FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Kebodohan dalam menjapa mantra ?
Menjapa mantra kadang kala ditertawakan oleh umat lain, apa baca mantera bisa selesaikan masalah begitu katanya dan sering disebut kebodohan jika itu diluar umat buddha harap dimaklum, jika umat buddha sungguh harus dikasihani karena belum mengenal dharma buddha yang sejati. tulisan ini juga tidak bermaksud mencemooh umat buddha lain atau menanam kebencian/memancing polemik perdebatan hanya berharap dapat membuka sedikit pikiran anda sekalian hilangkan semua rasa sirik, tidak senang dan kebencian dalam hati baru bisa maju dalam pelatihan anda. Ok berikut adalah kisah nyata dalam penjapaan mantra Padmasambava yang disusun dan dikumpulkan lien hua shian: Zhangqinglamu Menurut penuturan Jiaqv Lhama di Sershui Rdzong - Sichuan, ada seorang sadhaka yang bernama Zhangqinglamu, seumur hidupnya melafal mantra Padmasambhava Guru "Om A Hum Vajra Guru Padma Siddhi Hum Hrih" sebanyak ratusan juta kali, akhirnya merealisasikan tubuh cahaya tanpa sisa. source ?Catatan para Siddha Rainbow Body? Dokter Jinluo Di sebuah vihara di Sertar , ada dokter bernama Jinluo, dia selalu tekun melafal doa permohonan pada Padmaguru dan melafal mantra Padmaguru, pada tahun 1961 dia meninggal dunia dan setelah dikremasi, muncullah berbagai fenomena keagungan, dari sisa sisa pembakaran tubuhnya ditemukan sarira yang kokoh dan membentuk Bhaisajyaguru Buddha, Sakyamuni Buddha dan Vajrasattva, banyak orang yang dulunya pernah memfitnah dan menjelek-jelekkan dia sekarang menyatakan bertobat. Source : ?Catatan Siddha Rainbow Body? Acarya Zhongwa Acarya Zhongwa adalah orang yang tinggal di Zhongwa - Rta'u Rdzong. Di saat usia muda beliau pernah pergi Berdharmayatra ke India, namun di perjalanan bertemu dengan perampok, secara tidak sengaja (dalam perlawanan sengit mempertahankan diri) dia membunuh perampok tersebut, ini membuatnya sangat menyesal dan timbul rasa muak kepada lahir dan mati, kemudian beliau kembali ke kampong halaman dan hidup bertapa di sebuah gua. Beliau hanya pernah mendengarkan Naskah Tuntunan Mahaparipurna sekali saja, namun hal ini membangkitkan keyakinan yang kokoh kepada Padmasambhava Guru, oleh karena itulah dalam pertapaannya beliau hanya fokus kepada penekunan japa mantra Gurupadma dan Syair Permohonan Adhistana dari Padmaguru. Beliau bertapa di dalam gua di sebuah gunung selama 30 tahun, total telah menjapa mantra Padmasambhava Guru sebanyak satu milyar tiga ratus juta kali. Di usia tuanya, beliau gemar membuat pil amrta untuk dibagikan kepada para rakyat di daerah sekitar tempat pertapaannya, sehingg bila ada orang yang sakit pasti menghadap beliau untuk memohon pil amrta, tanpa melalui pengobatan dokter, tidak ada satupun yang tidak tersembuhkan. Pada tahun 1950 an saat dia Prinirvana, jasadnya mengecil sampai dua pertiga, sedangkan japamala yang digunakannya untuk japa mantra diwariskan kepada Buddha Hidup Longduo, setelah Buddha Hidup menggunakannya juga untuk melafalkan mantra Padmasambha seratus juta kali, kemudian membagi-bagi butirannya dan mewariskan kepada siswa-siswanya. source : ?Catatan Siddha Rainbow Body? Alam Yang Berseru ![]() Di dekat sebuah Pusat Studi Buddhisme (Mingzhu) di Lithang Rdzong, ada sebuah gunung, dulu ada seorang sadhaka yang menekuni panjapaan mantra Padmasambhava di dalam gua, setelah menyelesaikan total panjapaan lebih dari satu milyar , dia mencapai