FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Latar Belakang
Sebelum berkuasanya inggris di India, Portugis merupakan negara eropa pertama yang telah memiliki hubungan perdangangan dengan India. Kapal2 dagang portugis berlabuh di kota pelabuhan yang bernama Calcutta, tepatnya berada di sebelah barat pesisir Malabar pada tahun 904 Hijriah (1498 Masehi). Monopoli dagang oleh Portugis ini kemudian diambil alih oleh belanda, yang kemudian berpindah tangan ke dalam kekuasaan Perancis. Baru setelah itulah inggris mengambil alih bisnis perdagangan ini dengan jalur konfrontasi. Tepatnya pada tahun 1600 Inggris kemudian mendapat izin resmi dari Akbar Shah untuk membuka pusat perdagangan di Calcutta. Pada tahun yang sama juga Ratu Elizabeth I mencanangkan peraturan baru yang berkenaan dengan Kampanye Perdagangan di India timur. Aturan tersebut antara lain menempatkan tentara2 kolonial inggris pada pusat perdagangan demi menjaga keamanaan dan ketertiban kegiatan dagang, mengawal kapal2 dagang Inggris dan mengorganisir ekspedisi militer ke daerah India pedalaman. (hampir sama kasusnya dengan negara kita waktu di datangin belanda-TS) Selanjutnya, pada masa pemerintahan Sultan Shah Alam I, atau dikenal juga dengan nama Sultan Shah Alam Bin Alamgir (wafat pada 1712 Masehi) pihak inggris membeli lahan tanah di calcutta dan menempatkan tentara2 kolonial untuk menjaga lahan tersebut. Akbar Shah, tokoh yang memberi izin pihak inggris untuk melakukan perdagangan terkenal dengan orang yang korup dalam hal prinsip2 agama. Ia dengan leluasa mencampur-adukkan agama, dan kemudian membentuk suatu agama baru atas hasil pencampur-adukan tersebut. Aliran agamanya dikenal dengan nama Din-i-Ilahi (Divine Religion) pada tahun 1582. paham barunya ini menyebabkan turunnya penghargaan terhadap para Ulama dan cendikiawan muslim pada saat itu. Momen inilah yang dimanfaatkan oleh pihak kolonial. Selanjutnya, atas keberhasilan Inggris dalam memberikan pengobatan terhadap Sultan Farruh Sir Shah (1714), pihak kolonial diberikan penghargaan berupa keleluasaan dalam memilih lahan yang akan dibeli di seantero India. Pada masa pemerintahan Sultan Shah Alam II, Inggris melebarkan sayapnya mulai dari wilayah Bengal hingga ke India tengah dan Racasthan. Pada saat inilah Inggris menyebarkan berbagai kerusuhan dan hasutan diwilayah india, bahkan Inggris berhasil mempengaruhi dan menundukkan kekuasan Sultan Shah Alam II (secara tidak langsung). Inggris dengan semena2 memberikan perintah atas nama Sultan kepada penguasa daerah tersebut serta menghapus nama Kekaisaran Muslim India yang tercantum pada koin2 emas yang digunakan sebagai alat meneter pada saat itu. Hancurnya Kekaisaran Islam Pada th 1857, Bahadir Shah II sebagai pemimpin muslim (kaisar yang memerintah mulai tahun 1837) merasa gerah dengan tekanan serta kelancangan para pendatang asing ini dan serta merta melakukan perlawanan atas dasar Jihad dengan didukung oleh seluruh tentara dan masyarakat india, baik Hindu maupun Muslim. Beliau jiga memerintahkan agar nama kaisar kembali dicantumkan pada koin2 emas dan pada saat Khutbah, nama kaisar sebagai pempimpin resmi India harus disebutkan. Inggris memutuskan untuk melawan pemerintahan yang sah ini dengan memasuki kota Delhi, menghancurkan dan menjarah rumah2 dan toko2 dan menjarah apa saja yang dapat dijadikan uang. Mereka juga membantai seluruh warga muslim, tak peduli itu anak2, perempuan dan orang2 manula. Singkat cerita, Sultan