Warga Gaza Terpaksa Minum Air Garam

r34

JALUR GAZA (Berita SuaraMedia) - Lebih dari 1,5 juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza kekurangan akses menuju persediaan kemanusiaan dasar seperti kekurangan sumber air.

Banyak warga Palestina dipaksa untuk membeli air dalam kemasan untuk kebutuhan sehari-hari mereka, karena air yang keluar dari kran mereka mengering, koresponden Press TV melaporkan.

Akuifer Gaze merupakan satu-satunya sumber air bagi penduduk Gaza. Laporan menunjukkan bahwa 90 persen airnya tidak sesuai untuk dikonsumsi oleh manusia berdasarkan tingginya tingkat nitrat dan kadar garam.

Dalam wawancara dengan Press TV, koordinator kesehatan publik Tracey Wise mengatakan, "Karena keterbatasan jumlah air di Gaza yang dapat dikonsumsi oleh manusia itulah, kebanyakan ini merupakan akuifer pesisir yang dangkal, dan akuifer ini terlalu banyak dipompa, begitu banyak air diangkut keluar untuk mencukupi kebutuhan warga Gaza, sehingga Anda terlalu banyak merusak air laut."

"Dan kemudian Anda juga telah menggali air yang sangat sangat tua yang memiliki kadar garam tinggi dan konsentrasi polutan tinggi lainnya," ia menambahkan.

Sementara itu, Israel telah memasang pos pompa besar di sepanjang perbatasan, yang membelokkan air sebelum sampai ke akuifer Gaza.

Israel menjatuhkan blokade di wilayah tersebut sejak Juni 2007, yang mencegah masuknya ratusan barang, termasuk bahan-bahan industrial penting yang dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur air.

Selama perang Gaza, bom sepenuhnya menghancurkan tiga sumur air dan banyak sistem infrastruktur air di Gaza.

Kewenangan Pesisir untuk Penggunaan Air (CMWU) melaporkan konsumsi air harian Israel per kapita sekitar 320 liter sementara konsumsi warga Palestina di Gaza kurang dari 90 liter.

"Kita perlu mulai berpikir tentang sumber air inkonvensional, [misalnya] laut, bersama dengan solusi lainnya," ujar Direktur CMWU Munzer Shuplaq.

Menurut statistik terbaru yang dilakukan oleh CMWU, penduduk daerah kantong pesisir tidak akan mendapatkan air yang sehat untuk diminum di tahun 2015.

Seorang insinyur sistem air yang bekerja di Palestina, Abeer al Butmeh menghadapi penderitaan kasar dan kondisi tidak manusiawi bahwa orang-orangnya dipaksa untuk bekerja di bawah bayang-bayang pendudukan Israel.

Ini merupakan satu hal untuk didengar tentang pembersihan etnik dan kekejaman pendudukan secara umum dari jauh tapi ini merupakan sesuatu yang lain ketika seseorang menyaksikan atau secara langsung mendengar tentang penderitaan itu secara terperinci.

Dan itulah yang Abeer, yang juga merupakan aktivis dengan Jaringan NGO Lingkungan Palestina, berikan selama konferensi minggu lalu.

Bayangkan misalnya hidup di kota di Gaza selama musim panas kering dan persediaan air di kota dimatikan selama berminggu-minggu sehingga pemukiman Israel terdekat bisa mendapatkan semua airnya. Atau gambaran tentang berada dalam area berpopulasi padat di Tepi Barat, hanya untuk mendapatkan air sisa dan air selokan dari kota Israel baru dibuang berton-ton liter setiap hari ke tanah tempat Anda, dan keluarga Anda tinggal.

Sebenarnya, 450.000 pemukim Israel yang tinggal di tempat seperti Tepi Barat menghasilkan 500 ton sampah padat dan sekitar 40 juta meter persegi air buangan setiap hari. Dan sekitar 90 persen sampah ini dibuang ke tanah palestina.

Untuk membuat keadaan jadi lebih buruk, sekitar 50 sumur air tanah dihancurkan atau diasingkan dari pemiliknya lewat dinding yang dibangun oleh tentara Israel. Abeer mengatakan 1,5 juta pohon ditebang untuk membuat jalan bagi benda ganjil yang konkret.

Dan blokade Israel mencegah masuknya bahan-bahan untuk pembangunan dan perbaikan fasilitas air, membuat keadaan bahkan menjadi lebih buruk lagi. (raz/pv/tsd)

Code:

http://suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/31531-karena-israel-warga-gaza-terpaksa-minum-air-garam.html

Terkait:

NoShade

ane cuman bisa bilang kasihan....tapi gak bisa berbuat apa-apa selain ngedoain doang

Jasjusers

kasian ndan, semoga masalahnya cepet selesai deh