keberhasilan. Di samping gua tempatnya melakukan penjapaan ada sebuah sumber yang mengalir ke bawah, oleh karena adhistananya, maka aliran air itu pun menghasilkan suara : "Om A Hum Vajra Guru Padma Siddhi Hum Hrih." ! Source : ?diskusi pelita terang - Apakah itu "Yidam"?? "Benzaguru zhutou" Pada Mei 2006 di tempat suci Padmasambhava di Bhutan, ada seorang sadhaka buta yang mengetahui saat saat kematiannya, saat itu beliau duduk dalam posisi Vajrasana kemudian memasuki Parinirvana dengan penuh ketenteraman ! Siddha ini berkewarganegaraan Bhutan, semasa hidupnya dia dipanggil dengan sbeutan "zhutou" yang bermakna "Orang yang memperoleh siddhi." Karena yang arya ini memperoleh pembebasan dan siddhi dari pelafalan mantra Padmasambhava, orang juga menjulukinya sebagai "Benzaguru zhutou" , yang berarti "Siddha Mantra Padmasambhava." Siddha yang berpenampilan luar tampak biasa dan kotor ini, dalam dirinya sungguh ajaib dan leluasa. "Benzaguru Zhutou" tampil dalam rupa seorang pengemis buta yang mengembara di sekitar Bhutan. Kemudian atas kemurahan Acarya Ogyen dan Changchub Dorje Rinpoche dari Vihara Tantramantravijayayanaprabha di Bhutan , Siddha ini dibawa kedalam vihara untuk dirawat serta dihormati sebagai ladang pahala (orang suci yang patut dihormati dan diberi persembahan), sehingga sepuluh tahun terakhir hidup Siddha ini dapat dilalui dengan lebih baik (lebih baik di mata orang awam, sebab dalam kondisi apapun batin Siddha ini selalu dalam keadaan baik). Kebutaan yang dialami oleh Benzaguruzhutou ini bukan sejak lahir, kebutaan itu disebabkan serangan ilmu hitam dari musuhnya (serangan saat masih muda) . Sebelum beliau mengalami kebutaan, beliau hanyalah seorang petani biasa yang menganut kepercayaan tradisi, sama sekali tidak mengenal Guru Padmasambhava, bahkan karena pandangan salah dan ketidak tahuannya, beliau pernah menjelek jelekkan Padmasambhava. Demi mengembalikan pengelihatannya, beliau berobat kebanyak dokter, tapi hasilnya nihil. Maka beliau minta saran dari orang-orang bijaksana dan teman-teman yang baik, apa yang harus dilakukannya supaya pengelihatannya bisa kembali ? Akhirnya beliau menuruti nasehat seorang bijaksanawan untuk melafalkan mantra Padmasambhava sebagai satu-satunya sadhana, yang kemudian menghasilkan pencapaian yang sungguh mengagetkan orang ! Setelah Zhutou mulai menekuni mantra Padmasambhava, keyakinannya terhadap Padmasambhava semakin mantap ; Oleh karena kedua matanya mengalami kebutaan, maka baginya siang dan malam tiada berbeda, siang-malam beliau terus tekun melakukan japa. Saat penjapaannya genap seratus juta kali, roda mantra yang selalu dibawanya untuk diputar sambil melakukan japa, secara ajaib menghasilkan amrta. Bahan yang terdapat di dalam roda mantra adalah kertas kering yang digulung, tidak mungkin bisa mengalirkan air, namun ini terjadi . namun Benzaguru Zhutou tetap tekun menjapa dan melafal doa pada Padmasambhava. Kemudian, setelah penjapaan genap tiga ratus juta kali, beliau memperoleh vyakarana dari Padmasambhava. Sungguh keberhasilan yang tak terperikan. Padmasambhava mengatakan : "Jika engkau masih berkenan untuk menetap di dunia, maka tujuh tahun lagi, mata Anda akan kembali normal." "Sebab dari kebutaan Anda adalah buah dari keyakinan salah dan perbuatan Anda memfitnah Suciwan dan Dharma. Ini menyebabkan perubahan karma dan petaka (perbuatan jahat yang menyebabkan mandulnya karma baik dan bertumbuhnya