Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Islam

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Ulama Ulama is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 1,239
Rep Power: 16
Ulama mempunyai hidup yang Normal
Default Diatas Sajadah Cinta

semoga bisa diambil manfaatnya dari cerita2 dibawah ini..amin.

Entah Malaikat Entah Siapa
Kutatap wajah Ahmad Yassin, putra kami satu-satunya. Wajahnya begitu bercahaya.Ya, dia memang anak yang kami cintai. Keramahan dan rasa sayangnya kepada kami, membuatnya bagai permata. Bagi kami, kehadirannya adalah rahmat yg tak putus-putusnya dicurahkan Yang Maha Kuasa.
"Bagaimana, Le, keadaan rumah sakit di sana?"tanyaku seperti biasa, ketika dia pulang mengunjungi kami yang terpisah jauh dari tempatnya bekerja.
"Alhamdulillah, pak.rumah sakit semakin meningkatkan pelayanannya.Apalagi musim panas seperti sekarang,masyarakat begitu mudah terserang batuk dan pilek.maka kami harus bekerja xtra keras melayani mereka".
"Tapi kamu masih rajin mengikuti pengajian to Le?"istriku bertanya, ketika dia baru masuk ruang tamu sambil membawa segelas air putih untuk ahmad, putra kesayangannya.
"Alhamdulillah mak.InsyaAllah,pengajian seperti itu yg slalu saya perlukan untuk menjaga semangat bekerja dan melayani".
"Ya syukur kalau begitu,"kata istriku sambil duduk merapatkan diri kepadanya.seperti biasa tangannya akan segera mulai bergerilya memijiti pundak anaknya.Kasih sayang seorang ibu apakah memang selalu indah seperti itu?
"Pak."
Aku tatap matanya.sepasang mata sejuk itu sekejap saja membalas tatapanku, sebelum kemudian menunduk kembali. "Ada apa Le?"
"saya beberapa hari ini gelisah.Teman-teman seperjuangan dikantor pun mengalami hal yg sama.pasti bapak dan emak sudah tahu jika di Palestina perang dan pembantaian telah terjadi lagi".Ahmad bergerak mengambil tas hitam yg dia letakkan dibawah meja, tas yg selama ini memnemaninya mencari ilmu dan bekerja.sebuah Koran nasional dia keluarkan dan diberikannya padaku.tepat dihadapanku terpampang berita yg dimaksud.
Suara Indonesia, Selasa, 9 April 2002
Seratus pejuang Palestina di Nablus ditangkap,Hizbullah Rudal Tank Israel Shebaa(AFP): pertempuran sengit kembali pecah dikawasan Lebanon Selatan. Rudal Sagger milik kelompok gerilyawan Hizbullah berhasil menghantam tank Israel.Gerilyawan Hizbullah kemarin meningkatkan serangan terhadap posisi-posisi tentara Israel di kawasan Shebaa Farms yg diperebutkan.Tembakan puluhan roket Katyusah dan bom mortar gerilyawan Hizbullah itu mendapat balasan serangan udara dari tentara Israel.
Tidak aku teruskan berita itu.Aku lebih penasaran dengan perkataannya.
"Saya merasa terpanggil pak.Saya punya kewajiban membantu mereka saudara-saudara kita.Kewajiban itu lebih terbebankan pada diri saya, karena saya masih mudah dan menjadi harapan agama.Walaupun hidup kita sederhana,tapi hidup kita lebih baik dari mereka.Saya ingin berangkat kesana pak,mak."
Istriku berhenti memijit pundak anaknya.Ia seketika tertunduk.Ia pasti terkejut mendengar keinginannya.Aku sendiri harus menarik napas penjang.Sudah sering kudengar banyak anak mudah yg berangkat ke Palestina untuk berjihad,tapi tidak pernah terkira anakku yg berkeinginan seperti itu.
Istriku mulai menangis dan memerah matanya."Kok kamu tidak bilang-bilang dahulu to Le?Tiba-tiba saja kamu pulang terus pamitan mau pergi jauh."
"saya tidak enak mak, jika memberitahu lewat telepon dulu sebelum pulang.Lebih baik kan menyampaikan langsung.Lagipula tidak mungkin saya memberitahukannya jauh-jauh hari, lha wong tragedy Palestina juga terulang begitu secara mendadak."
"Bukankah kamu seudah sering sedekah nyumbang tenaga dan harta kepada orang-orang sekitar Le?Kenapa kamu masih ingin kesana?Apakah yg kamu lakukan tidak cukup?"
Aku tau ini sungguh berat bagi istriku.Siapa yg tega melepaskan anak dibawah siraman hujan peluru dan gelegar ledakan granat?Siapa yg tega melepas anak menjemput kematian?apalagi Akhad putra kami satu-satunya.
"Mak, sebagai muslim siapa yg tidak ingin mati syahid?Bukankah tidak ada keinginan yg harus dimiliki muslim seperti kita selain mati di jalan Allah?Emak membesarkan anak,bukankah tujuannya agar saya menjadi manusia berguna?Inilah saatnya menunjukkan bahwa kehidupan saya tidak sia-sia Mak."Ucapan Ahmad meluncur begitu halusnya.
Kami terdiam beberapa jenak lamanya.Perkataannya benar-benar masuk kedalam hatiku.Pasti begit juga dengan istriku.
"Tapi Le..biarlah orang lain saja."
"Sudahlah mak,"sahutku memotong."Ini memang berat bagi kita.Namun ini memang jihad dan sebagai umat Islam kita harus menepatinya dengan ikhlas,Doakan saja agar anakmu selamat.Kita semua percaaya urip mung mampir ngombe(hidup hanya numpang minum).Ketika ada kesempatan kenapa tidak kita ambil untuk menyiapkan perbekalan?"Istriku terdiam.
"Lha kamu sendiri mau berangkat kapan?"tanyaku kepada Ahmad setelah menarik napas dalam-dalam.Begitu sesak mengucapkannya.
"InsyaAllah saya berangkat dua hari lagi."
Ya Allah,seperti biasa ia datang kapan saja dan pergipun secara tiba-tiba.Bahkan untuk kepergian yg penting inipun ia melakukan hal yg sama."Saya dan teman-teman akan bergabung dengan organisasi Solidaritas Palestina di ibukota.Kami sebagai dokter kemanusiaan yg rencananya akan ditempatkan dipengungsian.Jadi Emak dan Bapak tidak usah khawatir,karena saya tidak akan turun ke medan perang langsung."
"Mak, Lihat lho anakmu malah langsung mengamalkan ilmunya disana,"aku mencoba membahagiakan istriku.
"Ya sudah Le,siapkan apa yg kamu butuhkan."
"Rencananya disana kami akan satu bulan saja untuk sementara.InsyaAllah sepulangnya,saya akan menyiapkan perbekalan yg lebih memadai untuk pertolongan para pengungsi dan korban perang juga."

