Disturbing Behavior - 53/53 - Wicca

Pendeta

WICCA

Banyak anak remaja menganut agama tidak resmi, dan gelap yang bernamam Wicca. Iatilah ini menggambarkan bentuk-bentuk kepercayaan dan jalan hidup pribadi, tetapi tampaknya tidak seorangpun yang setuju sepenuhnya dengan pengertian Wiccan (penganut wicca) . Mayoritas penganutnya mengatkan bahwa kepercayaan itu adalah reinkarnasi dari agama tradisional bangsa Celtik kumo berkaitan dengan ritual penyembahan berhala, dan menyebutnya ajaran rohani yang "berdasarkan pada alam." Meskid emikian sebagian orang beranggapan Wicca adalah bagian dari ilmu sihir, kepercayaan itu tidak terlibat secara luas dalam mantra dan sihir tetapi lebih bersifat pemujaan pada lam dan ilihan pribadi terhadap agama tertentu. Wiccan menodai nama Kristus dengan berpendapat bahwa Dia hanyalah sseorang nabi yang baik.

Pertumbuhan yang pesat dari Wicca, yang adalah suatu nama modern atas apa yang secara tradisional disebut sebagai witchcraft atau praktek sihir, menimbulkan daya tarik tersendiri bagi anak remaja puteri. Orang Wiccan terobsesi pada kekuasaan, seperti yang terlihat pada pernyataan-pernyataanberikut: "Ada suatu nuansa sihir yang menguatkan pribadi dari Wicca yang dirasakan oleh anak-anak perempuan, kepercayaan ini 'memberi kekuatan kelomok-kelompok yang terkucilkan'." Anak-anak perempuan "mempraktekkan sihir untuk memperoleh kuasa lagi keberadaan mereka."

Wiccan yakin bahwa mereka tidak hanya mnyembah iblis, namun mereka percaya terhadap dewa dengan dua aspek: dewa dan dewi. Wiccan bersikap untuk tidak menghakimi dan tidak mau dihakimi dan untuk hidup damai dengan orang lain dengan mengabaikan segala perbedaan berbagai kepercayaan lain. Sebagian besar para Wiccan menyusun sendiri sistem kepercayaan mereka. Apapun yang mereka lakukan mereka anggap benar sepanjang tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.

Agama ini merintangi penyebaran kabar baik Injil Kristus. Selain mentalitas "jika merasa baik, lakukan saja" sebagian besar pemikiran Wicca adalah sifat Kristus yang sebenarnya, sebagian besar pemikiran Wicca adalah membela hak akum wanita. Dewi mereka, meski terkadang dianggap melambangkan alam, lebih berupa penegasan hak-hak kaum wanita. Salah satu argumentasi yang menentang anggapan adanya praktek kejahatan dari sihir adalah aspek feminisme pada kepercayaan tersebut terfokuskan pada "menyingkap semua konotasi gelap dari kata "witch" atau "penyihir wanita" dan memulihkan citranya dan bukan memakai anggapan kuno sebagai dukun sakti wanita."

Keseluruhan pola pikir dari Wicca didasarkan pada hasrat kepentingan diri sendiri untuk melakukan dan mempercayai apapun yang dipilih oleh penganutnya. Dengan sendirinya hal itu menjadi suatu fokus yang tragis teruutama jika menyusup ke dalam budaya kaum muda. Media massan telah menggagungkan praktek sihir dengan acara televisi yang populer seperti Sabrina, the Teenage Witch; Buffy the Vampire Slayer; dan Charmed. Penyihir remaja puteri dilukiskan sebagai "avatar yang penuh daya tarik, kesaktian dan gaya." Bahkan sebenarnya (pada waktu bab ini ditulis), Charmed mejadi pertunjukkan dengan rating keduapaling tinggidalam jaringan acara (WB) yang digemari di antara para penonton dari umur delapan belas hingga tiga puluh empat tahun. Acara itu menggambarkan penyihir-penyihir wanita yang cantik, menggairahkan, dan sakti. Media dengan aktif mempromosikan gaya hidup Wiccan melalui berbagai peran tersebut dan mendramatisir kekuatan supranatural mereka.

Wiccan membedakan sihir dari satanisme (penyembah setan) melalui ajaran bahwa mereka tidak percaya pada iblis, oleh karena itu mereka bukanlah penyembah setan. Wicca diyakini penganutnya sebagai sutau agama yang tidak berdosa, ramah-terhadap alam dan tidak berbahaya, bahkan sederhanan. Wiccan mengenakan pentagram (gambar bintang segi lima) pada berbagai properti sekolah sebagai wujud ungkapan religius mereka. Dengan kata lain, Wicca berusaha keras agar secara budaya diterima, sehingga menyebabkan pertumbuhan praktek sihir yang luar biasa pesat di antara remaja.