karma buruk), oleh karena itulah sampai saat ini Anda masih belum dapat melihat." Padmasambhava memberikan petunjuk padanya supaya membuat sebuah mahkota Dharma yang khusus. Maka tanpa bantuan siapapun, Zhutou yang buta ini membuat sebuah mahkota seusai dengan petunjuk dari Padmasambhava. Walau beliau telah memperoleh keberhasilan yang demikian, namun karena penampilan luarnya masih seorang gelandangan buta, maka tidak ada siapapun yang sudi merawatnya. Sehingga beliau terus berkelanan di daerah Bhutan, orang-orang menyebutnya : "Lhama yang Menjapa Mantra Padmasambhava" Benzaguruzhutou sendiri mempunyai sebuah sadhana yang hanya diketahui oleh beliau sendiri merupakan sadhana rahasya tolak bala yang diajarkan langsung oleh Padmasambhava, dapat dengan segera menyingkirkan malapetaka dan penyakit berat. Benzaguruzhutou terlebih dahulu membuat sebuah torma, kemudian beliau melakukan serangkaian tata ritual penjapaan, kemudian beliau menelanjangi dirinya sendiri, berjalan menuju ke jalan berbentuk trisula di dekat tempat tinggalnya, untuk meletakkan torma. Ritualnya ini sungguh membuat orang-orang menjadi takjub, banyak orang yang sakit parah menjadi tersembuhkan, asalkan Benzaguruzhutou sendiri yang turun tangan melakukan sadhana ini. ! Selain itu, beliau mampu membantu orang menyelesaikan banyak masalah. Cara yang dipakainya sungguh spesial, beliau sama sekali tidak membutuhkan piranti-piranti untuk menganalisa nasib, juga tidak perlu melakukan ritual yang kompleks, beliau mampu langsung mentehaui maksud kedatangan si pemohon, bahkan beliau mampu mengungkapkan masalah yang hendak ditanyakan- kondisi tempat tinggal dan berbagai hal yang bisa terjadi, bahkan lagi beliau mampu mengetahui isi hati atau perasaan si pemohon. Dari sini dapat kita ketahui anugerah kemampuan untuk membaca pikiran orang yang diberikan oleh Padmasambahav kepadanya. Setelah beliau memperoleh keberhasilan rahasya ini, Benzaguruzhutou tidak ada usaha untuk membuat taraf hidupnya menjadi lebih baik, malahan kemiskinannya ini dianggap sebagai sbuah kebebasan tanpa rintangan. Siang malam beliau terus memanjatkan puji pujian pada Padmasambhava, menjapa mantra hati Padmasambhava, semasa hidup beliau total telah menjapa lebih dari enam ratus juta kali mantra hati Padmasambhava. Beliau sama sekali tidak mirip orang sekarang yang suka menggembar gemborkan kesaksian spiritual , kemampuan diri sendiri ataupun betapa berbaktinya dan totalnya penyerahan kepada Buddha Yang Esa. Benzaguruzhutou hanya terus berkarya menolong insan yang berjodoh dengan beliau. Walau beliau adalah seorang siddha, namun Beliau sama sekali tidak merubah penampilan luarnya, beliau tidak berdandan bagaikan seorang rohaniawan suci, beliau tetap tampil bagaikan seorang pengemis . Walau beliau telah ditampung hidup di dalam vihara utama, namun beliau hanya mau tinggal di sebuah sudut yang sederhana di area vihara tersebut, yang mana kamarnya beliau tata sendiri dengan seadanya, bantal dan selimutpun beliau pilih yang sudah usang. Dalam hal makan pun beliau tidak membutuhkan peralatan makan, bagaikan yogi masa lampau , beliau makan dengan kapala sebagai wadahnya. Selain menerima makanan dan pakaian persembahan dari orang lain, namun bila orang lain menyumbangkan pakaian yang indah, makanan mewah dan bahkan uang, maka beliau akan menjapa mantra dan meniup hawa suci ke benda tersebut kemudian mengemnalikannya kepada si pemberi serta