Bahadir Shah II terpaksa harus menyerahkan diri dan dikurung dipenjara bawah tanah dan akhirnya dbuang ke Indo China (Rangoon), Sementara kedua anak laki2 sultan dibunuh secara keji dan mati syahid ditangan salah satu tokoh agama inggris bernama Hudson (cara matinya begitu keji untuk ditampilkan disini, selengkapnya silahkan kunjungi sumber artikel hal. 81-TS). Kekalahan dipihak sultan bukannlah karena ketidak piawaian sultan dalam berperang, melainkan karena penghianatan yang dilakukan oleh seorang Munafiqun bernama Rajab Ali yang berkomplot dengan Hudson, serta salah satu komandan sultan yang bernama Mirza Ilahi Bakhsh yang menyesatkan sultan Sejak saat itulah Inggris dengan beringas menghancurkan India dan kebudayaan muslim dan hindunya yang sangat kental. Kebrutalan yang dilakukan dengan berbagai cara ini diakui oleh William Jennings Brians, mantan sekretris luar negri amerika yang menyatakan bahwa kekejaman Inggris pada saat itu melebihi Rusia. Dalam bukunya yang berjudul British Domination In India, Brians mengeluarkan pernyataan: "Inggris, yang mengaku sebagai bangsa yang menyejaterakan india dan menyebarkan kebahagian bagi penduduk India, telah menggiring orang2 india tersebut keliang lahat. Bangsa ini (inggris), yang merasa bahwa mereka telah menegakkan hukum dan konstitusi yang adil dan bijaksana, telah merampok india dengan alasan politis. Kata 'merampok' mungkin terdengar agak kasar, namun tidak ada kata yang lebih bagus yang dapat menerangkan secara nyata apa yang mereka telah perbuat" Kontaminasi agama islam dan lahirnya paham Ahmadiyah Selain menjalankan politik adu dombanya untuk menghancurkan kerukunan umat beragama Muslim dan Hindu, pihak kolonial juga berusaha meracuni dan mempengaruhi ajaran2 islam lewat tokoh tokoh terkemuka di India. Dengan dalih memberi dukungan, Pihak kolonial berusaha merangkul tokoh2 heretic berlatar belakang muslim namun tidak menjalankan syariat berdasarkan Ahlul Sunnah dan prinsip dasar islam. tokoh2 tersebut adalah Sir Sayyed Ahmad, Hazrat Mizra Gulam Ahmad Qadiyani, Abdullah Ghaznawi, Ismail-i-Dahlawi, Nazir Huseyn Dahlawi, Siddiq Hasan Khan Pehupali, Rashid Ahmad Kenkuhi, Wahid Uz-zaman Haydar Abadi, Ashraf Ali Tahanawi, dan Muhammad Is-Haq, cucu dari Sultan Shah Abdul Aziz. Dengan mendukung para tokoh2 ini, Inggris berusaha menyebarkan sekte/aliran agama baru. (note: hal ini sudah biasa dilakukan inggris, misalnya aliran Wahhabi di Persia dan Turki, keterangan lebih lanjut baca bagian pertama dari sumber artikel-TS) Sementara, ulama2 islam yang benar dan menolak untuk bekerja sama dengan pihak kolonial diancam dengan pengucilan dari masyarakat serta hukuman penjara seumur hidup di pulau Andaman, sama halnya dengan nasib ulama2 islam dari kekaisaran utsmaniah (Ottoman) yang dipenjarakan di Malta setelah hancurnya kekaisaran utsmaniah pada PDI Salah satu buah keberhasilan inggris untuk menkontaminasi ajaran islam yang benar adalah aliran Qadiyani. yang bermula pada tahun 1879, dengan pendiri bernama Hazrat Mizra Gulam Ahmad. Siapa Gulam Ahmad Sebenarnya? Gulam Ahmad bukanlah seorang muslim yang berpegang teguh pada Ahl-ul-Sunnah dan Alquran, melainkan seorang yang berasal dari aliran Ismailiyah (lihat wikipedia untuk penjelasan Ismailiyah - TS). Dia meninggal pada tahun 1908. Tokoh ini direkrut oleh pihak kolonial yang berkuasa saat ini dengan bayaran yang cukup besar. Inggris mewanti2 agar si Gulam ini menghapuskan hukum jihad ( mungkin karena mereka