FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]() Pemerintah Komunis China Vonis Mati Aktivis Islam Senin, 12 November 2007 Pengadilan China menjatuhkan hukuman mati enam aktivis Muslim asal Uighur. Tuduhan �terorisme� dan sparatisme paling mudah dilakukan! Hidayatullah.com-- atau hukuman penjara seumur hidup terhadap enam aktivis Uighur atas tuduhan terorisme dan separatisme. Sebagaimana dikutip Kantor Berita Xinhua, keenam aktivis Muslim itu telah divonis oleh pengadilan setempat di Kashgar, provinsi Xinjiang, ujung barat China, karena mengatur dan memimpin kelompok-kelompok �teroris� dan membuat bahan peledak tanpa izin. Tuduhan seperti ini memang bukan hal baru. Semenjak kampanye �melawan teror� yang dikumandangkan Amerika, hampir pemerintahan berbagai Negara ikut-ikutan melakukannya. Dalam vonis itu, tiga dari mereka dijatuhi hukuman mati, sedangkan seorang lagi dihukum penjara seumur hidup. Mereka adalah para aktivis Muslim yang juga anggota Partai Islam Turkestan Timur. Kelompok-kelompok HAM mengatakan, pemerintah China sengala �menumpas� warga Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang dengan dalih memerangi �terorisme�. Sebagaimana diketahui, sekitar 15 persen populasi penduduk China adalah kaum Muslim. Sebelum ini, China telah mengeksekusi Ismail Semed, seorang anggota Partai Islam Turkestan Timur tahun 1999. Pemerintahan Komunis China memang tak hanya �kejam� terhadap Islam. Bahkan dengan Katolik pun melakukan hal yang sama. China juga dianggap sebagai Negara yang banyak mencatat masa kelam dunia Kristen. Di mana, dalam sejarah, setiap hari orang-orang Kristen dikejar-kejar dan diburu. Karena itu, sebagaian, hingga kini, dakwah Kristen masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan antara China bahkan pernah buruk dengan Vatikan sejak tahun 1951 ketika pemerintah negeri komunis tersebut mengusir duta besar Vatikan di Beijing. China pernah menolak mengakui otoritas Vatikan, begitu pula dengan Paus, atas umat Katolik di China. Karena itu, warga Kristen hanya boleh beribadah di gereja-gereja yang dikendalikan pemerintah. Hubungan mulai membaik ketika pemimpin Katolik Roma yang baru, Paus Benediktus XVI mengesahkan pengangkatan Pastor Joseph Li Shan sebagai Uskup Beijing. Sebelumnya, negeri Tirai Bambu itu tidak mau mengakui Katolik Roma meski pemeluk Katolik di sana kian meningkat. [afp/abcn/cha/www.hidayatullah.com] |
![]() |
|
|