berpesan supaya tidak terlalu memboroskannya, perhiasan yang dipersembahkan akan dikembalikan setelah diadhistana dan berpesan supaya si pemberi menyimpannya sebagai benda manggalam. Benzaguruzhutou hanya membaktikan hidupnya murni untuk Padmasambhava Yang Esa. Tujuh hari sebelum Parinirvana nya, Benzaguruzhutou memberitahu kepada Acarya Ogyen, "Aku akan meninggalkan dunia fana ini untuk pergi bertemu dengan Padmaguru!" Saat itu Acarya Ogyen mengiranya sedang bergurau dan tidak mempedulikannya. Kemudian Benzaguruzhutou mengatakan : "Acarya Ogyen tidak mempunyai kemampuan untuk menjadi tuan atas hidup dan mati dirinya sendiri, namun Aku mampu! Oleh karena itulah Acarya Ogyen tidak memahami apa yang aku katakan." "Tiada kematian bagi Dharmakaya Yang Esa, oleh karena Aku telah merealisasikan Dharmakaya, maka sebenarnya juga tiada kematian yang patut dibahas." Bahkan Benzaguruzhutou yang buta huruf dan sama sekali tidak pernah mebaca kitab sutra mampu memberikan Dharmadesana Mahaparipurnatantra. Tujuh hari kemudian, sungguh Benzaguruzhutou duduk dengan posisi vajrasana dan memasuki Parinirvana. Saat itu juga terjadi banyak gempa bumi ringan, bagaikan luapan perasaan Ibu Pertiwi yang penuh kesedihan karena kepergian seorang Siddha Agung, sekaligus bersuka cita karena hendak menyerap kembali tubuh jasmani nan suci yang dipinjamkan Nya kepada Sang Siddha. Seorang Siddha Agung yang memiliki realisasi sejati, dengan penuh ketenangan meninggalkan dunia ini. Setelah tersiarnya kabar Parinirvana ini, sekitar tiga ribu umat yang datang dari berbagai penjuru turut hadir. Pada dasarnya Bhutan merupakan salah satu Daerah Suci dari Padmasambhava, ternyata pada jaman ini mampu melahirkan seorang Siddha Agung yang tampil dalam rupa orang buta. Hal ini menambah keyakinan para umat kepada Padmasambhava da Hyang Triratna. Tiap hari setelah kepergian Sang Siddha, pada pagi hari di angkasa tepat di atas jenazah suci disemayamkan terdapat tiga ekor burung yang terbang dan mengitarinya tiga kali. Orang-orang mengatakan itu adalah manifestasi Dakini yang datang meberikan sujudnya. Setelah waktu dihitung, orang-orang menyadari bahwa Parinirvana dari Benzaguruzhutou ini adalah tepat dengan saat yang dikatakan oleh Padmasambhava kepadannya bahwa tujuh tahun lagi kemampuan melihat beliau akan pulih. Karena benar pada saat itu beliau tidak akan terhalangi lagi oleh tubuh jasmaninya, dan beliau bebas menuju ke Tanah Suci uddiyana untuk melihat darshan suci Padmasambhava. Meskipun banyak kesaksian orang-orang yang penuh bhakti dalam menjapa nama Agung, namun di jaman penuh kekeruhan ini, yang mampu menyamai pencapaian Benzaguruzhutou sungguh telah langka ! Ada 3 pencapaian keberhasilan didalam melatih sadhana tantra yaitu keberhasilan 1. menjapa mantra 2. memasuki meditasi 3. puja api homa. dari ketiga itu sebaiknya kita harus mulai melatih dari yang pertama yaitu menjapa mantera sampai kontak bathin. menjapa satu nama buddha dan menjapa satu mantra pilihan ada ditangan anda dan jangan lupa minta abhiseka untuk contoh : nama Buddha "namo Amitofo" dengan mantera "om guru lien seng siti hum" nama bodhisatva "Namo Kwan se yin Pusat" dengan mantera " Om mani pad me Hum" atau "lipo lipo thi ciuho-ciuho ti tolo niti niho loti piliniti moho ciati cengling cienti soha" Mahaguru sendiri pertama kali memulai dengan menjapa mantera 7 buddha untuk menghilangkan karma buruk. om mani pad me hum. |
![]() |
|
|