FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Seringkali aku berkata,
ketika orang memuji milikku, bahwa sesungguhnya ini HANYA TITIPAN��. bahwa mobilku hanya titipanNya� bahwa rumahku hanyalah titipanNya� bahwa hartaku hanyalah titipanNya� bahwa putra putriku hanyalah titipanNya� Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, Mengapa Dia menitipkan padaku ? Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ? Dan kalau bukan milikku�.. Apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini? Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku? Mengapa hatiku justru terasa berat, Ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya? Ketika diminta kembali, Kusebut itu sebagai musibah� Kusebut itu sebagai ujian� Kusebut itu sebagai petaka� Kusebut itu dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah DERITA �� Ketika aku berdo'a�.. Kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku�.. Aku ingin lebih banyak harta�.. Aku ingin lebih banyak mobil�.. Aku ingin lebih banyak popularitas�.. Dan kutolak sakit�.. Kutolak kemiskinan, seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku�.. Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika: Aku rajin beribadah, maka selayaknya derita menjauh dariku, dan nikmat kerap menghampiriku�.. Kuperlakukan dia seolah mitra dagang, dan bukanlah kekasih�.. Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku��� Gusti�������. Padahal tiap hari kuucapkan, Hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah..... "Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja" Adalah ANUGERAH�������� (WS Rendra) Bagaimana menurut Kk" semuanya/? |
![]() |
|
|