giliran para suami bekerja. Mereka bertugas mengantar ke barak pengungsian yang membutuhkan. Terbayang wajah sukacita anak-anak di pengungsian saat menerima bantal-bantal mungil itu. Aktivitas membuat bantal itu dimulai sejak Jumat (4/11) lalu, tepatnya ketika puluhan ribu manusia dilarikan ke barak-barak pengungsian yang lokasinya jauh dari rumah mereka. Dipindah secara mendadak, mereka tentu hanya sempat membawa pakaian yang menempel di tubuh. Membayangkan kondisi pengungsi, Sholahuddin Noorazmy dan istrinya, Nuzulina, lantas mendapat ide membuat bantal. ”Kalau mau membantu evakuasi, kami jelas tidak mampu. Mau membuat dapur umum juga sulit. Makanya muncul ide bantal, istri bisa membantu pengungsi tanpa perlu meninggalkan rumah,” tutur Sholahuddin, Minggu. Jejaring sosial Sepakat membuat bantal, keduanya bergegas bekerja. Sholahuddin dan teman-temannya bertugas menghimpun dana. Sementara Nuzulina bertugas menggerakkan ibu rumah tangga di sekitar kompleks untuk bergotong royong membuat bantal. Demi dana, Sholahuddin segera menghubungi teman-temannya yang tersebar di Yogyakarta, Jakarta, maupun Bandung. Ia membuat grup ”Bantal untuk Merapi” di Facebook. Ia juga mengirim banyak pesan pendek ke banyak nomor. Lengkap dengan mencantumkan nomor rekening. Dalam pesan pendek itu, ia meminta bantuan dengan slogan yang jelas: Rp 10.000 untuk satu bantal. Dalam waktu singkat, tanggapan berdatangan. ”Tidak sampai 15 menit, ada donatur dari Bandung yang menransfer uang Rp 500.000,” kata Sholahuddin. Tentu tidak semua teman menyumbang dalam jumlah besar. Ada juga yang menyumbang dua bantal, yang berarti menransfer Rp 20.000. Tanggapan positif itu membuat mereka optimistis. Dengan dana yang masuk, Nuzulina segera berbelanja di toko kain. Lalu, dengan bahan yang ada, ia mengajak tetangganya ikut bekerja. Nuzulina menuturkan, semula ia berniat membuat bantal ukuran kepala dewasa dengan kain putih polos. Namun, salah satu tetangganya, Fatimah, mengusulkan agar bantal tersebut dibuat warni-warni. ”Kalau warna warni, anak-anak kan jadi senang. Akhirnya kami membuat bantal kecil dengan motif flora dan fauna,” ujarnya. Sampai saat ini, mereka telah membuat 321 bantal. Bantal-bantal tersebut telah dikirim ke barak pengungsi di Kantor Kecamatan Mlati, Sleman. Sholahuddin mengatakan, permintaan bantal terus berdatangan. Bahkan ada yang memesan 5.000 bantal kepadanya. Menerima pesanan itu, ia merasa senang sekaligus bingung karena kemampuan relawan saat ini masih sangat terbatas. Saat ini, mereka terus bekerja. Terus membuat bantal-bantal mungil yang diharapkan bisa membantu pengungsi tidur nyenyak. Pengungsi juga berhak bermimpi indah meskipun nyatanya terenggut jauh di luar rumah. Kalo berkenan Bagi ![]() ![]() Last edited by BudakBandel; 9th November 2010 at 10:06 AM. |
![]() |
|
|