Wiccan bahkan menganggap diri mereka orang kristen karena rasa hormat mereka terhadap Yesus dan kesamaan antara pandangan mereka dengan pandangan orang Kristen liberal. Mereka menolak sebagian besar isi Alkitab dengan alasan adanya kekerasan dalam beberapa kisah yang mereka anggap bertolak-belakang dengan konsep tentang Tuhan yang Mahakasih dan peduli yang menurut mereka juga mereka sembah.

Sistem kepercayaan Wiccan menanamkan kebingungan dan doktrin sesat ke dalam pemikiran yang mulai berkembang dari kaum muda, mengakibatkan mereka menjadi lebih sulit untuk dijangkau kembali. Para Wiccan menjadi sangat bergantung pada apa yang mereka yakini sebagai kebenaran sehingga mereka tidak dapat memahami Kebenaran yang sesungguhnya. Kapanpun pemikiranmanusia membenarkan kepalsuan bahkan yang paling tidak asuk akal, hal itu menjadi suatu penyakit yang hampir-hampir tak dapat disembuhkan.

Hal ini menodai agama dan menentang Kekristenan. Komponen paling tragis dari keseluruhan isu ini adalah ada banyak orang Kristen alkitabiah sehingga tidak siap memasuki pertempuran melawan berbagai konsep keliru yang terus berkembang berkaitan dengan kuasa Firman Tuhan.

Wicca berada dalam posisi yang benar-benar menentang kebenaran alkitabiah. Galatia 5:20 menyatakan sihir sebagai salah satu "tindakan yang penuh dosa" dan "barangsiapa yang melakukan hal-hal yang demikian, ia sangat tegas mennetang sihir seperti seperti yang tertulis dalam Perjanjian Lama sebagai dosa yang diganjar dengan kematian. Keluaran 22:18 menyatakan dengan sederhanan namun tegas, "Seorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup." Ulangan 18:10-12 berkata, "Diantramu janganlah di dapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi pemantera,s eorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang petenung ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN."

Pertama kita harus memahami tren yang ada di kalangan remaja dalam mencari hal-hal kebatinan. Sihir menarik perhatian anak remaja, terutama yang merasa dikucilkan oleh masyarakat, dan anak-anak seperti inilah sasaran yang sangat tepat untuk kita jangkau dalam penginjilan kita. Sebab anak-anak dan remaja puteri yangd emikian tengah mencari "kuasa" untuk memperkkuat jati diri mereka, dan kita perlu menyediakan tempat-tempat aman dalam gereja kita, sehingga mereka merasa diterima atau dikasihi. Sehingga mereka tidak mengalami dorongan yang semakin kuat untuk menenrima kuasa palsu yang ditawarkan oleh sihir. Kita juga harus siap menyerang kepalsuan iblis dan menebarkan terang kebenaran Tuhan. Kita perlu menyingkapkan apa sebenarnya Wicca itu: suatu kejadian di hadapan Tuhan Yang Mahakudus, suatu agama yang sesat, dan perwujudan dari pemujaan pada setan dan penyembahan berhala. Akhirnya, pesan kita harus jelas; bahwa semua wujud sihir, seperti kartu tarot, primbon, paranormal, atau bentuk okultisme apapun tidak boleh menjadi bagian dari Firman yang kita sampaikan.

Satu-satunya jalan keluar terhadap isu agama sesat adalah melalui pemahaman yang tepat mengenai kebenaran Tuhan. Praa Wiccan mempunyai gagasan-gagasan, perkiraan dan dugaan mengenai isu-isu kerohanian yang sesat. Mereka membaca Kitab-kitab Suci tetapi sangta keliru dalam memahami apa yang Tuhan Firmankan melaui Alkitab. Mereka mencoba untuk menyelaraskan antara pa yang Alkitab ajarkan dngan ajaran agama dan sistem moral mereka sendiri.

Penerimaan adalah dasar dari idealisme para Wiccan. Materi tulisan dalam agama Wiccan membandingkan antar Wiccan dan Kekristenan, seolah-olah para penganutnya mencoba untuk membenarkan diri mereka. Jika orang Kristen lebih awal mendekati anak remaja dengan kasih dan penerimaan, mereka akan meiliki peluang yang lebih besar untuk menjangkau dan mengarahkan mereka pada kebenaran Tuhan Yesus Kristus.

Terkait:

Menu