sadar bahwa hanya inilah yang dapat menghalangi mereka) Sebelum mengklaim dirinya sebagai Nabi, tokoh ini menyatakan bahwa ia adalah seorang Mujaddid, dan kemudian memproklamirkan dirinya sebagai Imam Mahdi. Tak lama kemudian ia pun membuat pernyataan bahwa dia adalah Jesus the messiah yang diturunkan ke bumi ( Nabi Isa As). Dan pada akhirnya, dia mengaku sebagai Nabi baru dengan membawa ajaran yang benar bernama Ahmadiyya (diindonesia dikenal dengan Ahmadiyah). Ia menghimbau orang2 islam sejati dan dipengaruhi untuk meninggalkan ummah (muslim community) dan memisahkan diri dari komunitas islam. Ia juga mengklaim bahwa telah banyak ayat2 alqur'an yang telah meramalkan kedatangannya, serta menganggap dirinya memiliki mukjizat lebih banyak dari nabi-nabi yang pernah ada sebelumnya. Setelah menghimpun beberapa pengikut, Gulam Ahmad pun mengeluarkan fatwa bahwa selain dari pengikut Ahmadiyya adalah Kafir. Sekte ini memiliki pengikut yang cukup besar jumlahnya didaerah Punjab dan Bombay, dan akhirnya menyebar ke eropa dan amerika. Surat yang cukup terkenal yang pernah ditulis oleh Gulam Ahmad kepada ratu inggris adalah sebagai berikut: "For the sake of the British government, I have published fifty thousand books, magazines and posters and distributed them in this and other Islamic countries [�] It is as the result of my endeavors that thousands of people have given up thoughts of Jihad which had been propounded by ill-witted mullahs and embedded in the minds of the people. I can rightly feel proud of this that no other Muslim in British India can equal me in this respect.."(source: Wikipedia) Surat inilah yang menjadikan salah satu bukti dari persekongkolan ghulam ahmad. Kalaupun ia memang percaya kepada Allah, tentulah suratnya akan lebih layak jika dimulai dengan " For the sake of Allah.." (Demi Allah-terj.). Dan, tidak ada Nabi yang merasa bangga dan sombong atas pencapaiannya (Feel Proud). Nabi Musa As tidak pernah menyombong karna berhasil menyelamatkan Bani Israel, Jesus As. dari Nazareth juga terkenal dengan sifat rendah hatinya, Nabi Muhammad SAW juga tidak pernah menyombongkan diri walaupun berhasil mentaklukkan Mekkah, Bizzantium, persia dll.. Diterjemahkan (dengan berbagai tambahan) dari artikel berjudul : Confession of A British Spy silahkan di google aja judul tersebut, Insya Allah pasti nemu file Pdfnya. Pelajaran yang dapat diambil dari artikel ini: 1. kehancuran kekaisaran islam di india adalah karena ulah kaum munafik yang berkhianat, Maha suci Allah yang telah mewanti2 kita untuk berhati2 dengan kaum munafik. bayangkan, saking bahayanya para munafik tersebut, dari 20 ayat pertama surat Al-baqarah, 1-5 diperuntukkan bagi kaum muslim, tapi 12 ayat yang mengisahkan tentang bahayanya kaum munafik (8-20) 2. If they cant destroy muslim from without, they'll destroy it from within 3. cuma ada 3 kemungkinan bagi pihak pemerintah yang membiarkan berkembangnya aliran diatas untuk berkembang di indonesia, kemungkinan pertama, pemerintah tidak begitu paham asal muasal aliran tersebut terbentuk (Ignorance), kemungkinan kedua pihak pemerintah ditekan oleh pihak2 'tertentu' (cowardness). kemungkinan terakhir pemerintah dengan sengaja membiarkan aliran tersebut (Munafiq), Wa-Allah, semoga mereka tidak termasuk pada kemungkinan terakhir, dan dapat melakukan perbaikan yang semestinya dilakukan sehingga tidak mendatangkan fitnah yang berkelanjutan selengkapnya: CONFESSION OF A BRITISH SPY |
![]() |
|
|