Dua hari berlalu begitu cepat,ketika orang yg dicintai bersama kita.Dua minggu berjalan merambat,ketika yg dicintai jauh dari sisi kita.Begitu juga kami,sudah dua minggu Ahmad pergi ke Palestina.Dia hanya sempat menelepon ketika baru datang di bandara Jordan.
Sejak kepergian Ahmad,istriku semakin larut dalam doa-doa demi keselamatan anaknya tercinta.Ya Allah,sungguh kasih sayang ibu sangat pantas Kau hadiahi surga dibawah telapak kakinya.
Pagi ini aku sempat kekota membeli beberapa barang keperluan dan tak lupa sebuah Koran.Aku ngeri melihat berita yg tertulis dikoran nasional.Hampir semua berita menyebutkan kekejaman dan pembantaian di Palestina semakin menggila saja.
Suara Indonesia, Kamis, 24 April 2002
Keadaan Palestina Semakin Gawat.
Israel bantai 100 Warga Palestina
Nablus (AFP/Rtr): Perdana Menteri Israel Ariel Sharon meningkatkan serangannya terhadap daerah-daerah Palestina, menjelang kedatangan Menlu AS Collin Powell ke Timur Tengah. Di Kamp pengungsi Jenin,Tepi Barat,lebih dari 100 warga Palestina dibantai serdadu Israel.
Di pengungsian?Masya Allah!Hatiku berdegup sangat kencang.Bagaimana kabar Ahmad?Di pengungsian mana ia berada?Dengan jantung yg semakin berdetak kencangaku melanjutkan membaca berita.
Pertempuran sengit antara militer Israel dan warga Palestina kemarin masih berlanjut di Nablus,Jenin,dan sekitar kamp-kamp pengungsi.Sementara itu,tank-tank dan serdadu Israel semakin luas mencaplok wilayah-wilayah Palestina di Tepi Barat.Mulai Qabatiya diutara sampai Yatta di selatan.Seluruh kota Palestina,kecuali Hebron dan Jericho,kini telah dikuasai kembali Israel.

