VIVAnews- Debu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi membuat sektor perdagangan, hotel, dan restoran anjlok drastis. Penutupan Bandar Udara Adisucipto membuat situasi kian parah.
Sebelum ini, Adisutjipto melayani 23 penerbangan domestik dan 3 penerbangan internasional yang setiap hari mengangkut rata-rata 5.300 penumpang. Artinya, selama 11 hari ditutup, Yogyakarta setidaknya kehilangan 58.300 pengunjung yang datang melalui udara. Setelah bandara dibuka, penerbangan diperkirakan tak akan langsung optimal.
Bank Indonesia Yogyakarta bekerja sama dengan Pemda Sleman, Badan Penanggulangan Bencana Provinsi DIY mencatat, akibatnya sejumlah sektor terpukul. Bisnis sewa mobil yang biasanya ramai kini sepi.
Banyak
event yang semula akan digelar di Yogyakarta, dibatalkan atau dialihkan ke kota lain. Tingkat hunian hotel turun dari rata-rata 70 persen menjadi 30 persen; bahkan ada yang lebih kurang lagi. Dari sini efek rembetnya ke mana-mana: produk kerajinan, usaha kuliner, usaha transportasi, dan banyak lainnya ikut parah terpukul juga.
sumber: vivanews