Tidak ada.Tidak ada berita Ahmad disana.Ya Allah,lindungilah anak kami dan semua muslim Palestina dimanapun mereka berada.

Sampai dirumah aku segera buang berita Koran itu.Cukup aku yg gelisah menantikan Ahmad,tidak perlu merambah kepada istriku.
Genap sudah 1 bulan anak kami pergi.Namun tidak ada telepon satu kalipun sejak mampir itu.Maka semakin lengkaplah kegelisahanku.
Mungkin memang disana susah untuk berkomunikasi.Karena itu pantas jika Ahmad tidak bisa menelepon lagi,usahaku menenangkan diri.
Sampai suatu hari.
Pintu luar diketuk orang.Aku segera beranjak dari ruang tengah keruang depan membukakan pintu.Siapa siang panas-panas begini bertamu,pikirku.
"Assalamualaikum,"terdengar sapa begitu aku membukakan pintu.
"Ya Allah!Mak,ini anakmu datang!"teriakku kepada istriku yg ada dibelakang.
"Alhamdulillah Le.Kamu sehat-sehat saja!"pekikku gembira.Terima kasih Ya Allah,kegelisahanku tidak menjadi nyata.Istriku segera berlari terburu-buru kearah kami.
"Mak."Ahmad mencium tangan dan pipi emaknya.
"Ya Allah panjang umurmu Le.Tak rasani eh tiba-tiba saja kamu muncul."
Kami seperti mendapatkan kesegaran air sumber yg begitu dingin dan menghilangkan dahaga.Buah hati kami telah datang.Istriku menangis bahagia mengungkapkan syukurnya.Kami saling berpelukkan melepaskan rindu dan harap cemas seperti meluap begitu saja dari hatiku.Kami kemudian berjalan langsung masuk keruang tengah.
Istriku segera menyiapkan air minum dan sekalian makan siang.Wajahnya tampak bahagia.Ah,biasa itu seorang ibu.Selesai mengambilkan air putih dan sambil menunggu masakan selesai,seperti biasa tangannya akan bergerilya menyelusuri dan memijiti pundak anaknya.
"Ayo Le.Cerita gmn keadaan disana."aku melanjutkan lagi percakapan."Masya Allah!Pak,keadaan disana sangat sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata.Jasad manusia seakan-akan tidak ada harganya.Baik yg dengan sengaja ditembak maupun terkena peluru nyasar,tidak boleh diambil untuk dimakamkan selain dengan izin tentara Israel.Kekejaman mereka juga sangat tidak terkatakan.Sering mereka sengaja terlihat berfoto disamping mayat orang Palestina yg berhasil mereka bunuh.Melihat keadaan disana pantas saja jika para ulama mewajibkan kepada setiap muslim berjihad Pak Mak.Anak-anakpun tidak lepas dari sasaran para pembunuh itu.Semua yg kita lihat dan disampaikan diberita-berita itu,masih tidak seberapa dalam kenyataannya."
Ahmad terus bercerita tentang baktinya dan peristiwa yg dialaminya disana.Subhanallah,begitu mulia para Syuhada-Nya.Dan anakku..anakku lebih kurus,tapi cahaya ketaatan dan keikhlasan semakin terpancar dari wajahnya.Inikah yg disebut atsaris sujud itu?Ya Allah,golongkan kami kedalam golongan orang yg berhasil menjaga amanat-Mu.
"Karena melihat kesulitan yg ada disana itulah Mak,maka saya harus segera kembali.Kalau Mak dan Bapak izinkan,saya ingin pergi dua hari lagi."setelah Ahmad mengucapkan kata-kata itu,kami saling terdiam.Namun tiba-tiba istriku berkata,"Ya sudah Le.Jika memang itu yg kau pikir terbaik,Emak hanya bisa mendukung dan mendoakanmu."
Subhanallah,istriku begitu pasrah dan ikhlas kata-katanya.Ahmad sendiri mendadak berseri-seri wajahnya.Kami bahagia.Benar-benar bahagia.

Satu hari yg tersisa kami gunakan untuk benar-benar menumpahkan kerinduan.Kami merasakan keluarga ini sempurna.Semoga selalu dalam naungan rahmat-Nya.Kami saling bercerita tentang hal-hal yg dulu telah kami lewati.Kami membawa semua kenangan yg menyenangkan,maupun menyedihkan.
Dengan kebahagiaan ini kami semakin mensyukuri,ternyata kesedihan yg pernah kami rasakan tidak sebangding dengan kenestapaan warga Palestina.Kami saling menuangkan rindu,seakan-akan ini yg terkahir kali kami bertemu.Dilubuk hati kami paling dalam sama merasakan.ah,entah.
Waktupun berlalu begitu cepat ketika kita bersama orang-orang yg kita cintai.Hari ini didepan pintu,Ahmad sudah akan segera pergi kemedan Jihad,Palestina.Ia memeluk emaknya dengan erat dan menciumi pipinya.Keduanya saling bertangisan.
"Mak,kasih sayangmu tidak akan pernah terlupakan.Air susumu yg membuat saya hidup Mak.Dan doamu yg membawa saya kembali selamat.Mak,sekarang saya mohonkan kembali selamat.Mak,sekarang saya mohonkan keikhlasan untuk melepaskan kepergianku.Izinkan aku menyerahkan diriku yg satu-satunya ini kepada Allah.Jika anakmu ini mati,maka sama artinya Mak yg syahid.Bukankah tubuh saya ini adalah darahmu Mak?"
Mereka semakin erat berangkulan dengan air mata yg terus berjatuhan.Aku pun tidak bisa menahan air mata yg semakin deras.istriku menyeka air matanya."Aku bebaskan dirimu dari segala kewajibanmu terhadapku Le.Pergilah.Pergilah baktikan dirimu kepada Allah.Aku ikhlaskan dirimu mengabdi sepenuhnya kepada Allah,"ujarnya terbata-bata,sambil mengusap rambut Ahmad,dikecupnya keningnya."Pergilah Le.Semoga Allah selalu menyayangimu."
Ahmad berjalan kearahku.Dia mengecup tanganku.Air mata kami terus mengalir tak terbendung.Allah,sungguh indah kebahagiaan yg Kau berikan.
"Pak,saya minta maaf atas segala dosa yg pernah saya lakukan.Ampuni segala kesalahan anakmu ini."
"Ya Le.Iya.Aku sudah maafkan semua kesalahanmu.Pergilah.Pergilah berjuang dijalan Allah.Hanya doa yg bisa bapakmu ini berikan."
Aku kecup keningnya.Aku cium pipi anakku satu-satunya ini.Mungkin untuk yg terakhir kali.Kemudian pelan-pelan ia angkat semua perbekalannya yg harus dia bawa.Tas punggung warna hitam itu disampirkan di pundaknya.Dia sekali lagi menatap wajah kami,sementara air mata kami semakin deras mengalir.
Ahmad melangkah keluar dengan wajah yg tenang dan bahagia.Kami mengikutinya sampai lepas halaman.Angkutan kota berhenti tepat di depan kami.Sekali lagi Ahmad menyalami kami sebelum kemudia dia naik,dan angkutan mulai bergerak pelan hilang diujung jalan.Ya Allah,kupasrahkan kebahagiaan anak kami kepada-Mu.

Telepon rumah berdering tiba-tiba.Setengah berlari istriku masuk kerumah.Sempat terdengar salamnya sebelum kemudian tiba-tiba istriku menjerit.Aku segera masuk pula dan segera mengangkat gagang telepon yg terjatuh.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam.Pak,kami dari Solidaritas Palestina,menyampaikan berita bahwa kemarin telah terjadi pemboman salah sasaran oleh pasukan Amerika kebarak para pengungsi.Putra bapak,Ahmad Yassin yg menjadi dokter di pengungsian tersebut telah...Syahid!"
Ya Allah.Waktu terasa berhenti berputar saat itu.Aku tidak bisa berkata-kata lagi.Permintaan maaf dari suara di telepon, karena berita itu disampaikan tidak langsung menemui kami,tidak sempat aku tanggapi.
Artinya,anak kami memang belum pulang sejak dia pergi pertama kali,dan sungguh tidak akan kembali.kami pun sadar,Ahmad Yassin tadi bukan anak kami yg selama ini,entah malaikat entah siapa.Kami tahu,dia kini bahagia bersama yg dia cari dan cintai dalam hidupnya.Kami tahu,dia menantikan kami menyusulnya.Kami tahu..

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 10:09 PM.


no new posts